Cerita Sembilanbelas: Saturdate

90 15 1
                                    

"Jadi berangkat kan?" Yebin memeluk Minkyung yang sedang telfon dengan seseorang.
Ia menakis tangan Yebin untuk melepaskan pelukannya. Tanpa menghiraukan Yebin, Minkyung yang masih berbicara pada seseorang di telfon itu masuk ke kamar dan menutup pintu. Wajah Yebin keliatan sedih.

Sabtu pagi ini, Yebin memakai baju putih lengan panjang dan rok hitam dibawah lutut dan menyibakan poninya dengan bandana putih yang bikin dia makin keliatan cantik. Hari ini dia tetep milih buat pakai sniker onitsuka tiger warna putih dengan list merah biar dia juga nyaman jalan kaki.

Si cantik nunggu Jerapah imutnya sambil mainan Hp di sofa. 'Kira-kira ada apa ya..' tanya batin Yebin melirik ke pintu kamar Minkyung yang tertutup.

Minkyung keluar dari kamar dengan Jaket denim biru muda yang pas dengan jeans navynya.
"Yuk." Ajaknya pada Yebin.
Yebin langsung menggandeng lengan Minkyung.

Rencananya, pagi ini mereka ketemu di taman Yeoido pinggiran Hangang. HP Minkyung bunyi lagi, Yebin menyeringai kecil, sebel.. banyak banget sih yang nelfon-nelfon.

"Siapa lagi?" Tanya Yebin sebel.
Minkyung nunjukin layar hpnya. Terus Yebin cuma nyengir aja.

"Lagi otw ni. Udah disana semua?"
"Iya ini udah cepet-cepet kok"
"Iya astagaaaaaa. Iya ini udah dijalan"

Mendengar percakapan Minkyung, Yebin nanya "Udah pada sampe semua ya?"

"Iya nih, Nayoung biasa panikan. Takut yang lain curiga." Mereka berdua ketawa kecil. Dan Minkyung kaget, pas keluar gang, Pak Park udah nunggu buat bukain pintu mobil.

"Katanya mau naik bus aja?" Nggak jelas gimana mood Minkyung kalo denger nada suaranya.

"Kita kan udah telat.. ?" Mereka masih 10 meteran dari mobil. Terus Minkyung berhenti.
"Kan hari ini mau jalan, lagian 10 menitan ini kalo naik bus. Aku tunggu di halte. " Minkyung belok ke kanan dan ninggalin Yebin. Dia senyum dan sedikit membungkukkan badan ke Pak Park sebagai ucapan terimakasih karena nggak mau terkesan nggak sopan.

Setelah minta maaf ke Pak Park, Yebin  nyamperin Jerapahnya di Halte Bus.
"Marah ya?" Dia menyenggol lengan Minkyung yang berdiri cantik di sampingnya.

"Mmm, nggak. Busnya udah dateng, yuk. "
Minkyung masuk duluan, bus agak sepi soalnya juga hari sabtu. Dia milih tempat duduk agak belakang. Yebin duduk disampingnya.
"Seriusan nggak marah?" Lagi, Yebin nyoba buat mastiin kalo Minkyung nggak marah.
"Nggak kok, kalau kamu maksa aku buat naik ke mobil. Mungkin aku bakal marah. "
Yebin senyum kecil. "Makasih ya." Terus dia ngegenggam tangannya Minkyung yang gede banget itu.

Terus Minkyung bisikin Yebin, "Iya, cantik. "

Dan mereka mencoba buat bersikap biasa aja, harus nahan mesra mesraan karena lagi di bus umum. Lalu, turunlah mereka di halte yang paling deket sama Tamannya.

Minkyung nelfon Nayoung. Di loud speaker "Anjir dimana?" Tiba-tiba mereka kena semprot Nayoung.

"Udah sampe, share loc ya." Kata Minkyung.

"Hmm yoi deh. Daah. " nggak lama setelah telfon ditutup chatnya Nayoung masuk. Pas mau jalan, Minkyunh reflek ngegandeng tangannya Yebin.
"Mmm, hei.. yakin mau gandeng tangan aku?" Ujar Yebin, lalu Minkyung pelan ngelepasin gandengannya. 3 menitan jalan, nemu deh segerombolan anak SMA yang lagi piknik.

"WUUUUUUU lama banget yak!" Protes Nayoung.
"Ayo ayo sinii gabungg." Ujar Jennie menepuk-nepuk tikar piknik mereka.

"Ini bawa Yebin gapapa ya? Soalnya hobi ngikut ini bocah." Ujar Minkyung yang bersikap seperti Minkyung yang disekolah.

"HEHE boleh ya kak?" Tanya Yebin sebelum duduk di samping Minkyung.

"Boleh donggg, siniii" jawab Kyungwon.

Superior You | Pristin • RoRe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang