Suara dentuman musik begitu menggetarkan telinga. Begitulah bagi Aura tapi sangat diyakini jika ada orang yang menganggap musik ini begitu menggetarkan jiwanya.
Bisa dikatakan jika orang itu adalah orang gila. Suara ini seperti membuat telinga Aura ingin lepas dari tempatnya. Jika bukan untuk Reon, Aura tidak akan menginjakkan kakinya disini.
Hari ini ulang tahun Reon yang ke 28. Sudah tua tapi kebanyakan gaya hanya Reon orangnya. Bukannya bersujud syukur di hadapan Allah SWT tapi dia malah berfoya-foya.
Aura sebagai temannya hanya mendoakan segera sadarlah Reon. Selama dua jam Aura disini yang dilakukannya hanyalah meminum lima gelas es teh yang telah dipesannya.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Aura mencari ponselnya dan ingin mengirimkan pesan kepada Reon. Jika dia harus pulang karena ini sudah hampir beranjak pagi.
Aura tidak ingin jika keluarganya tau jika makan malam yang dijanjikan Reon berakhir di tempat ini. Aura menghela nafas ketika ponselnya mati. Bagaimana bisa dia lupa membawa power bank!
"Hey! Cie duda tua bisa dateng cieee" suara Reon yang terdengar di telinganya membuat Aura membalikkan badan.
Dari kegelapan di club ini Aura dapat mengenali bentuk tubuh Reon. Dia sedang bersam seorang pria yang membelakanginya. Aura turun dari kursinya dan berjalan mendekat.
"Thanks banget, bro. Lo bisa dateng kesini" ucap Reon lagi.
"Gue nggak bisa lama. Gue cuma bisa dateng doang. Kado dari gue udah di apartemen lo" ucap seseorang itu dengan suara dinginnya tapi entah mengapa terdengar ramah.
Dingin yang ramah
"Halah, ngapain pakai kado. Lo udah nunjukin batang hidung lo udah cukup. Tandanya lo masih nganggep gue" ucap Reon ketika Aura sudah di belakang pria itu.
"Reon" ucap Aura yang tak membuat kedua pria itu menoleh
Musik begitu keras apalagi Aura tidak berani berdiri terlalu dekat dengan mereka berdua. Entah mengapa pria itu membuat Aura merasa berbeda.
Pria itu begitu tinggal dan besar. Sedangkan apa daya Aura yang bertubuh kecil dan mungil. Jika berdiri di belakang pria itu sama saja Aura tidak akan kelihatan.
"Reon!!!" teriak Aura lagi tapi tak berefek apapun.
Aura menguatkan dirinya dan berjalan mendekat. Sebelum meneriakkan nama Reon kembali. Aura mengambil nafas dalam-dalam.
"REON SIALAN!!!" Jerit Aura yang bertepatan dengan pergantian musik.
"Aww" suara seseorang membuat Aura yang tadi memejamkan matanya mengeluarkan energi membuka mata.
Pria dihadapannya membalikkan badan dan memegang telinganya. Aura segera menutup mulutnya dengan wajah kagetnya.
Sebuah tawa membuat wajah Aura semakin memerah. Aura menatap tajam kearah Reon dengan wajah kesalnya. Namun Reon tetap tertawa.
"Astaga! Perut gue sakit" ucap Reon dengan memegang perutnya.
Setelah menyelesaikan tawanya Reon menatap Aura. Sedangkan hanya dibalas dengan tatapan sebal Aura
"Astaga! Sorry, sorry.... Kenalin ini Aura temen kuliah gue dulu dan ini Zac yang baru lo teriaki" ucap Reon yang membuat Aura memutar matanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/165137645-288-k784458.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Ekor Tiga ( BACA DI DREAME )
Romance~ Karya Ke - 4 ~ KALIAN BISA BACA FULL VERSIONNYA DI 'DREAME' Budayakan vote sebelum membaca ya guyss... Kalau kalian pengen update cepat Ya jangan lupa vote serta commentnya... Atau kalian akan selalu penasaran dengan kelanjutannya wkwk... Jangan...