*Happy Reading*
***
**
*Minho itu gila. Semua penghuni sekolah tahu. Dari murid junior, teman seangkatan, senior, guru tetap, guru magang, staf kantor sekolah, pegawai kantin, satpam, penjaga malam sekolah, hingga pedagang kaki lima di depan sekolah juga tahu seberapa tingkat kewarasan seorang Lee Minho.
Kata mereka 'tak ada 1%'. Nyaris tak ada malahan. Tapi segila-gilanya Minho, ada yang jauh lebih gila lagi. Jika Minho masih mengantongi 1%, maka Lee Felix bisa saja jauh lebih parah. Lee Felix? Siapa dia?
Lee Felix, si manis yang baru tiga bulan duduk dibangku SMA. Si manis yang lebih gila dari si gila Minho. Lebih gila karena bisa-bisanya mengencani si gila Minho dan meninggalkan kekasih jeniusnya, Han Jisung.
Sebenarnya Felix tidak gila kok. Hanya kelakuan ajaib kekasih barunya yang membuat ia dipandang sama gilanya bahkan lebih gila dari Minho. Memang siapa yang mau mengencani siswa segila Minho, selain Lee Felix? Mau dibayar berapapun tak akan ada yang mau!
Bagi Minho, ia tak pernah lebih gila saat bertemu dengan Felix satu tahun yang lalu di rumah Jisung. Saat itu Jisung mengenalkan Felix sebagai kekasihnya. Dan setelah pulang ke rumah, Minho seperti kesetanan menyusun rencana untuk merebut si manis Felix dari sepupunya sendiri.
Dan tepat setelah acara penerimaan siswa baru, Felix berhasil direbut Minho dari Jisung. Gila memang. Tapi tak mengherankan lagi karna itu Minho. Tapi yang mengherankan, kenapa si manis Felix bisa-bisanya menerima Minho dan meninggalkan si jenius Jisung. Lebih gila mana?
***
**
*"Lixi, Lix! Minho.. kekasih mu! Astagaaaa!" Ucap heboh Seungmin yang baru datang dari kantin dengan lari tergopoh-gopoh.
"Apa sih?" tanya Felix tak mengerti dengan ucapan random Seungmin disela nafasnya yang putus-putus.
"Minho hyung di bawa ke ruang kedisiplinan lagi!" Pekik Seungmin dengan wajah merahnya.
"Eh? Kenapa bisa?" Dahi Felix berkerut. Perasaan baru kemarin Minho masuk ruang kedisiplinan, dan sekarang lagi?
Cepat-cepat Felix menutup buku matematika tebalnya bersama pensil dan lembar coret-coretan didalamnya. Ia ingin tahu kebodohan apa lagi yang membuat kekasih gilanya sampai masuk ke ruang kedisiplinan lagi.
Seungmin mengekori Felix yang berjalan tergesa ke ruang kedisiplinan. Ia juga ingin menghampiri kekasihnya, Chan yang juga ikut di panggil bersama Minho dan Woojin.
***
**
*"Hai, bocah!" Minho menghempaskan badannya tepat di atas kaki Felix yang saat ini tidur tengkurap di sofa ruang keluarga di rumahnya.
Felix hampir tertidur saat sedang mengerjakan soal-soal matematika di bukunya. Dan ia dibuat terlonjak kaget saat kakinya tak bisa digerakkan karena ditindih Minho.
"Hyung! Kau mau membuat kaki ku patah?!" Teriak galak Felix. Tak sakit sih. Karna Minho tak benar-benar menduduki kaki Felix. Ia hanya mengukung kaki Felix dengan kakinya sendiri.
"Kenapa kau pulang sendiri?" Tanya Minho, tak memperdulikan Felix yang menggeliat-geliat di bawah kakinya.
"Dari pada aku buang-buang waktu untuk menunggu mu membersihkan gedung audit, mending aku pulang sendiri lah!" Sewot Felix.
Masih kesal ia dengan alasan Minho hingga dipanggil ke ruang kedisiplinan tadi siang. Makanya ia meninggalkan si gila itu bersama kedua teman-temannya yang dihukum membersihkan ruang audit sekolahnya yang terkenal paling besar di antara sekolah-sekolah lain.
Siapa yang tak kesal? Jika kekasihmu mengintip ruang ganti baju wanita saat pergantian jam olah raga kelas 3. Alasannya? Karna Felix tak punya dada. Huh! Ingin Felix mencekik kekasihnya sendiri.
"Sendiri? Yakin? Sepertinya tadi aku lihat kau naik ke motor Jisung?" Seringai menyebalkan terpasang di bibir Minho. Bukannya terlihat menyeramkan, malah terlihat menyebalkan dimata Felix.
"Iya! Memang! Aku pulang bersama Jisung! Kami juga makan toppoki dulu sebelum pulang! Kenapa? Karena Jisung tak suka dada!" Sembur Felix. Sudah terlampau tak kuat ia meredam emosinya sendiri.
"Kau membeli toppoki bersama Jisung?" Mata Minho membola, hingga membuat nyali Felix menciut.
Ia tak pernah sih bertengkar dengan Minho. Bertengkar sebagai pasangan. Paling sering mereka bertengkar karna kegilaan Minho saja. Tapi ia sangat amat tahu, jika Minho tak suka ia berdekatan dengan mantan kekasih Felix, Jisung. Hm.. cemburu mungkin?
"I.. iya hyung" cicit Felix dengan kepala tertunduk masih dengan posisi tengurapnya.
"Kau membeli toppoki dan tak membelikan ku juga? Bahkan kau tahu aku habis membersihan audit dengan kedua tangan rapuh ini! Wah! Pacar macam apa kau ini Lee Felix?!" Ucap Minho mendramatisir. Lelaki itu kini duduk bersimpuh di kaki sofa, dengan memegangi dadanya sendiri.
Sementara Felix yang sudah bisa duduk dari tidur tengkurapnya tadi, memandang jijik ke arah kekasihnya. Ia pikir Minho bisa waras barang semenit saja. Ternyata ia salah total. Memang bisa berharap apa ia berpacaran dengan si gila Minho? Harusnya ia tak memutuskan Jisung dulu.
"Tunggu disini! Bilang saja kau lapar, sih!" Sungut Felix.
Ia berjalan ke dapur dengan menghentak-hentakkan kaki mungilnya setelah melempar buku matematika tebalnya ke wajah tampan Minho yang sekarang sedang mengaduh kesakitan dengan mendramatisir lagi.
"Dasar gila!" Gumam Felix pada dirinya sendiri.
***
**
*
*TBC*
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY?! {END🍬}
Hayran KurguFelix tak tau mana yang ia harus lakukan terlebih dahulu.. Bersyukurkah dulu? Atau menjambak rambut acak-acakan kekasih gilanya dulu?