five

3.9K 419 53
                                    

Pada pagi hari aku terbangun dengan keadaan bersih alias tidak ada pakaian robek ataupun sperma di atas tubuhku. Aku menghela napas panjang sebelum akhirnya aku berjalan ke arah kamar mandi.

Aku masih tak percaya dengan kejadian tadi malam. Seorang Sehun melakukan hal terlarang itu kepadaku? Kakaknya sendiri?

Hal apa yang membuat Sehun seberani itu melakukan pelecehan terhadap ku? Walaupun aku adalah kakak tirinya, Sehun tetap tak pantas melakukan hal tersebut kepadaku. Aku tak habis pikir dengan jalan pikirnya. Padahal semua kelakuannya tak mencerminkan bahwa dia menyukaiku.

Lalu, kata-katanya tadi malam.

Aku hanya ingin kau menjadi milikku, Jongin..

Milikku..

Aku menggeleng lalu menyalakan keran air di washtafel dan membasuh wajahku. Kemudian aku hanya terdiam menatap pantulan wajahku yang menyedihkan.

⏮️⏸️⏭️

Setelah selesai mandi, aku berniat untuk sarapan. Aku turun menuju ruang makan dan mendapati meja yang masih kosong.

Aku menepuk bahu seorang maid perempuan kemudian bertanya, "Bibi Yoo belum masak?"

"A--ah, Tuan Muda." Perempuan itu langsung membungkuk 90 derajat kepadaku. "Tadi senior sudah ingin memasak, namun bahan makanan di kulkas sudah habis jadi ia harus berbelanja dulu. Katanya, maaf atas kelalaiannya."

"Oh, begitu rupanya. Tak apa. Aku bisa makan roti. Terima kasih."

"Sama-sama, Tuan Muda. Saya permisi."

Setelah maid itu pergi, aku memutuskan untuk membuat roti selai. Aku mewajarkan kelalaian bibi Yoo karena beliau sudah berkepala 5, jadi wajar saja jika beliau sering lupa dengan sesuatu.

Di saat aku baru saja ingin mengoleskan selai cokelat ke atas roti, tiba-tiba saja Sehun muncul dengan tanpa atasan dan rambut yang basah. Ku rasa dia habis mandi.

Saat ini aku benar-benar bingung harus bertingkah bagaimana mengingat kejadian tadi malam membuat kami semakin canggung dengan satu sama lain.

Atau mungkin hanya aku.

"K-kau sudah sarapan?" Tanyaku dengan terbata.

Sehun diam menatapku, "Menurutmu?" Kemudian menaikkan sebelah alisnya.

Aku berusaha untuk tidak terpancing dengan kelakuan tidak sopan Sehun terhadapku.

Seharusnya yang marah disini adalah aku, tapi kenapa lagi-lagi dia yang memasang wajah dingin?

"Ingin kubuat kan roti selai?"

Sehun hanya diam dan aku menyimpulkan bahwa itu adalah jawaban 'ya' darinya. Aku membuatkan dua buah roti dan memberikan kepadanya.

Lalu kami duduk di ruang makan dalam keheningan yang canggung.

"Sehun, apakah kau akan keluar hari ini?" Ucapku memecah keheningan.

Sehun tidak menjawab, tetapi melihat dia memberhentikan kegiatan makannya sebentar membuatku merasa boleh berbicara lagi.

"Aku akan pergi bersama Chanyeol, aku harap nant--"

"Dasar gay."

Aku langsung mengernyitkan dahiku setelah mendengar perkataan Sehun.

"Apa yang barusan kau katakan?"

Sehun hanya diam tak menjawab sambil melanjutkan kegiatan makannya. Dan aku hanya bisa menghela napas kasar, mencoba bersabar menghadapi adik tiriku.

Let Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang