"Kringggggg...." Suara bel terdengar nyaring ditelinga."Izka, kamu gak istirahat?" Kata Theresia
"Nggak," jawabnya singkat
"Kamu kenapa sih? Perasaan daritadi kamu melamun aja," kata Karina beranjak dari tempat duduknya dan mendatangi Izka
"Aku punya firasat buruk tentang anak baru itu," kata Izka berbisik
"Hmm, maksud kamu?" kata Theresia bingung
"Ahh, sudahlah, mungkin cuma perasaanku saja," kata Izka mengalihkan topik
"Yaudah, ayok kekantin," kata Karina memecahkan keheningan
"Yaudah, ayok," kata Izka beranjak dari kursinya dan disusul kedua sahabatnya.
Sejak kedatangan anak baru tersebut, Izka lebih sering melamun, entah karena perasaan buruknya tentang Dhita, anak baru itu. Karena ada yang janggal dari sikap Izka, kedua sahabatnya yang sudah lama tahu tentang perubahan sifat sahabatnya itu, memutuskan untuk bertanya.
"Izka? Ceritakan pada kami, kamu kenapa? Kami sudah tahu, ayolah, ceritakan," kata Theresia khwatir.
"Aku tidak apa-apa," kata Izka lesu
"Ayolah, katakan, kami tahu kamu dalam masalah," kata Karina
"Hmm, yaudah, nanti kalian datang kerumahku, aku akan ceritakan semuanya," kata Izka
"Kamu seriuskan?" Tanya mereka
"Iya," jawab Izka dan bel pulang berbunyi.
{()}
"Izka...Izka..." Terdengar suara kedua sahabatnya yang memanggil namanya dari luar pintu..
"Iya masuk aja, pintu gak dikunci," jawab Izka
"Jadi bagaimana?" kata Karina sambil duduk berselonjor di salah satu sofa ruang tamu
"Aku sudah bilang kemarin sama kalian, aku punya firasat buruk tentang Dhita, anak baru itu," kata Izka membuka masalahnya.
"Ya, kau pernah mengatakannya pada kami, tapi aku tak mengerti, apa maksudmu?" tanya karina
"Ini tentang persahabatan kita, aku takut dia merebut kalian," kata Izka menunduk
"Nggak usah dipikirkan Iz, kita ini sahabat, 10 tahun kita lewati bersama, kita ini sudah seperti saudara, kami tidak mungkin meninggalkan dirimu, kami akan selalu bersama kamu," kata Theresia tersemyum.
"Kata Theresia itu benar Iz, kami akan selalu bersama mu," tambah Karina
"Aku takut, cuma kalianlah sahabatku yang selalu ku percayai, aku takut akan kehilangan kalian berdua," kata Izka mulai menitikkan air mata
"Ya ampun, aku nggak pernah lihat Izka menangis loh, kamu nggak boleh gitu dong, kita kan sahabat," kata Theresia menghapus air mata Izka dan memeluknya
"Nggak usah pedulikan, kami akan selalu bersamamu," kata Karina memeluk Izka.
Setelah beberapa menit acara tangis menangis, Karina angkat bicara
"Sudahlah, daripada terus terlarut, bagaimana kalau kita ke cafe Creamy.co? Aku yang traktir?" kata Karina menawar
"Kamu serius karin?" kata Theresia bersemangat
"Iyaa," kata Karina tersenyum.
"Aku ikut," kata Izka tersenyum dan menghapus air matanya.
"Aku salah,aku seharusnya tidak meragukan persahabatan ku bersama kedua sahabatku, aku seharusnya tidak memperdulikan firasatku ini," kata Izka dalam hati dan menatap kedua sahabatnya yang sedang berjalan keluar rumahnya.
10 tahun, itu waktu yang tak sedikit untuk merasakan kebahagian yang utuh bersama kedua sahabatanya, Izka beruntung memiliki sahabat seperti Theresia dan Karina.
{()}
Cafe creamy.co terletak tidak jauh dari rumah Izka, Theresia, dan Karina. jadi mereka sering menghabiskan waktu kosong bersama di cafe tersebut. Cafe Creamy.co mungkin adalah saksi bisu kebersamaan mereka yang bisa saja membuat orang lain iri. Karena sering kesana, Manajer cafe tersebut telah kenal baik dengan ketiganya. Sehingga mereka sering diberi diskon disana.
"Selamat siang bu," sapa Theresia kepada manajer cafe itu.
"Wah, ibu kedatangan 3 bidadari lagi," kata Bu Rina tersenyum ramah
"Hahah, ibu bisa aja, kita pesan yang seperti biasa ya bu," Kata Theresia membalas senyuman bu Rina.
"Baiklah, silah duduk dulu," kaya bu Rina
Izka dan kedua sahabatnya duduk di pojok kanan dekat jendela. Cafe tersebut bernuansa Eskrim, didekorasi sedemikian rupa agar tampak sejuk dan membuat pengunjung merasa nyaman. setelah beberapa menit menunggu akhirnya pesanan mereka datang.
"Ini pesanan kalian, 2 White Caramel Cake, 1 Chocolate Strawbewrry Cake, dan 3 Milk Shake Vanila Chocolate," kata pelayan tersenyum
"Makasih kak Rein," kata Theresia tersenyum
"Iya," kata kak Rein membalas senyuman Theresia dan berpaling pergi
"Btw Karin, kekmana kabar kamu sama kak Akbar?" kata Theresia memulai pembicaraan
"Yah kekgitulah, masih pendekatan, tapi sepertinya kak Akbar suka sama deh," kata Karina tersipu malu
"Hmm, kari.. kari..," kata Izka tertawa.
"Bantu aku kenapa Iz? Kamu kan wakil ketua OSIS," kata Karina
"Udah sering loh, aku bantuin kamu," kata Izka.
"Bantuin lagi lah," kata Karina
"Iyaiyadeh," kata Izka mengalah
"Aku salah, firasatku salah, aku sangat bersyukur memiliki sahabat seperti mereka, seharusnya aku tak akan meragukan mereka," Kata Izka tersenyum melihat kedua sahabatnya.
{()}
Keesokan hari nya, semuanya kembali seperti biasa, tidak ada Hal yang menarik, Izka orang yang pertama datang kesekolah, disusul dengan kedatangan Dhita, biasanya dikelas mereka hanya duduk diam, Izka dengan berkas berkas OSIS dan Earphone nya, sedangkan Dhita dengan buku novel dan Handphone nya. Selama 2 bulan sejak kedatangan Dhita kesekolah, mereka sangat jarang berbicara, mereka hanya sesekali berkomunikasi. Hanya saja kali ini berbeda......
"Pagi Izka," kata Dhita memulai pembicaraan
"Pagi," jawabnya dingin
"Kamu kenapa sih? Kamu nggak suka sama aku?" Tanya Dhita terus terang
"Nggak kok, aku cuma sibuk dengan berkas berkas OSIS ini," kata Izka
"Sejak awal kedatanganku kesekolah ini, kamu tampak tidak senang dengan kehadiranku, kenapa?" Tanya Dhita
"Itu cuma perasaanmu saja," kata Izka sedikit tersenyum
"Mungkin cuma perasaanku saja. Btw, aku dengar dengar nih Kamu memiliki 2 sahabat ya?" Tanya Dhita mengalihkan topik
"Iya, kenapa?" Tanya Izka sedikit terkejut.
"Siapa siapa saja?" Tanya Dhita
"Karina dan Theresia," jawab Izka sedikit dingin
"Ohh, kalian begitu, lanjutan aja kerja kamu ini, aku takut ngeganggu," kata Dhita tersenyum sumringah dan melanjutkan membaca novel
"Firasat apa ini? Kenapa jantungku berdegup dengan kencang? Apa jangan jangan firasat ku itu benar? Ah sudahlah, mungkin cuma firasat yang salah," ujar Izka dalam hati
"Pagi Izka," Sapa Theresia memecahkan lamunannya
"Pagi," ucap Izka tersenyum
"Yaampun, tugas OSIS mu numpuk lagi, sini aku bantu," kata Theresia meletakkan tasnya di kursinya
Selama pembicaraan mereka berlangsung, Dhita terus memandangi mereka.
"Ck, munafik sekali, aku benci melihat ini, seharusnya aku datang lebih lama, daripada terus memandangi kebersamaan mereka ini, Ohh aku tahu, Theresia dan Karina ya? Pfft, sahabat? Itu PALSU, ckckck," ujar Dhita dengan senyum iblisnya

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry, Friends
Teen FictionIzka Adriani Ananda, seorang murid di SMA SATRIA yang memiliki 2 orang sahabat, yaitu Theresia Olivia dan Karina Az-Zahra. mereka sudah 10 tahun menjalin hubungan persahabatan. Ketiganya s menghabiskan waktu bersama. Persahabatan mereka berubah ke...