-4-

46 19 1
                                    

"jalan ke mana ra?" tanya remi sembari memberikan helm kepada heira.

"gatau" balas heira singkat.

remi terdiam diikuti heira yang sudah duduk di jok belakang kendaraan

'kok ga jalan' fikir heira

baru saja heira ingin menegur, kendaraan sudah berkelana dengan tempo yang lumayan cepat

"mi, kalau mau mati ga usah ngajak gue ya" teriak heira yang mungkin saja tak terdengar oleh remi.

tanpa disadari, mereka telah sampai di sebuah cafe yang cukup ramai oleh pengunjung.

sama sama memilih untuk duduk dipojokan agar tak menjadi sorot mata pengunjung cafe yang bisa saja mengenali mereka dan membawa berita ke SMA Kingsworth, Heira mengekor Remi sambil menghindari tatapan beberapa pengunjung.

remi duduk menghadap pengunjung dengan heira yang menghadap tembok

"pesan apa ra?" tanya remi sambil membolak balik menu

"apa aja yang penting kenyang" jawab heira sambil berpura pura melakukan aktivitas di handphonenya

'awkward banget anjir' -heira

"kok ngajak jalan rem. ada yang mau dibahas?" tanya heira memecah keheningan

remi menggaruk tengkuknya yang tak gatal "gimana ya ngomongnya"

mendengar lawan bicaranya sedikit kesulitan mengungkapkan tujuan mereka berada dicafe, heira mengunci handphonenya dan memfokuskan diri pada remi

"gapapa. bilang aja"

menarik nafas panjang, remi berujar cepat "gue suka lo"

●●______●●______●●

bosan menatap layar laptopnya, heira memegang handphonenya. berfikir keras untuk menyalakan handphonenya

"udah ah. siapa tau ada kabar penting" katanya sambil menekan lama tombol power

setelah handphonenya hidup tak lama bunyi chat whatsapp masuk tanpa henti hampir 1 menit lamanya.

mendengar notifikasi whatsapp yang heira tau persis dari siapa pesan itu berasal melukis senyum simpul diwajahnya.

menahan diri agar tidak terlalu cepat membaca dan membalas pesan, heira memilih kedapur untuk mengambil beberapa snack dan minum.

sembari menuang air ke gelas, heira tak henti hentinya menyunggingkan ujung bibirnya.

"kesetanan lu" tegur abang Heira yang menunggu antrian untuk mengisi air

mendengar interupsi dari kakaknya, heira bergegas masuk ke kamarnya tanpa mengisi penuh gelas.

setelah menegak air minum yang telah diisinya, heira mengatur nafas dan membuka handphonenya dengan gugup.

heira tertegun.

"aku sayang kamu, Heira"

kira kira begitulah isi pesan terakhir Daren dari 99+ pesannya di Whatsapp Heira.

lagi lagi Heira mengatur nafasnya, bersiap untuk hal yang bisa saja membuat dia tersipu malu atau bahkan menangis tersedu sedu

tap

jempol Heira menekan roomchatnya dengan Daren.

●●______●●______●●

Layaknya kebiasaan gadis remaja, Heira mengumbar kisah percintaannya kepada sahabat karibnya; Rahel dan Sophia

Antusias bercerita, heira bahkan tak sadar soto lamongan yang dipesannya sudah menjadi dingin.

"pilih yang mana ra?" tanya Sophia yang sudah tau pasti jawaban sahabatnya.

"ga dua duanya" heira menatap kedua temannya "HAHAHA"

Rahel dan Sophia menatap datar Heira, mungkin mereka menganggap sifat sahabatnya satu ini sedikit keterlaluan.

"Jahat banget ya?"

"IYA" Jawab Rahel lalu menyeruput teh es nya sampai habis

"emang ga suka dua duanya, Ra?" tanya Sophia meyakinkan Heira perihal perasaannya

"suka kok. tapi ada beberapa hal yang ga bisa dipaksa"

heira memasang muka masam

"yang satu beda agama, yang satu keliatan ga seriusnya"

Kedua temannya terdiam, mereka tahu persis perasaan Heira terhadap Daren dan mereka tau betul bahwa Heira juga mencoba membuka hati untuk Remi.

Heira pun tau betul jika melanjutkan kisahnya dengan Daren akan berakhir pisah dan jika meneruskan dengan Remi dia akan menjadi wanita jahat di depan sahabatnya.

Dimata Heira, sosok Daren adalah lelaki impiannya, kecuali-- agamanya. Tak dapat dipungkiri, Heira selalu jatuh cinta berkali kali dengan sifat alami Daren, bahkan gelak tawanya pun dapat membuat Heira tak karuan rasa.

Berawal dari candaan Daren untuk pindah agama, hingga drama persahabatan 5 sekawan ini yang berlangsung hampir 3 tahun lamanya. Siapa yang tahu bahwa banyak lika liku percintaan selama 3 tahun pertemanan mereka.

Beberapa kali Heira melabuhkan cintanya selama 3 tahun belakangan, namun selalu kembali ke Daren; cinta pertamanya semasa SMA.

"udah ah Ra. Gausah cinta cintaan lagi" ucap Sophia memecah keheningan diiringi anggukan Rahel

Nampak berfikir, Heira menatap serius kedua sahabatnya

"Kalau gue yang pindah agama aja gimana?" tanya Heira spontan

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EUPHORIA🌈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang