P A R T 1
Hana menggigit sumpit ditangannya dengan kuat hingga terlihat sedikit kemerahan pada bibir cherry nya.
"Woi, Pe'ak. Yang dimakan tuh buburnya bukan sumpitnya." Sosor gadis disebrang meja tempat Hana makan.
"Lagian gua heran, makan bubur kok pake sumpit." Ejek teman Hana ikut ngompor.
"Diem lu Netijen. Lu pada harus percaya, Netijen itu maha benar tapi tidak maha mengetahui." Sungut Hana ikut memanaskan keadaan.
"Astatang. Han, ntu mulut astogeh. Maju-maju amat kek giginya mpok eli." Ujar Yura sambil nyolong mie punya Nana pake tangan.
"Jorok mat lu!" Nahkan, jadi ribut sendiri jadi gak mikirin perasaan Hana yang udah mau meledak.
Braak!
Hana dengan sengaja menggebrak meja yang mereka tempati saat melihat aksi kedua temannya yang udah kaya setan ketemu jurig.
"Ra, Na. Gua manggil kalian kesini buat curhat bukan mau liat monyet geludh! (gulet)"
"Yodah iya. Lu mau cerita paan? Bosen gua dengernya kalo lu curhat Jongkok mulu." Ujar Nana sambil duduk.
"Jungkook Na-_-||J-U-N-G-K-O-O-K.
Semalem dia minta tidur sekamar sama gua." Ujar Hana menghembuskan nafasnya dengan kuat, pertanda kefrustasiannya akan terus berlanjut."Eanjir! Terus lu nya mau kagak?!" Sosor Yura terkejut. Pasalnya ia terkejut karena pasangan suami istri ini belum melakukan apa-apa dan baru menapakkan kakinya digaris Start.
"Ya, Nggak lah. Lu mau gua maen Basket sambil gendong anak?!" Ucap Hana dengan kaku dan tak mengakui kejadian 'semalam' yang benar adanya.
"Bener juga yah. Ntar yang ada anak lu yang dimasukin ke Ring basket" Ujar Yura ikut-ikutan.
"Kalo kata gua sih, turutin aja apa kata Jungkook. Kan kalian juga sama-sama sibuk. Siapa tau aja abis 'begituan' kalian dapet pencerahan" Ujar Nana menepuk-nepuk punggung Hana dengan keras.
*Gedebuk!!
"MAKAN NIH PENCERAHAN!!" Ujar guru BK yang sudah berumur sambil membawa sapu andalannya yang dijuluki sebagai 'sapu Harry potter'.
Ketiganya menghadap arah datangnya sapu yang mengeluarkan bunyi yang sama sekali tidak enak didengar.
"Ampun Bu!" Ujar Yura berlarian menjauh dari guru BK yang jika marah idungnya akan membesar 'kaya balon tapi banyak bulunya'.
"Galak amat bu!" Ujar Nana melompat dari meja yang ada didepannya ala-ala spiderman.
"Bu, maap maap nih. Ibu kan udah tua, udah umur. Saya cuma hawatir ntar anak murid yang pernah digebukin pake sapu ini bales dendam ke ibu. Kalo ibu mati gimana? Yang saya takutin ntar ada sinetron yang judulnya 'Azab guru zolim'. Ujar Hana masih sempet-sempetnya salim, dan berlarian menyusul dua kutu kupret didepannya.
Sedangkan bu eli mengelus-elus dadanya, mulutnya terus komat-kamit sambil melafalkan sesuatu seperti mantra.
"Hampura dosa abdi ya allah" Ujarnya lemah sambil memungut sapu yang ada dikantin.
(づ ̄ ³ ̄)づ
Hana mendongakkan kepalanya untuk melihat Bus yang belum juga terlihat. Ia sedikit menundukkan kepalanya untuk melihat lebih jelas jam ditangan kanannya. Latihan basket hari ini cukup melelahkan baginya, dan tentunya Hana harus menjaga image-nya didepan Taehyung Sunbae yang merupakan ketua tim baket disekolahnya.
'17.50' gumamnya.
"Bangkek lama amat." Umpatnya setelah mendapati Jungkook ditempat parkiran.
"Eanjir, warna rambutnya ganti. Cakep bat dah laki gua." Gumam Hana tanpa menggerakkan bibirnya.
*Tiin
"Hana!! Nunggu apa?" Ujar Jungkook dingin setelah melihat Yura yang ngupil di Halte busway.
Hana tersenyum kecut saat melihat ada siswi berambut pirang yang dibonceng Jungkook, dan yang lebih membuatnya kesetanan adalah–Siswi itu menyenderkan kepalanya pada punggung Jungkook yang kekar.
"Nggak, lu duluan aja sana!" Ujar Hana masih menatap siswi yang dibonceng Jungkook, lihatlah dia tidak terlihat ingin menjelaskan apapun.
Setelah 15 menit menunggu, Hana sampai pada rumahnya. Bukan rumahnya tapi rumah mereka. Yah! Rumah sepasang suami istri, Rumah Hana dan Jungkook.
Hana melihat sepatu Jungkook yang bertengger rapi di Rak kayu, menandakan Jungkook yang sudah ada dirumah. Dengan pelan, Hana membuka pintu rumahnya yang masih tidak ada perubahan, masih kotor dan berantakan.
Dengan kasar ia menghempaskan badannya pada kasur king size yang hanya ditiduri oleh dirinya seorang.
Sesaat, matanya terpejam dilanda kantuk dan lelah karena terus beraktifitas dan terus berbicara tanpa henti.Baru semenit ia memejamkan matanya, Hana membuka kembali matanya saat merasakan pergerakan pada kasur besarnya.
"Jung?!" Ujar Hana dengan tatapan ketakutan.
(✖﹏✖)
TBC.Yeorobun, biasakan tinggalkan jejak.
Voment sangat di butuhkan ya~
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG MARRIEGE [JJK]
Fiksi Penggemar"Ya, Nggak lah. Lu mau gua maen Basket sambil gendong anak?!" Ucap Hana dengan kaku dan tak mengakui kejadian 'semalam' yang benar adanya. "Bener juga yah. Ntar yang ada anak lu yang dimasukin ke Ring basket" Ujar Yura ikut-ikutan. Spoiler dikit e...