Mereka bilang cinta pertama adalah hal yang indah dan susah dilupakan. Aku sebenarnya belum pernah merasakan yang namanya cinta pertama, aku bahkan tidak tahu definisi cinta pertama itu seperti apa. Namun, kalau cinta pada pandangan pertama aku bisa mengerti, karena aku juga mengalaminya.
Namanya Park Chanyeol, aku jatuh cinta pandangan pertama padanya saat kompetisi basket antar sekolah musim lalu. Sebenarnya aku tidak sengaja datang ke kompetisi tersebut, aku hanya menemani Baekhyun hyung untuk menonton tim sekolah favoritnya.
"Go! Go! Kris!"
Heran, padahal tim sekolahnya sendiri yang main, tapi yang disoraki adalah pemain tim lawan. Aku melirik ke arah yang dilihat Baekhyun hyung. Di sana pria tinggi bernomor punggung 10 sedang mendrible bola, mukanya kelihatan bitch-face sekali , tapi banyak penggemarnya. Kudengar namanya Kris Wu.
Saat mataku sudah berpindah fokus pada pertandingan (bukan pada Kris lagi), aku melihat sosok itu, pemain bernomor punggung 27. Cara bermainnya bagus, aku memang amatiran sih, tapi sedikitnya aku tahu dasar-dasar teknik basket. Terima kasih kepada Baekhyun hyung dan kegilaannya pada basket. Mataku terpaku pada pemain bernomor punggung 27 tersebut dan semakin terpukau saat dia memasukan bola.
Sejak saat itu, aku memutuskan untuk masuk ke SMA tersebut dan mencari tahu soal pemain bernomor punggung 27 tersebut.
Tidak butuh lama untuk mengetahui namanya, karena saat memilih kegiatan ekstrakurikuler tanpa pikir panjang aku memilih basket. Oh my, apa yang otakku pikirkan? Bermain basket saja jarang, aku hanya tahu teorinya, tidak lebih.
Oh ya, ngomong-ngomong nama orang yang kusuka itu adalah Park Chanyeol ... oh, aku sudah cerita di awal tadi ya? Well, hampir setahun aku bergabung dengan tim basket hanya untuk berdekatan dengannya. Sialnya, aku juga harus meningkatkan kemampuan basketku. Pelatih pernah memarahiku, dikarenakan perkembanganku yang cukup lambat.
Maaf saja sih pak, saya sebenarnya lebih demen sama Park Chanyeol-nya daripada sama basket.
Akhirnya, setelah setahun sebagai secret admirer Park Chanyeol, aku memutuskan untuk menembaknya. Aku sudah meletakan surat di kotak sepatunya tadi pagi dan memintanya untuk datang ke atap sekolah saat jam makan siang pertama.
Di sinilah aku, sedang menunggu Park Chanyeol. Hanya semilir angin yang menemaniku, melankolis sekali. Jantungku berdetak tidak karuan sejak tadi, banyak hal yang berkecamuk di pikiranku. Mulai dari kemungkinan Chanyeol sunbae tidak membaca pesanku, dia lupa atau aku yang bisa saja blank saat berhadapan dengannya dan malah berakhir dengan mengatakan yang tidak penting. Hah, kenapa aku berpikir seperti cewek-cewek di manga shoujo sih?
Hampir sepuluh menit aku menunggu di atas atap, perutku mulai bersiap-siap untuk konser, sudah berbunyi dari tadi. Aku berdecak sambil menyilangkan tanganku di depan dada, kenapa Chanyeol sunbae lama sekali? Jangan-jangan ... dia memang tidak membaca pesanku?
Saat pemikiran itu terlintas, aku mendengar langkah kaki yang mendekat lalu bunyi pintu yang dibuka. Ah, ternyata Chanyeol sunbae datang! Tunggu sebentar ... aku panik! Bagaimana aku harus mengutarakannya? Aku belum siap. Aku terlalu malu, help!
Aku menunduk sejak tadi, tapi aku dapat melihat jelas sepasang kaki berjalan ke arahku. Tidak salah lagi, ini pasti Chanyeol sunbae. Lebih baik langsung diucapkan, biar jawabannya juga cepat!
"Sun–sunbae!" cicitku memanggil sosok itu. Dia pun berhenti tepat di hadapanku. Aku menelan ludah dan melanjutkan omonganku. "Sebenarnya sudah lama aku ... menyukaimu. Jadilah pacarku!" ucapku setengah teriak, malah kukira kalimat itu menyerupai kata perintah dibandingkan pertanyaan.
Diam.
Dia diam.
Kenapa dia diam?
Apa aku ditolak?
Hah, kandas sudah, mungkin aku–
"Oke, aku akan jadi pacarmu...."
INI BENAR KAN? Aku tidak salah dengar kan? Chanyeol sunbae menerimaku!!
"Ngomong-ngomong, kau ... siapa?"
Lho, kok? Tunggu dulu, ini bukan suara Chanyeol sunbae, lalu siapa...?
Aku menengadahkan kepala untuk melihat jelas sosok di depanku. Rasanya jantungku ingin keluar dari tempatnya dan lari ke suatu tempat terpencil. Aku ingin segera bersembunyi di balik selimut sekarang, karena yang berada di hadapanku sekarang bukan Chanyeol sunbae, melainkan OH SEHUN!
.
.
.
Sementara itu di kantin.
"Lho, kau sudah memakai sepatu sekolah dari rumah, Yeol-ah?" tanya Kris sambil melirik ke arah sepatu putih Chanyeol yang terlihat sedikit kotor. Chanyeol hanya nyengir kuda sambil meletakkan nampan makanannya.
"Kemarin aku lupa mengganti sepatu, sepatuku masih di loker."
"Pasti kau malas mengganti sepatumu sehabis latihan," celetuk Luhan yang berada di samping Kris.
Chanyeol menjentikkan jarinya sambil mengangguk. Kemarin, dia malas kembali ke gedung sekolah hanya untuk mengganti sepatunya dengan sepatu dari sekolah. Alhasil, dia membawa sepatu sekolah ini ke rumah.
Di waktu yang bersamaan, seseorang sedang ternganga lebar di atap sekolah dan satu lagi sedang menatap heran ke arahnya.
.
.
.
Pertama Kalinya Salah Sasaran
.
.
.
A/N:
Ada yang kangen hunkai? :')
Gini nih selalu ada ide pas yang lain belum beres. Untuk cerita ini mau kujadiin sebagai pengepul(?) agar tidak writer block, jadi wordsnya mungkin gak banyak, ringan-ringan manis gitu

KAMU SEDANG MEMBACA
For The First Time
Fiksi Penggemar(SEKAI/HUNKAI) Highschool!AU Semua bagi Jongin adalah pertama kalinya, mengenal Sehun pun adalah pertama kali baginya. [ON HOLD]