*Happy Reading*
***
**
*Felix merasa ada yang aneh hari ini. Tapi tak tahu apa. Tapi terasa aneh. Seperti ada suatu rutinitas yang setiap harinya ia lakukan, namun tidak ia lakukan hari ini. Tapi ia tak bisa ingat, kebiasaan apa itu.
"Seungmin, coba lihat aku sebentar!" Ucap Felix pada sahabatnya yang tengah khusyuk mengerjakan tugas yang diberikan guru Kang sebelum pergi ke kantor guru untuk rapat.
"Hm?" Gumam Seungmin yang rela melepas atensinya pada tugasnya yang hampir rampung.
"Apa ada yang aneh dari penampilan ku?" Tanya Felix.
Seungmin menggeleng. Tak biasanya Felix bertanya tentang penampilan padanya.
"Dasi! Apa aku pakai dasi? Baju seragam ku sudah lengkap kan? Eh? Atau aku salah pakai seragam?" Berondong tanya Felix. Ia mengabsen satu persatu atribut sekolah yang ia kenakan.
"Kau ini kenapa sih, Felix?" Bukannya menjawab, Seungmin justru balik bertanya. Sahabatnya benar-benar aneh. Sudah sama anehnya dengan kekasihnya.
"Hehh.. entahlah. Aku hanya berfikir sepertinya aku melupakan sesuatu. Tapi aku tidak tau apa" ucap Felix dengan nada sedihnya. Ia benar-benar frustasi kali ini.
"Sudah lah. Mungkin kau hanya lupa sarapan saja tadi pagi. Kerjakan soalnya, lalu kita menyelinap ke kantin. Oke?" Hibur Seungmin.
"Hm" gumam Felix membalas.
***
**
*Suasana kantin mulai ramai dipenuhi siswa-siswa lainnya yang berebut antrian makan. Beruntung saja Felix dan Seungmin kini sudah duduk nyaman di bangku makannya.
Menu makan siang kali ini adalah daging panggang, makanan kesukaan Felix. Tapi anehnya, Felix tak selera. Fikirannya melayang entah kemana. Yang jelas otak kecilnya sedang mecari kepingan ingatannya yang ia lupakan.
"Boleh aku bergabung?" Ucap seseorang yang kini berdiri di ujung meja, menunggu persetujuan kedua lelaki manis itu.
"Tentu saja. Duduk lah, Jisung!" Ucap Seungmin dengan entengnya. Tak ingat saja, kekasih Felix akan berubah menjadi gorila saat melihat Felix berdekatan dengan mantannya.
"Nih!" Tiga lembar daging panggang milik Jisung kini sudah berpindah tempat ke piring si manis.
"Oh? Hai Jisung" sapa Felix yang baru menyadari ada Jisung yang duduk disebelahnya.
Felix sedikit menggeser badannya yang sedikit berdempetan ke arah Jisung, agar mantan kekasihnya itu bisa makan dengan nyaman.
"Kau sedang tak selera makan yah?" Tebak Jisung dan tepat sekali.
"Hmm.. aku hanya tak lapar" elak Felix.
"Tunggu sebentar!" Ucap Jisung yang kini tengah berlari ke tempat penjual camilan.
Beberapa menit kemudian, Jisung kembali dengan se cup mi instan dan juga sekotak susu melon kesukaan Felix.
"Isi lah perut mu sedikit saja. Ingat! Kau punya sakit maag!" Ucap Lembut Jisung.
Mantan kekasih Felix itu dengan telaten mengaduk-aduk mi agar tidak terlalu panas saat dimakan Felix, hingga Jisung juga menaruh sumpit ke tangan Felix.
"Makan lah!" Ucap Jisung dengan menepuk-bepuk lembut surai karamel Felix sebelum menyantap makanannya sendiri.
Felix hanya bisa mengerjabkan matanya tak percaya. Bagaimana Jisung masih bisa memperlakukannya seperti sebelum mereka putus sampai saat ini. Felix tak suka. Ia yang memutuskan Jisung, seharusnya Jisung membencinya. Bukan malah berlaku lembut seperti ini pada Felix.
***
**
*Felix membulatkan matanya saat menemukan Minho yang berkeringat, berdiri di depan tiang bendera bersama kedua temannya. Felix ingat sekarang!
Hal mengganjal yang dirasakan Felix sepanjang hari ini adalah tak mendapati kelakuan ajaib kekasihnya. Dan kali ini apa lagi yang kekasihnya buat sampai ia harus dijemur di bawah terik sinar matahari yang sudah meninggi di atas kepala.
Bahkan ia bisa lihat jelas lelehan keringat memenuhi wajah tampan kekasihnya juga kedua kakak kelasnya.
Felix berlari menyebrangi lapangan untuk menghampiri kekasihnya yang berdiri dengan kedua tangan terangkat keatas.
"Hyung!" Panggil Felix tepat saat berdiri di depan kekasihnya.
Minho melirik sebentar lalu mendongakkan kepalanya lagi ke atas menatap bendera."Apa lagi yang kau lakukan? Astaga! lihat keringat mu.."
"Masuk kelas sana! Sudah mau bel masuk!" Ucap Minho, tanpa menoleh pada Felix.
Aneh. Tak biasanya Minho berucap dingin pada Felix. Bahkan saat mereka bertengkar sekalipun.
"Sini ku lap dulu keringat mu!" Felix mengusap keringat Minho dengan lengan kemejanya sendiri.
Namun belum sempat Felix mengelap semua lelehan keringat Minho, lelaki itu sudah mengelakkan kepalanya menolak usapan Felix.
"Sudah lah! Masuk! Atau kau akan berakhir sama seperti ku sampai bel pulang sekolah!" Ucap Minho datar.
Felix menurut. Siapa tahu Minho sedang berada di suasana hati yang buruk. Ia akan menunggu sampai kekasihnya mau bercerita padanya. Seperti yang biasanya mereka lakukan saat memiliki masalah satu sama lain atau masalah mereka bersama.
***
**
*
*END*
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY?! {END🍬}
FanfictionFelix tak tau mana yang ia harus lakukan terlebih dahulu.. Bersyukurkah dulu? Atau menjambak rambut acak-acakan kekasih gilanya dulu?