Prolog

21 1 0
                                    


“Najendra Wiratama?”

Jendra tersentak dan menoleh. Matanya membeliak.

Seorang pria dengan tubuh tinggi dan bentuk badan professional yang cenderung berisi serta wajah tampan yang cenderung kebarat-baratan itu berdiri tepat disamping mejanya.

“Najendra, bukan?”

“Apa yang kamu lakukan di sini?”

Lelaki itu tertawa. “Aku?” tunjuknya kepada diri sendiri. “Hanya sedang memenuhi janji kepada seseorang. kenapa? Kamu ingin aku berjanji sesuatu padamu?”

“Janji.”

“Tentu,” sahutnya dengan cengiran lebar. “Saat kita sudah memutuskan saling terikat, saat itu terjadi kita tidak akan pernah berpisah. Kamu mau kita berjanji?”

“Kenapa harus berjanji seperti itu?”

Lelaki itu mengaruk tekuknya mantap. “Jujur, aku punya kisah cinta yang tidak mengenakan dimasalalu dengan mantanku…”

Ia menyipitkan mata. “Kamu…”

“B-bukan seperti itu,” selanya cepat, pria itu mengembuskan napas berat. “Itu untuk pertama kalinya aku jatuh cinta dan mencintai orang sedalam itu.”

“Lalu?”

“Aku berharap. Setelah ini aku akan lebih mendapatkan peruntungan yang lebih baik di masalah percintaan. Saat nanti aku menyerahkan seluruh hatiku dan jatuh cinta untuk kedua kalinya. Aku tidak ingin dikecewakan lagi.”

“Kau mau berjanji tidak meninggalkanku, kan?”

“Lalu, apakah kamu mau berjanji tidak akan berpaling dariku, kan?”

“Tentu saja!”

“Baiklah!”

“Dan dimana janjimu?”

Lelaki itu duduk dan mengenggam kedua tangannya, “Maafkan aku, sayang.” sesalnya sambil mencium telapak tangannya. “Aku tidak bisa menghentikannya. Jika bisa aku ingin mengubah waktu untuk kita. Aku menyayangimu.”

“Aku mencintaimu.”

“Dan aku lebih mencintai kalian.”

Jendra mengerjap. Bersamaan dengan setetes air mata terjatuh membasahi pipinya, bayang-bayang itu menghilang.

KAMIS, 25-OKTOKBER 2018

TIME (Like I'm Gonna Lose You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang