2. Permulaan

20 4 6
                                    

ANNYEONG!

maaf gaes kemaren ga update:( jadi sebagai gantinya updatenya hari ini :)

Happy Reading<3



"J-jun adalah namanya."

Seketika kelas menjadi ribut. Mereka begitu antusias saat mendengar nama Jun tersebut. Tidak hanya itu, mereka sampai mencari akun sosial media Jun hanya sekedar melihat postingan-postingannya. Beberapa gadis merapat lalu berkumpul pada satu tempat. Tempat yang letaknya empat jarak dari meja depan. Persisnya ditengah. Disitulah mereka berkumpul dan saling mencari tahu tentang perihal Jun.

Bel berbunyi 5 menit yang lalu. Tidak ada yang menyadarinya karena seisi kelas yang begitu heboh hanya karena nama Jun yang sudah mereka ketahui. Hari senin. Secara jadwal, biasanya kelas akan mendapat jam kewalikelasan. Menyampaikan perihal kebersihan kelas dan lainnya. Itupun dengan tambahan bayaran kas yang selalu ditagih setiap bulannya. Hanya saja berbeda jika wali kelas akan mengumumkan informasi terbaru.

"Hei! Hei! Kalian tidak tahu malu. Astagfirullah, Bagaimana jika guru lain melihat kalian yang sulit diatur." Pak Husein. Wali kelas kami yang sangat terkejut karena mendapati murid-muridnya berkerumun.

Kerumunan itu hilang. Orang-orang yang penasaran kini mengurungkan niatnya daripada mendapat risiko hukuman. Mereka kembali pada meja mereka masing-masing. Untunglah Joe tidak berbagi meja dengan salah satu dari kelompok tersebut. Joe hanya sendiri. Teman sebangkunya—Jimin tidak hadir hari ini. Joe sudah mendapat pesan darinya. Demam katanya. Mungkin Joe akan menjenguknya sepulang sekolah.

"Ya ampun, sudah berapa kali bapak tegaskan. Jangan seperti tadi. Seharusnya kalian malu jika guru lain melihatnya. Apa yang kalian lakukan?"

Pak Husein menempelkan tangannya. Berkacak pinggang. Sesekali Ia menggeleng lalu beristighfar saat mengingat kembali murid-muridnya. Sudah hampir dua bulan Pak Husein mengajar mereka. Rasanya, Pak Husein tidak mampu menanggulangi masalah-masalah yang mereka perbuat.

"Bapak tanya, apa yang kalian lakukan?!" Perasaanya memuncak. Pak Husein menahan sekuat mungkin amarahnya.

Tidak seorang pun berani menatapnya. Seisi kelas tertunduk. Tidak hanya satu atau dua, ini sudah ke-lima kalinya mereka membuat pria yang mulai menua tersebut naik darah. Pagi yang buruk baginya. Pak Husein harus menyampaikan informasi baru yang akan segera ia umumkan. Tangannya beralih, memijit pelan pelipisnya.

"Baiklah, bapak memaafkan kalian. Ada berita baru yang harus bapak sampaikan. Kelas kalian akan kedatangan murid baru. Bersikap baiklah dengannya." Lanjut Pak Husein lalu meminta murid baru tersebut untuk segera memasuki kelas dan memperkenalkan dirinya.

Rupanya Jun.

Tidak hanya Joe, tetapi semua penghuni kelas menatap tak percaya saat Jun berjalan memasuki kelas mereka. Tertegun beberapa saat. Joe rasa kedatangan Jun akan menjadi hal buruk baginya.

"Jadi, ini Jun. Tampilannya sedikit berbeda karena Jun baru kembali dari kampungnya. Jangan menilai dari sisi luarnya. Jun anak yang baik. Maka kalian harus memperlakukannya dengan baik pula. Baiklah, Jun. Bapak persilahkan dirimu untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu."

"Annyeonghaseyo. Selamat pagi, apa kabar? Aku Jeon Jungkook dari Korea Selatan. Dimana tempat idola kalian berada. Sebelumnya, aku minta maaf karena bajuku yang tidak sesuai peraturan disini. Sekolah lamaku membiarkan muridnya memakai setelan bebas. Jadi, mohon di maklumi. Dan lagi, jangan memanggilku jongkok. Panggil saja dengan sebutan Jun. Itu lebih baik."

Jun tersenyum.

Jun tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(UN)PERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang