two

4K 440 29
                                    

Previous..

Tapi anehnya pernah di suatu malam, aku mulai mencurigai seseorang yang membenci keberadaanku dirumah ini sebagai pelakunya.




Ya, dia Oh Sehun. Adik tiriku.

-----

Malam itu aku benar-benar tidak bisa tidur karena rasa tidak tenang yang terus menghantuiku. Akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari kamar dan berjalan menuju dapur untuk menyeduh susu cokelat bubuk yang selalu ku beli.

Saat aku sedang mengukur takaran susunya, aku melihat Sehun yang sedang berjalan santai tapi agak mengendap menuju lorong kamarku di lantai atas (kamar kami berbeda lorong).

Aku bingung. Apa yang ingin ia lakukan di jam dua belas malam seperti ini?

Akibat rasa penasaran yang teramat sangat, akhirnya aku memanggilnya dengan suara yang lantang karena jarak dapur dengan posisi tempat Sehun lumayan jauh.

Sehun menoleh ke arahku, aku tak dapat melihat dengan jelas bagaimana ekspresinya saat itu. Tapi ku rasa ia terkejut, entah karena aku yang baru kali ini memanggilnya ataupun tentang kegiatannya yang kepergok oleh diriku.

Kami berdua mendekati diri masing-masing, dan baru kali ini aku berjarak sedekat ini dengan adikku sendiri.

Aku bertanya kepadanya, apa yang sedang ia lakukan di malam buta seperti ini. Tapi ia malah kembali menanyakan ku hal yang sama. Lalu aku menjawabnya dengan tenang bahwa aku tidak bisa tidur dan ingin menyeduh susu. Aku kali ini menatap langsung ke dalam matanya yang tajam, mencoba membaca apa yang sebenarnya pria itu tengah sembunyikan dariku dan Sehun memutuskan pandangannya begitu saja. Dahiku mengkerut bingung, tapi saat kembali menatap, wajahnya terlihat datar dan tenang.

Keadaan agak canggung, dan aku memutuskan untuk kembali melanjutkan kegiatanku yang sempat tertunda. Aku membelakanginya dan saat aku selesai menyeduh susu, Sehun sudah menghilang tanpa suara. Aku mengangkat bahu berusaha tidak peduli karena ku pikir Sehun memang seperti itu dan selalu begitu.

Dan dari situlah rasa curiga mulai menyeruak dalam benak.

Tapi setelah ku pikir-pikir lagi, aku tak bisa mencurigai Sehun begitu saja. Bagaimana pun juga, Sehun termasuk ke dalam list orang yang jijik denganku karena aku adalah seorang gay. Seingatku juga, Sehun sering membawa wanita-wanita cantik ke rumah saat ibunya dan ayahku tidak ada di rumah. Pria putih itu memandangiku dengan tajam kalau saja aku tak sengaja memandangi mereka berciuman di ruang tamu.

Hell, aku sudah sangat sadar jika Sehun membenciku.

Rasa curiga pun mulai pudar karena alasan itu, tapi dia kembali semakin kuat saat aku mengingat bahwa Sehun lah yang memegang semua kunci duplikat ruangan rumah ini. Karena satu, ia adalah satu-satunya orang yang sering berada di rumah. Yang kedua, ayah memberi semua kunci itu kepada Sehun tepat di depan mataku. Aku juga tidak mengerti kenapa ayah memberinya kepada Sehun bukannya kepadaku.

⏪⏸️

Malam ini aku berjalan keluar kamar dan pergi ke ruang makan. Aku melihat di sana ada Sehun yang sedang memakan makan malamnya dengan tenang. Kemudian matanya yang tajam itu menatapku dengan dingin, membuatku menundukkan kepala.

Let Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang