Move on [End]

694 26 0
                                        

Setia itu prinsip, bukan janji!

         __________________________

        Hari-hari Ayu kini lebih cerah dibandingkan dengan saat dia baru mengalami patah hati. Waktunya diisi dengan kerja, olahraga, dan hal-hal positif lainnya.
       Seperti minggu kemarin, Ayu memutuskan untuk joging di area komplek rumahnya, setelah itu dia pergi nonton bersama Ruben dan Wenda.
Banyak cerita menyenangkan yang Ruben dan Wenda bagi termasuk hubungan mereka yang akan masuk pada level yang lebih serius. Menikah.
       Ayu bahagia bukan main.
Dia lega. Meski baru merasakan pahit kandasnya hubungan dengan sang mantan, Ayu bersyukur, orang-orang di sekelilingnya berhasil membawa hubungan itu tanpa adanya drama.
           Dan satu hal paling penting, jawaban atas rasa sakitnya hanya harus melupakan, dan kembali melanjutkan hidup. Begitu sederhana. Dan Ayu sudah melakukannya.
           

***

       Lagu terbaru milik Jennie, salah satu member Blackpink berjudul Solo menggema di kamarnya.

Ini hari minggu. Waktunya menikmati hari libur dengan baik tanpa gangguan.

       Entah sedang kesurupan apa, Ayu menari-nari mengikuti musik dengan gaya yang dia ciptakan sendiri.
       Tertawa lepas merasa ada hal baik yang mengelilinginya.
Dengan rambut lurus yang terurai, Ayu menggerakkan kepalanya sambil tersenyum manja.

      Untuk info saja, sebagian besar lelaki yang pernah melihat Ayu secara langsung, sering memuji kecantikannya. Bahkan ada yang terang-terangan menunjukkan ketertarikan. Namun, sayangnya Ayu belum ingin membuka hatinya untuk siapapun saat ini. Bukan berarti belum move on. Move on atau tidaknya seseorang yang patah hati tidak selalu harus memiliki pasangan baru, kan?

   Drttt drtt

      Ayu menghentikan gerakan tubuhnya saat merasa meja tempat ponselnya ditaruh mengeluarkan getaran. Sepertinya ada sebuah notif masuk.

Wenda:
Yu, buruan ke rumah.
Ada Om Reno

Ayu:
Om Reno?
Papanya Kara?

Wenda:
Iya,
Buruan.

       Sejenak Ayu terdiam karena terkejut. Ada apa Om Reno ke rumah Wenda.
Apa ada sesuatu hal yang penting sampai orang yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja itu meluangkan waktunya untuk datang ke rumah Wenda.

        Ayu segera mengganti pakaiannya untuk secepatnya mendatangi rumah sahabatnya itu.

****

        Sejak di mobil, Ayu tak henti-hentinya memikirkan apa yang membuat Om Reno mendatangi rumah Wenda. Perihal apa kiranya sampai Wenda ingin dirinya ikut dalam urusan ini.
     Jujur saja, jika ini mengenai Kara si pengkhianat itu, sungguh Ayu tidak tertarik. Ayu sudah melupakan satu nama itu dari daftar  sahabatnya.

     Ayu telah sampai. Mobilnya diparkir di depan pagar karena halaman rumah Wenda sudah ada mobil yang Ayu yakini mobil Om Reno, Papanya Kara.

     "Maaf sudah melibatkan kamu dalam masalah ini, Wenda. !"
"Om harus menjelaskan semuanya sama Ayu dan Pak Rozak. Tapi, Om takut mereka membenci Om. "

"Nggak Om. Aku yakin mereka akan mendengarkan penjelasan Om. Om tau kan keluarga Ayu seperti apa? "

   Ayu menangkap sayup-sayup suara yang masih amat jelas masuk ke indra pendengarannya.

"Jujur saja, Wenda. Om malu. Om masih nggak percaya sama apa yang dilakukan Kara sama Ayu. Tega banget dia. !"

Ayu tertegun.
Ayu sengaja mengurungkan niatnya untuk segera masuk.

   "Andai Om tau siapa yang akan menikahi Kara adalah tunangannya Ayu, Om nggak akan kasih restu. Demi Tuhan, Om akan bawa Kara pergi dari sini. Bila perlu tinggal di luar negeri biar mereka nggak ketemu. "

      "Apa ini berarti Om Reno nggak tau kalo Kara mau nikah sama Shaheer ? Gimana bisa Kara merahasiakan hal besar ini? " Ayu bermonolog.

    "Jadi Om nggak tau kalo Kara mau nikah sama Shaheer? "
Tanya Wenda  terdengar kaget.

"Enggak, Wenda. Om nggak tau. Selama ini Om memang disibukkan dengan pekerjaan. Dan nggak ada yang ngasih tau Om termasuk Tante Rini. Om yakin kalo Tante kamu sekongkol sama Kara untuk merahasiakan siapa calonnya Kara. "

Cukup sudah. Ayu mengerti sekarang. Kara memang benar-benar menyukai Shaheer hingga melakukan hal ini pada Papanya. Dia benar-benar tidak ingin terpisah dengan laki-laki itu.

        "Om Reno. " panggil Ayu yang kini sudah masuk ke rumah Wenda.
        "Aku udah dengar semuanya. Dan aku nggak nyalahin Om atas apa yang terjadi. "

      "Ayu,,, " panggil Reno yang kini sudah berdiri dari tempat duduknya.

      Reno menarik napasnya berat. Perempuan muda di depannya ini terlihat tegar meski matanya berkaca-kaca. Reno ingat betapa akrabnya Kara dengan Ayu, dulu. Sayangnya semua hancur saat anak perempuan kebanggaannya menghancurkan hubungan itu karena sebuah kesalahan besar ini.

        Ayu mendekati Reno dengan senyuman tulus. "Ayu jadi lebih baik sekarang, Om. " ucap Ayu.
Reno menyentuh kepala Ayu dan mengusap rambutnya penuh sayang. Ayu sudah dianggap seperti anaknya sendiri.
Reno ikut sedih karena mengerti perasaannya seperti apa. Tidak mungkin Reno membiarkan orang yang sudah dia anggap anak sendiri itu mengalami luka hati akibat anak kandungnya.

         "Om nggak akan rela membiarkan semua ini terjadi, Ayu. "
Ayu menautkan alisnya  .
"Maksud Om apa? "

"Om tau Kara sudah melakukan kesalahan. Maka dari itu, Om nggak akan menambah kesalahan Kara dengan membiarkannya menikah dengan lelaki yang sudah berkhianat dengan pasangannya. " jelas Reno serius.
Jujur saja, Ayu masih bingung.

"Om akan bawa Kara.! " lanjut Reno.

"Bawa Kara? Ke mana? " tanya Ayu kaget.

"Pergi jauh dari laki-laki itu. " jawab Reno yakin.

"Om, tapi mereka udah mau nikah. " kini Wenda bersuara.
Reno menoleh pada Wenda.
"Wenda, Shaheer mencintai Kara saat masih jadi tunangan Ayu. Jika dia menikahi Kara, apa itu menjamin dia akan setia? "

Ayu dan Wenda terdiam.

"Sekali lagi, Om minta maaf sama kamu. " ucap Reno pada Ayu.

"Dan Wenda, terima kasih atas bantuannya. Om pamit pulang. "

Reno menghilang dari hadapan mereka. Sedang Ayu dan Wenda masih terpaku di tempatnya.

         "Kejutan banget ya, Yu. Karma nggak pernah salah alamat. " komentar Wenda singkat. Sedang Ayu masih tak percaya dengan pilihan Papa Kara yang lebih memilih membawa Kara pergi di saat pernikahan sudah di depan mata.

         

End

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang