Chapter 15

9.4K 589 27
                                    

Hari ini persediaan bahan makanan Naruto sudah habis. Dan dia memutuskan untuk pergi ke supermarket bersama ketiga anaknya di sore hari. Mereka prrgi ke supermarket dengan berjalan kaki. Karena kebetulan supermarket tersebut jaraknya tidak jauh dari rumahnya. Naruto berjalan dengan tangan yang menggandeng tangan Boruto. Sedangkan Menma mendorong kereta bayi yang di dalamnya ada Ryuu sambil bertepuk-tepuk bahagia.

Kini mereka sampai di tempat tujuan. Dan mereka langsung masuk untuk membeli bahan belanjaan. Di dalam supermarket Ryuu mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya. Di tatapnya benda yang terlihat menarik yang tidak jauh dari tempat ia dan keluarganya berdiri.

"Ma ma ma tututu.." Tunjuk Ryuu pada barang yang menarik perhatiannya.

Naruto mengikuti arah jari telunjuk Menma. Naruto tersenyum. Dan dielusnya rambut raven Ryuu.

"Ryuu mau itu?" Tawar Naruto. Ryuu mengangguk.

"Baiklah, akan mama ambilkan." Lanjut Naruto dan melangkahkan kakinya ke tempat yang ditunjukkan Ryuu.

Naruto tersenyum menatap benda yang diinginkan Ryuu. Benda itu berwarna merah, bulat, besar dan di dalamnya terdapat cairan yang menurut Naruto sangat menjijikkan. Naruto heran, kenapa ke-3 anaknya menyukai benda yang disukai papanya? Ahh.. Jika dipikir-pikir benda itu banyak akan kaya vitamin. Jadi tidak masalah.

"Mamam..." Ucap Ryuu kepada mamanya sambil menunjuk benda yang berada di genggaman Naruto.

"Nanti saja, sayang.. Kita harus bayar dulu kalau habis mengambil sesuatu di sini." Nasehat Naruto pada Ryuu.

Ryuu mengerucutkan bibirnya. Menma yang melihat ekspresi Ryuu langsung menarik bibir Ryuu karena gemas. Ryuu berteriak tidak suka. Kemudian mereka tertawa bersama.

Skip time

Naruto sudah selesai belanja. Dan belanjaannya dibawa oleh Naruto dan Menma. Sedangkan Boruto, dia mendorong kereta bayi adiknya. Walau Boruto masih kecil, tapi ia tahu arah jalan mana kakinya berpijak.

Kini mereka berada di pinggir jalan menunggu lampu hijau menyala untuk menyeberang. Sakura yang kebetulan saat ini berada di tempat yang sama dengan Naruto dan anak-anaknya, langsung menyeringai. Sepertinya ia mendapatkan ide untuk menghabisi Naruto. Sakura yang saat ini sedang memakai sebuah jaket langsung menutupkan hoodie jaketnya ke kepalanya. Dan ia segera berlari menuju tempat Naruto berada.

Bruk!

Naruto terjatuh dari tempat kakinya berpijak. Ia merasa seperti ada yang mendorongnya. Tapi ia tidak menemukan siapa orang yang telah mendorongnya dari belakang karena banyaknya orang-orang yang berlalu lalang. Dan anehnya kenapa orang-orang tersebut tidak membantunya berdiri. Menma yang melihat mamanya terjatuh langsung menaruh belanjaannya dan melangkahkan kakinya untuk membantu mamanya berdiri. Baru saja ingin melangkah, tiba-tiba ada suara kakson mobil berbunyi. Naruto dan anak-anaknya mengedarkan pandangannya menuju suara tersebut. Naruto terbelalak, begitupun juga Menma dan Boruto. Dan Ryuu berteriak memanggil mamanya.

Tiiiinnnnnnn....!!

Di lain tempat tepatnya di kantor Sasuke, Sasuke mengambil foto keluarganya yang terjatuh dari mejanya. Rasa khawatir tiba-tiba menjalar di hatinya. Ia takut terjadi sesuatu pada keluarganya.

Drttttt..

Ponsel Sasuke berbunyi. Ditatapnya layar ponselnya yang terdapat nama istrinya yang sedang melakukan panggilan. Sasuke segera mengangkat telfon tersebut. Bukan suara istrinya yang ia dengar tapi malah suara Menma.

"Papa!! Mama kecelakaan!!"

Mata Sasuke membola.

"Kecelakaan?! Di mana kalian sekarang?!"

"Di rumah sakit Himawari."

Sasuke segera berlari ke luar menuju mobilnya setelah ia mematikan ponselnya.
'Ya, Tuhan, semoga istri dan calon bayi kami baik-baik saja.' Ucap Sasuke dalam hati.

Sebenarnya apa yang terjadi sehingga Naruto kecelakaan? Apakah ini ada sangkut pautnya dengan nenek lampir itu? Jika ya, Sasuke berjanji akan menghajar nenek lampir itu tanpa ampun. Dan setelah itu akan dibunuhnya dan dicincang-cincang tubuh nenek lampir itu kemudian akan ia buang ke laut untuk memberikannya kepada ikan-ikan bergigi tajam.

Airmata Sasuke tiba-tiba menetes. Dan ia berteriak tanpa mempedulikan banyak pasang mata yang menatapnya keheranan.





Tbc..

Segini dulu, minna.. Nanti malam kalau sempet lanjut lagi. 😉
Ok, next.. See u.. 😘😘

(Kudus, 26 okt 2018//4:58)

SELALU MENCINTAIMU (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang