2. Putus

38 4 1
                                    

Hari ini aku menjalani ujian semester ganjil, karna sibuk dengan chat dia semalam akhirnya akupun gak belajar sama sekali, ingin rasanya waktu berputar lagi agar aku bisa belajar namun apalah daya nasi sudah menjadi bubur.

Ujian pun baru di mulai tetapi kepalaku sudah mulai sakit karna melihat soal yang amat sulit. 2 jam telah berlalu kertas jawaban ku masih kosong aku bener-bener pusing sebentar lagi waktu mau habis, dengan pasrah akhirnya akupun mengisi jawaban dengan asal-asalan.

Duniaku sepertinya telah dikuasai oleh dia buktinya aku yang dulu berbeda dengan sekarang, dulu aku rajin belajar, kalau mau ujian aku selalu panik duluan, lah sekarang aku aman2 aja ketika mau ujian.

Seminggu telah berlalu akhirnya ujian selesai. Tiba saatnya pengumuman hasil lapor aku bener-bener deg degan ada rasa takut menghampiriku, aku takut jikalau nilai aku menurun bagaimana, apa yang harus aku katakan sama orang tua, aku bener-bener frustasi. Tibalah saatnya..
gurupun mulai mengumumkan hasil lapor "Untuk kelas IX, Juara 1 jatuh kepada Rizka Putri, Juara ke2 jatuh kepada Muhammad Redho dan Juara ke3 jatuh kepadaaa Hilda Fitria".

deeggg, setelah guru menyampaikan siapa yang juara, tiba-tiba air mataku jatuh begitu saja, aku tak menyangka nilaiku hancur, aku menangis sejadi-jadinya di lapangan sekolah, tubuhku melemas rasanya aku ingin lari kerumah, aku gak sanggup maju kedepan untuk mengambil hadiah.

Dulu saat kelas 1 aku juara 2, kelas 2 aku juara 1 dan sekarang aku juara 3 bagaimana bisa ini terjadi, "ya Allah apa yang harus hamba lakukan mengapa hamba juara 3?" batinku tidak terima kalau aku juara 3. Teman di samping seakan tau apa yang aku rasakan dia mencoba menenagkanku. Dan akupun membuang nafas dengan kasarnya dan mengusap wajahku dengan kasar, dengan berat hati aku maju di depan teman-teman dan tanpa sadar aku melihat pria yang berstatus pacarku, dia mengerti keadaanku dan dia mencoba untuk tersenyum kepadaku.

Aku pulang dalam keadaan nangis, aku bener-bener kecewa dengan diriku, aku tak bisa mempertahankan juara 1. Sesampai dirumah, tampaknya rumah sepi kemana ayah dan ibu, kenapa mereka gak ada di rumah? aku terus bertanya2 dalam hati.

Aku memutuskan untuk pergi kekamar dan merenung disana pikiran ku melayang entah kemana setelah kejadian sekolah. Sampai-sampai ibuku pulang aku tidak mengetahuinya. Hingga pintu kamarku terbuka dan aku mencoba melihat siapa yang membuka pintu kamar ternyata ibuku. huh lagi-lagi aku membuang nafas dengan kasar.
Ibuku melihat kearah mataku dia tau kalau aku menangis terbukti dari mataku menjadi bengkak.

"kamu dapat rengking berapa?" tanya ibuku dengan penuh penasaran.

aku bigung harus jawab apa, aku ingin berbohong namun percuma saja ibu pasti tau aku rengking berapa. Akhirnya dengan pasrah dan sambil menunduk aku menjawab "rengking 3".

"Itu pasti waktu ujian kamu sering main hp, kamu jarang belajar, setiap hari setiap detik hp selalu ada di tanganmu, tak pernah kamu lepaskan bahkan saat makan pun hp selalu di genggamanmu, ibu tau kamu pacaran sama dia kan? sekarang ibu minta kamu putuskan dia" jawab ibu dengan penuh emosi.

Reflek aku menatap ibuku "hah, ba..bagaimana ibu bisa tau kalau aku pacaran dengan dia, siapa yang memberitahu ibuku?" aku bertanya dalam hati. Tiba-tiba pesan masuk dan kulihat ternyata dia yabg mengirim pesan.

fiki
"selamat ya kamu juara".

"iya makasih.
bisa telpon? ada yang harus aku katakan". setelah pesanku terkirim dia menelponku.

"apa yang ingin kamu bicarakan? "

"ibuku tau kalau kita pacaran, dan dia meminta kita untuk putus"

"trus kamu jawab apa?"

"gak ada aku cuman diam saja"

"yasudah, jangan di pikirkan kita jalani aja dulu"

"hmm, iya"

=====>

Liburan semester telah berakhir, dan sekarang telah memasuki semester genap. Waktu terasa begitu cepat berputar, gak nyangka sebentar lagi aku akan mengadakan UN, dan akan berpisah dengan teman-teman dan juga guru.

Hari ini aku berangkat ke sekolah bersama ayah kebetulan ayahku lama berangkat mengajar jadinya aku bisa nebeng deh bareng dia, gak perlu aku berjalan kaki ke sekolah walaupun jarak antara rumah dan sekolahku dekat tapi rasa malas itu loh yang gak bisa diobati, hehe.

Pelajaran pertama fisika, aku suka pelajaran yang berhubungan dengan menghitung, aku gak tau apa alasannya, yang jelas aku suka bangeet pelajaran ini, sempat aku punya cita-cita ingin jadi guru mtk atau fisika tapi aku buang jauh jauh cita-cita itu, karna di keluarga aku sudah ada yang jadi guru mtk dan fisika. Dan aku gak mau cita-citaku sama dengan mereka aku ingin berbeda diantara yang lain.

Guru fisika pun masuk ke kelas, guru itu menyuruh kami membaca doa sebelum belajar.
Disaat semua temanku membaca doa, temanku ranti bertanya padaku "bagaimana hubungan kanu dengan fiki?".

Dengan santai aku jawab "jangan membahas nama dia aku sudah putus sama dia". Sebenarnya aku dan dia gak putus cuman berpura-pura putus agar orang lain gak ada nyuruh kami putus.

"kamu serius?" tanya ranti dengan penuh penasaran.
Mendengar pembicaraan aku dan ranti guru fisika memanggilku ke depan dan menyuruhku duduk di sampingnya. Dan akupun menuruti kata ibu guru tu dengan perasaan khawatir.

"kamu beneran putus sama fiki?" tanya bu fisika. Aku heran kenapa semua orang menanyakan hubunganku dengan fiki apa urusan dengan mereka?

akupun menjawab dengan ragu "i..iya buk".
Dengan entengnya bu fisika menjawabnya "kalau kamu berbohong ibu pastikan kamu gak luluas UN".

Aku menyatukan kedua alisku pertanda bigung dengan ucapan bu fisika itu. Dan diapun menjawab lagi "ngapain kamu pacaran sama berondong itu, mending kamu pacaran sama naldi.

Aku melihat kearah naldi, aku melihat raut wajahnya seperti terkejut dengan ucapan guru itu dan diapun mulai protes  "aku gak mau pacaran sama dia buk, dia itukan virus mana mau laki-laki sama dia".

Aku mulai marah dengan ucapan dia dan akupun membalas "jadi orang jangan kepedean, siapa juga yang mau pacaran sama bakteri kayak kamu, amit amit la ya"

Salah satu temanku protes sama guru fisika "buk mereka tu hilda dan naldi setiap hari berantem terus, mending dijodohkan buk". Teman yang lain tampak setuju dengan temanku yang protes tadi.

"Aku gak mau dijodohkan sama virus" Protes Naldi.
"Aku juga gak mau dijodohkan sama bakteri" sekarang giliran aku yang protes.

****

Afwan ya kalau cerita ana raga-raga gimana gitu hehe, maklumlah ana baru perdana buat novel.
Yang ingin tanya-tanya silahkan in sha Allah ana jawab kok.

Jangan lupa vote and comment ya sahabat fillah.

syukran💕❤️

HildaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang