Jika saja bukan karena Dad aku mungkin tidak akan —ralat— tidak sekarang kembali ke kota sialan ini. Aku tahu, tidak seharusnya aku menyebut kota Los Angeles yang indah ini sialan, terlalu banyak saat-saat terindah dalam hidupku yang terjadi disini. Namun, ada juga saat tersial dalam hidupku yang pernah terjadi disini. Biar kutebak! Pasti kalian sedang bertanya-tanya mengapa aku begitu kesal ketika harus menginjakkan kakiku lagi disini, right? Baiklah jawabannya adalah karena Dad memaksaku untuk segera menikah! Konyol bukan? It's 2014! Saat ini aku benar-benar merasa hidup ditahun 30an, masa dimana seorang gadis dinikahkan paksa oleh orang tua mereka.
Aku kembali untuk menjemput seorang pria yang sudah menjadi kekasihku selama empat tahun. Mungkin kedatanganku akan sedikit mengejutkannya, karna seharusnyanya aku datang tiga bulan lagi. Tapi Dad sudah memaksaku untuk segera menikah, jika aku tidak membawa kekasihku itu ke Paris, Daddy akan menjodohkanku dengan anak sahabatnya. Ugh menyebalkan!
"Pemisi, Nonna Yuki." Aku menoleh ke arah samping, dan ternyata Alex —ajudan Ayahku— sudah datang. Aku mengangguk pelan lalu meyerahkan koper unguku padanya dan berjalan menuju pintu keluar
"Maaf nonna, telepon untuk anda."
Aku mengambil ponsel hitam itu dari tangan Peter. "Hallo..."
"..."
"Yeah begitulah."
"..."
"1 minggu, Dad."
"..."
"Ya tentu"
"..."
"Of course Dad! Bye "
Aku mengela nafas pelan, kemudian menyenderkan punggungku pada jok mobil sambil menatap ke arah jendela. Dapatkah kalian membayangkan bagaimana rasanya harus menikah diusia muda? Menyebalkan bukan?! Dad benar-benar kejam! Usiaku bahkan masih dua puluh satu tahun tapi harus menikah dan sebentar lagi akan mempunyai seorang bayi. Ya tuhan.
***
Untuk kesekian kalinya pria itu berdecak kesal pada gadis dihadapannya, entah apa yang membuat gadis itu tidak dapat berhenti mengikuti kemanapun pria tampan ini pergi.
"Enyahlah dari pandanganku gadis murahan! Apa kau tidak punya harga diri hah?!"
Sang gadis hanya menatap datar pria ini tanpa beranjak seinci pun dari posisinya. "Darling, bukankah sudah kukatakan seratus kali padamu, bahwa aku tidak akan pergi sebelum kau mengatakan akan menjadi kekasihku. Forget about that words?" Gadis ini menatap manja pria itu, sambil kembali mendekatinya
"Shit!" Pada akhirnya pria ini beranjak dari duduknya kemudian pergi meninggalkan gadis itu
KAMU SEDANG MEMBACA
KUMPULAN CERPEN (Stefan-Yuki)
Fanfiction(COMPLETED) Jangan ketawa atau geli ya pas baca cerpen-cerpen ini. Harap maklum semua cerpen ini ditulis saat aku masih duduk di bangku SMP dan itu masih jaman-jaman alay :p intinya semua ini hanya untuk mengenang masa kecil dan mengajak kalian meli...