Waktu istirahat tiba. Semua siswa beranjak keluar kelas menuju kantin. Mengisi perut yang sudah meraung-raung meminta untuk segera diisi ulang. Sedangkan Maya, anak itu masih duduk di kursinya. Terlihat memikirkan sesuatu.
Maya memikirkan soal clue dari si Awan-Awan kecil itu.
Dia sendiri masih belum tahu, clue apakah yang diberikan oleh si misterius itu.
"Tumben gak istirahat, May."
"Eh, Kak Tito, ngagetin aja. Enggak nih, kak. Mager, hehe," jawab Maya sambil cengengesan.
Dia Tito. Kakak kelas Maya. Bukan tipe cowok famous kayak Kak Jo. Dia cuma cowok biasa aja. Yang kerjaannya tiap hari main-main ke ruang bk.
Kebetulan Maya dan Tito adalah teman satu eskul. Ya, mereka ikut ekstrakurikuler jurnalistik. Jangan salah, biar demen tour ke ruang bk, cowok itu demen nulis.
Demi holoh! Maya aja sampe baper sama tulisannya. Dan makanya juga Maya demen sama yang namanya Tito.
Iya, Maya suka Tito. Tapi, gak tau deh kalau Tito.
"Buat diri sendiri aja kok mager, May. Awas loh, nanti pacarnya mutusin. Soalnya elo mageran, haha." Tito menggoda Maya.
"Apa sih, kak? Udah tau gue solo player," kata Maya.
"Nah itu! Makanya lo jomblo karena lo mageran," ujar Tito yang sepertinya ada benarnya juga.
"Udah ah, kak. Ngapain bahas status, sih?! Bikin badmood aja, deh." Maya menumpukan kepalanya pada tangan kanannya dengan muka sedikit kesal.
"Jiah, ngambek. Udah ayo ikut gue ke kantin. Gue traktir, deh." Tito langsung menarik tangan Maya. Hal itu membuat Maya hampir saja jatuh karena kakinya sedikit kesandung kursi.
Dan lebih parahnya lagi, jantung Maya berasa di dribble oleh Tito.
Sesampainya di kantin, Tito memesankan Maya lontong sayur dan air mineral.
"Kasian badan lo, May. Dia juga butuh perhatian. Kalo gak dikasih makan, nanti badan lo sakit."
"Kalo lo sakit, gue jadi khawatir May," kata Tito sambil mengacak-acak rambut Maya.
Jantung Maya lagi-lagi di dribble.
=•Surat Di Laci Meja•=
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Di Laci Meja
Short Story"Ada surat buat gue. Isinya kocak gitu, haha." P.S. hanya 50 - 100 kata per chapter.