Bagian Satu; Dia

110 7 0
                                    

05:00

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

05:00

Alarm berbunyi,
Membangunkan seorang laki-laki yang sedang terlelap dalam tidurnya. Entah apa yang sedang ada dalam mimpinya, sulit baginya untuk bangkit dari kasur kesayangannya itu.

Hal pertama yang ia lihat adalah gelap, ia tidak bisa tertidur dalam keadaan terang benderang. Dalam gelap ia merayapkan tangannya ke nakas sebelah kasurnya, dimana lampu tidurnya berada.

Ia mencari dimana keberadaan handphone-nya, sesaat setelah di temukan 10 notifikasi telfon tidak di angkat muncul di layar handphonenya.

"Halo" sapa laki-laki itu,
"Res anjir lah, lo tidur apa mati dah?" Jawab orang di seberang telfon tersebut,
"Kenapa dah?" Balas laki-laki yang diketahui sebagai 'Res'
"Gua di depan rumah lo" jawab orang di telfon itu lagi,
"Ngapain anjir? Masih subuh gila ya lo" balas 'Res' heran,
"Gua belom bisa balik, soalnya gua bilang nginep di rumah lo" jawab orang di telfon itu jengkel,
"Tunggu bentar dah" ucap 'Res' sambil bangun dari kasurnya.

Nareswara Rijandra Wayne, atau biasa di panggil Nares. Itu namanya.
Sosok cowok yang memiliki darah campuran australia dan sunda, membuatnya fasih dalam 3 bahasa; Inggris, Indonesia, terakhir ya Sunda.
Orang yang di telfon barusan?
Siapa lagi kalau bukan Ravendrio, sahabat Nares sejak kecil, sosok yang sudah bagaikan saudara di mata Nares.

"Kebiasaan dah lo ga balik" serbu Nares kepada Raven,
"Males lah" jawab Raven santai,
"Off-side dah lu" timpal Nares,
"Ya maap-maap aja nih" balas Raven lagi.

"Lo emang abis darimana?" Tanya Nares,
"Biasa" jawab Raven,
"Swill?" Tanya Nares lagi, yang di jawab hanya dengan cengengesan khas Raven "Hehehe".

"Tai, mabok mulu" ucap Nares, seraya menoyor kepala Raven,
"Ya ga jackpot, santai aja" jawab Raven santai untuk kesekian kalinya,
"Gua mulu lagi jadi imbasnya" lanjut Nares,
"Itulah gunanya temen" jelas Revan dengan muka sok taunya,
"Kehed teh sia" jawab Nares

Keduanya sedang berbincang di balkon kamar Nares, dengan dua gelas kopi hitam, menikmati sang fajar terbit secara perlahan.

"Btw res, lo jadi dateng ke Birthday Party-nya Fabian?" Tanya Raven,
"Jadi kayaknya" jawab Nares,
"Sama siapa lo?" Tanya Raven lagi,
"Sendiri lah, sama siapa emangnya?" Jawab Nares jengkel,
"Sedih amat hidup lo" balas Raven meledek,
"Tobat gua, emangnya lu" jawab Nares, smabil berlagak seperti orang yang sudah taubat.

"Lo dateng Rav?" Tanya Nares
"Dateng lah" Jawab Revan

"Yaudah bareng gua dah" lanjut Nares, mengajak
"Sorry-sorry aja bos, gua sama Dita" jawab Revan dengan gaya nyeleneh khasnya,
"Sampah" balas Nares,
"Cari cewek mangkannya" ucap Raven sambil menyindir,
"Bosen" Jawab Nares singkat,
"Astagfirullah..." respon Raven, sambil mengelus dadanya
"Gua ga homo nyet!" Balas Nares sambil menimpuk Raven dengan sendal jepitnya,
"Ya lagian lu ngomongnya bosen tolol"
"Ya lu pikir aja lah bego" timpal Nares tak habis pikir dengan jalan pikir sahabatnya itu,
"Yaudah kali aja ntar disana lu ketemu cewek, terus pacaran dah" jelas Raven, sambil meminum kopinya,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Catching Feelings ; BangchanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang