1. The Old Man

1.3K 153 10
                                        

1.

Hinata melihat keluar dari  jendela SUV dan melihat pepohonan, ketika dia tidak bisa lagi melihat karena kecepatan mobil membuat pepohonan buram, dia menatap lurus ke jalan. Dia memusatkan perhatiannya pada satu pohon yang berada pada jarak yang jauh di depannya dan kecepatan mobil akan membuatnya tenggelam dalam masa lalu.

Seperti penyihir yang bisa melihat masa depan dan masa lalu dari kuali sihirnya, pikir Hinata. Mungkin itu hanya fantasi, tapi hidup terkadang seperti itu. Kita merasakan masa depan jauh dari dalam alam bawah sadar kita dan kita terlalu sibuk untuk memahaminya, sehingga waktu hanya sekedar berjalan dan berlalu begitu saja. Begitu pula dengan masa lalu.

Mungkin hari ini Hinata juga tidak bisa merasakannya, tapi nanti pasti terjadi. Namun, tidak hari ini. Hari ini Hinata dalam perjalanan pulang setelah kelelahan mencari kastil yang cocok untuk proses syuting iklan perusahannya. Mobil meluncur di jalan dua jalur beraspal melalui bukit berhutan Blackwood.

“Menikmati pemandangan?” Hinata menoleh, melihat Naruto tersenyum dengan pandangan mata masih terjaga lurus ke dapan.

“Sedikit, tapi aku tidak sabar untuk sampai.” Hinata melihat lagi pohon-pohon yang menjadi kabur, lalu mengernyit, “Aku sedikit takut dengan hutan.”

“Well,” sahut Naruto “Blackwood memang terkenal dengan satwa liarnya yang buas, seperti Harimau atau ular, tapi kita berada jauh dari tengah-tengah hutan Hinata, hewan-hewan itu tidak akan mengganggu kita.”

“Jika hanya itu yang menghuni hutan aku tidak akan takut,” Hinata berbisik “Aku benci pengganggu lain seperti hantu.” Naruto tergelak, dia melihat wajah takut Hinata dan tertawa.

“Astaga, di umur dua puluh tujuh tahun kau masih percaya dengan hantu?”

“Jangan menertawakanku Naruto-kun, aku yakin mereka itu ada.”

Naruto meredam tawanya lalu kembali fokus pada kemudi, “Jika mereka benar-benar ada, aku harap mereka tidak mengagetkan kita dengan tiba-tiba muncul di depan mobil dan membuatku turun karena mengira itu seseorang dan aku akan dihantui seumur hidup.” Katanya geli.
Hinata mendengus karena Naruto berakhir dengan menggodanya, “ Kau tahu, aku lebih masuk akal daripada pramugari yang kutemui di pesawat kemarin malam, setidaknya hantu mempunyai definisi yang jelas dan bukan omong kosong seperti legenda.”

Naruto mengangkat satu alisnya, “Definisi?"

“Ya.”

“Jadi, apa definisi dari hantu?”

“Hantu secara umum bisa dikatakan adalah roh atau arwah yang meninggalkan badan karena kematian, mereka tidak mempunyai fisik, tidak menapak di tanah dan bisa menghilang, terkadang mereka juga berwajah seram. Sumber: Aku sendiri.”

Naruto tidak bisa menahan dirinya untuk tidak kembali tertawa, bahunya bergetar, lalu tanpa ia sadari, tawanya telah meletup keluar bagai sampanye yang dibuka setelah dikocok.

“Tertawa saja sepuasmu,” kata Hinata kesal.

“Apa kau Hinatapedia? Pemikiranmu bagus sekali.” Naruto berusaha meredakan tawanya, tapi tahu jika bibirnya masih bergetar. Hinata tidak menjawab, pipinya telah menggembung dan kedua tangannya telah terlipat di depan dada, menyuarakan kemarahan.

“Ok, ok, aku minta maaf,”Naruto menoleh sebentar pada Hinata “Tapi ini masih sore Hinata, dan aku ada di sampingmu, tidak akan ada yang mengganggumu selama aku berada di sampingmu.”

Rona merah menjalar di pipi Hinata dan hilang dalam sekejab, “Pernyataan seorang kekasih yang bagus.” Kata Hinata bijak, membuat Naruto tersenyum.

BEHIND LEAVESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang