Chapter 12

9.4K 586 56
                                    

Naruto menatap bayangan dirinya di cermin. Dielusnya lembut perut buncitnya. Kini tidak terasa kandungannya berusia 4 bulan. Karena dia mengandung bayi kembar, jadi terlihat seperti usia 6 bulan. Hmm.. Sepertinya kedua calon bayinya gemuk-gemuk. Ryuu dan Boruto yang sekarang ini berada di kamar Naruto tepatnya duduk di kasur orangtuanya hanya tersenyum memandang ibunya. Sebenarnya hanya Boruto yang tersenyum. Sedangkan Ryuu dia hanya duduk berceloteh tidak jelas memandang ibunya. 😅 Oh ya, Ryuu sekarang berusia 7 bulan. Hehe..

Cklek

Tiba-tiba pintu terbuka. Dan terlihatlah sosok anak sulung Naruto yang menatap bahagia ibunya. Dia langsung berlari memeluk ibunya. Biar saja dia manja jika di rumah. Toh, tidak ada yang tahu kecuali keluarganya.

Naruto mengelus sayang rambut raven Menma. Ryuu yang berada di kasur memandang cemburu kakaknya. Hey, itu mamaku! Itulah yang ingin dikatakan Ryuu jika seandainya ia bisa berbicara.

"Bhuuu bhuuu mamamama.." Protes Ryuu tidak jelas.

Ketiga pasang mata menatap Ryuu yang sangat lucu ketika marah. Dan akhirnya mereka bertiga tertawa bersama.

Sharingan Corp..

Drttt.. Drtttt..

Ponsel Sasuke berdering beberapa kali. Dengan mata malasnya dia mengambil ponsel tersebut. Dan dilihatnya nomor yang tidak ia kenal. Tanpa berfikir panjang, diangkatnya ponsel tersebut.

"Hn."

/"Hey, Sasuke-kun.."/

Sasuke terkejut. Suara ini.. Sakura? Dari mana wanita gila itu bisa mendapatkan nomor ponselnya?

/"Terkejut eh, Sasuke-kun?"/

"Haruno.. Apa maumu sebenarnya, hah!"

/"Aduh, jangan galak-galak dong dengan calon istrimu ini.."/

"Jangan mimpi Haruno!"

/"Sasuke-kun, aku sangat merindukanmu.."/

"Jika tidak ada yang penting, aku tutup telfonnya!"

/"Jadi, kau menginginkan keluargamu hancur?"/

"Apa maksudmu?"

/"Nanti malam, temui aku di BAR langgananmu."/

Bip

Sakura mematikan telfonnya sepihak. Sasuke menjauhkan ponselnya dan menatap layar ponselnya.

"Ya, Tuhan.. Kenapa kau hadirkan wanita gila di dekatku.."

Di tempat Sakura berada, tepatnya di taman.

Saat ini Sakura sedang berada di taman bersama Gaara. Gaara hanya menatap benci Sakura karena barusan dia mendengar pembicaraannya dengan Sasuke bahwa ia akan menghancurkan keluarga Sasuke.

"Sakura.. Apa yang kau rencanakan?"

"Kau tidak perlu tahu. Bukankah kau ingin mendapatkan si gay itu? Jadi biarkan aku melakukan rencanaku."

"Jadi kau menyuruhku datang kemari hanya untuk mendengarkan rencanamu? Tidak, tidak.. Jangan sampai kau menghilangkan satu nyawa atau lebih ke dalam rencanamu itu."

Sakura menyeringai.

"Yeaaa kalau ada nyawa yang melayang itu berarti di luar rencana."

"SAKURA! JANGAN GEGABAH! Aku sudah merelakan Naruto. Karena aku yakin Sasuke sudah berubah dan tidak menjadi dia yang sebelumnya lagi!"

"Bagaimana kau tahu?! Bukankah kau sendiri yang bilang jika Naruto tersiksa dan kau inginnmelindunginya!"

"Itu.."

"Ya sudah! Ikuti rencanaku! Nanti malam datang ke BAR lengganan Sasuke! Kau menyamar jangan sampai Sasuke tahu jika kau juga berada di sana!" Ucap Sakura dan segera berdiri dan meninggalkan Gaara.

Gaara mendongakkan kepalanya dan memandang langit biru. Dia sangat menyukai langit biru. Karena warna langit tersebut mengingatkannya dengan warna mata pujaan hatinya.

"Haruskah aku mengikuti rencanamu, Sakura.." Gumam Gaara pada langit biru.

Malam Harinya di BAR

Sasuke berjalan ke tempat yang disebutkan Sakura. Jika bisa memilih, dia lebih memilih untuk pulang daripada datang ke tempat yang lama sudah tidak didatanginya.

Sasuke mengedarkan pandangannya untuk mencari sesosok berambut pink. Dan akhirnya dia menemukan sosok tersebut karena sosok tersebut sedang melambaikan tangan kearahnya.

Sasuke mendudukkan kasar pantatnya di sofa yang berseberangan dengan Sakura.

"Apa maumu, gadis gila!" Ucap Sasuke dengan tidak sabarnya.

Sakura hanya tersenyum dan meraih minuman beralkohol di hadapannya. Di dekatkan minuman tersebut pada bibirnya dan diteguknya sedikit minuman tersebut. Sasuke yang melihat itu rasanya ingin menonjok wajah wanita gila di hadapannya.

"Bisakah kau menjawab pertanyaanku? Keluargaku sedang menungguku!"

Sakura memutar-mutarkan gelasnya.

"Jangan terburu-buru. Baru saja kita bertemu. Aku ambilkan minuman dulu ok?"

Tanpa ijin dari Sasuke, Sakura segera berdiri dan berjalan menuju meja pelayan untuk memesan minuman. Selang beberapa menit, Sakura datang di hadapan Sasuke dengan membawa segelas minuman. Disodorkan minuman tersebut kepada Sasuke. Sasuke hanya menatap gelas yang berada di tangan Sakura dengan tidak tertariknya.

"Minumlah dulu. Alkoholnya rendah, kok.. Aku yakin kau tidak akan mabuk dengan minuman ini."

Sasuke mengambil kasar gelas yang berada di tangan Sakura. Diteguknya dengan tergesa minuman tersebut. Sakura menyeringai. Sasuke tidak mengetahui jika minuman tersebut dicampur obat tidur dan obat perangsang.

Tiba-tiba Sasuke merasakan kantuk yang luar biasa. Ketika dia ingin memejamkan matanya, di mengucapkan sumpah serapah kepada Sakura. Dan akhirnya dia pun tertidur.

Gaara yang melihat itu dari kejauhan langsung menghampiri tempat Sasuke dan Sakura berada. Dan di menatap sendu Sasuke. Kemudian ia beralih menatap Sakura.

"Inikah yang kau rencanakan, Sakura? Apa yang kau lakukan setelah ini?" Tanya Gaara.

"Angkat dia, Gaara. Bawa dia masuk ke dalam mobilku dan aku akan mbawanya ke hotel."

Gaara membelalakkan kedua matanya.

"Jangan bilang kau.."










TBC..

Hey minna, sesuai janjiku aku meneruskan chapter ini. 😂 maaf jika makin ngaco ceritanya. Ok next.. See u.. 😘😘

Nb: Maaf jika banyak typo. Karena gk aku koreksi kembali.



(Kudus, 21 okt 2018)

SELALU MENCINTAIMU (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang