Melihat

19 0 0
                                    

Ini bukan cerita dibuat buat,  bukan cerita yang dirangkai untuk sekedar memposisikan diri didalam tulisan.  Ini kisah nyata,  cerita rasa yang tidak dapat di ungkapkan karna banyak alasan. Cerita yang dirangkai dalam kata tanpa aturan, tanpa susunan yang benar dan jelas karna hanya mengandalkan ingatan manusia biasa.

Hari ini, Senin, 22 Oktober 2018, ditempat yang sama dengan kondisi yang berbeda.  Disini,  2tahun lalu dimana langkah mulai terhenti untuk waktu yang sangat panjang. Banyak hal yang harus dipelajari dari ini,  menghargai masukan orang lain, memikirkan perasaan orang lain, penguji kedewasaan dalam setiap keputusan yang diambil dan jalan mendekatkan diri kepada-Nya.

Bulan sampai tahun merasakan sakit,  digantung rasa bingung, dan di penuhi pertanyaan.  Malam menjadi menakutkan untuk menutup mata saat tidur karna rasa sedih selalu datang, rasa selalu ingin mengakhiri perjuangan ini dengan secepat kilat,  dan menyudahi rasa seperti tak berguna. 

Bagaimana bisa,  hanya melihat dari jauh teman-teman berjuang dan hanya memberi tepuk tangan sewajarnya? Siapa yang tahan dengan itu untuk waktu yang lama? 

Tapi harapan selalu muncul saat keputusasaan pergi. Saya tau saya belum punya jawaban atas pertanyaan sudah berapa lama saya menghabiskan waktu untuk sakit ini?  berapa banyak moment yang sudah dilewatkan untuk mencetak prestasi bagi diri sendiri?dll, itu pasti selalu ada dipikiran, tapi yang lebih penting itu its time to comeback. Bagaimana ini bisa selesai secepat mungkin dengan hasil yang paling maksimal?

Semua sudah saya lakukan,  saya rasakan,  tapi semua memang butuh proses,  butuh waktu dan mungkin dengan extra time.  Sabar adalah kunci utama saya untuk saat ini,  sabar menjalani fisiotheraphy,  sabar untuk diserbu pertanyaan yang saya tidak tahu itu pertanyaan atau penghakiman,  sabar untuk membuktikan bahwa saya akan kembali memberi kontribusi untuk Team,  mencetak prestasi untuk kebanggaan diri sendiri dan sabar untuk mengembalikan rasa parcaya mereka untuk saya. 

Jakarta,  22 Oktober 2018
Cerita ini akan berlanjut,  sampai kaki saya kembali beraksi di lapangan. Proses demi proses saya tulis dengan mengandalkan ingatan.

La mémoire (ingatan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang