aku sibuk banget hari ini woyy
Sepertinya ini salah satu hari terburukku. Ku pikir, melarikan diri ke kafe adalah cara terbaik untuk mendapatkan waktu tidur ternyata meleset.
Tzuyu, yang biasanya menjaga mesin kasir, berhalangan hadir karena lagi tidak enak badan. Jadi, dia ditugaskan untuk menggantikan sejenak Tzuyu hingga Park Sooyoung datang.
aku mengambil apron dan bandana khas dari kafe itu lalu memakainya. Memandang diri yang terlihat cantik dari balik cermin lokerku.
Setelah kupikir – pikir, aku cantik. Tapi kenapa ya susah sekali mendapatkan pria yang benar – benar pas untuk Ia kenalkan kepada orang tuanya?
aku mulai tidak nyaman sekali dengan kencan buta yang diatur oleh oppadeul, Arin ataupun Mark.
Aku beranjak menuju mesin kasir. Menunggu sembari tersenyum kepada pelanggan tetap yang tersenyum ke arahku. Pintu kafe terbuka, mataku membulat lebar.
Dengan kaos putih polos yang ditutupi oleh jaket setengah lengan, celana jeans dan sepatu kets. Benar – benar terlihat tidak seperti seorang tenaga pengajar. Apa yang baru saja terpikir olehku? Aku mengangguminya?
Dia melambaikan tangan ke arahku. Aku yakin itu bukan buatku karena dia tidak mungkin seramah itu kepada perempuan yang baru saja mengancam akan mengadukannya ke pembimbing konseling.
Aku berbalik dan ku dapati Seokjin-nim, kepala chef kafe ini, melambai juga kepadanya.
"Yerim-ah, tolong siapkan satu ice latte dan macchiato tanpa cream." Pinta Seokjin-nim. Aku segera mengangguk dengan lemah. Kenapa aku harus berhadapan lagi dengan pria itu.
Aku mengambil cangkir dan mulai menghidupkan mesin expresso. Aku menatap kedua cangkir itu. sial sekali aku tidak mengetahui yang mana cangkir yang akan diminum oleh pria tersebut. Sudah terlintas di kepalaku untuk memberikan obat sakit tidur, obat mules atau obat pencuci perut.
Tapi, aku urungkan. Bagaimana kalau yang meminumnya Seokjin-nim?
Aku meletakkan kopi yang sudah kuracik ke atas nampan. Aku membawa nampan ini dengan sedikit kesal. Aku berharap bahwa meja itu sangat jauh hingga aku tak sampai untuk mengirimnya.
Tapi tak bisa. Hanya beberapa langkah dari kashir, aku sudah berdiri dihadapan kedua pria yang secara real, tampan.
Aku meletakkan kopinya satu – satu sembari tersenyum palsu. Tentu saja, rasanya sesak banget tersenyum kepada pria itu.
"Selamat menikmati" ucapku lalu berlalu. Ku intip sedikit. Ternyata macchiato tanpa cream adalah minuman pria gila itu. huft, untung saja aku tidak berniat menaruh obat yang aneh – aneh di latte tadi.
Aku meletakkan nampan di atas meja. Aku hanya melamun saja.
"Yerim-ah" panggil seseorang yang sudah familiar ku dengar.
Aku tersenyum.
"Joy-ah." Aku melirik ke arah Baby-G yang melingkar di tanganku.
"ini belum saatnya kau bekerja."
Dia tersenyum. Nama Joy memang lebih enak dipanggil daripada Sooyoung.
"aku tahu kau lelah dari kampus. Jadi kuputuskan untuk datang cepat setelah menerima telepon dari Tzuyu"
Aku memeluknya. Ah, dia benar – benar teman yang perhatian.
Pintu kafe terbuka lagi. aku dan Joy langsung melihat ke arah pintu. Mataku membulat lebar.
Oh, No!
Pria berjas dan memakai kaca mata itu berhasil menyedot perhatian pengunjung perempuan yang ada di kafe tersebut. Ia terlihat sangat tampan dari segi manapun. Cara menarik kursi dan duduknya saja terlihat sangat ber-manner.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario✔
Fanfiction"kenapa hidupmu selalu dikelilingi oleh lawan jenismu?"