FA-3

3 2 0
                                    

"Hidup itu Lucu ya.
Yang dicari, Hilang.
Yang dikejar, Lari.
Dan yang ditunggu, pergi"

❇❇❇

"Lo yang kemarin Nganter gue pulangkan?"

Hah? Avan menaikan sebelah Alisnya.

"Bilangin ya sama Nenek Lampir pacar Lo itu! Gue ngga pernah Caper ataupun minta bantuan Lo sedikitpun! Lo sendiri yang Nawarin gue buat ngenter gue pulang!"

Nenek Lampir? Pacar? Ngomong apa sih nih Cewek?
Avan menatapnya, memperhatikan wajahnya. Ah ia baru ingat! Ini Wanita yang kemarin malam ditawarinya pulang.

"Woi! Jawab Lo jangan diem aja!"

Apakah Avan harus menjawab pernyataan bodoh yang baru saja dilontarkan Oleh mulut kaleng buluk wanita dihadapnnya ini? Yang benar saja.

"Satu. Gue ngga punya pacar!, dua. Gausah GR! kemarin itu gue hanya kasian Liat lo sendirian dijalan, kaya Jomblo!"

Mata wanita -yang tak diketahui namanya oleh Avan- membulat sempurna. Sepertinya kata- kata Avan barusan menohoknya hingga Hati kecilnya. Lantas Avan melenggang pergi tanpa sepatah katapun.

Belum sempat Avan masuk kedalam kelasnya, ia sudah dihadang lebih dulu oleh Wanita keturunan Indo-Amrik yang tak lain adalah Dona. Dengan rambut yang ia mainkan, Centil.

"Babe, tadi masa aku dituduh berkelahi sama cewek bitch. akukan benar ngelabrak dia karna dia udah berusaha ngambil kamu dari aku,"

Avan mencoba mencerna ucapan yang baru saja ia dengar. Apa mungkin Nenek Lampir yang dimaksud Pacar Avan adalah Dona? Jika itu benar, ini sangat memalukan!

"Siapa?"

"Siapa apanya sih babe? Aku ngga ngerti"

"Orang yang Lo maksud"

"Oh itu, yang kemarin malam kamu Antar pulang"

Ternyata itu benar! Sial!

"dia ngga ngambil gue dari Lo, karna Lo bukan siapa-siapa gue! Sekarang minggir, gue mau masuk."

Avan berjalan masuk kedalam kelasnya menuju mejanya yang terletak dipojok belakang.
Terlihat 2 orang temannya sedang menjaili Siti, cewek cupu dikelasnya.

Baru saja Avan duduk, Dona kembali menghampirinya.

"Avaaann! Kamu kok gitu sih sama aku?!"

Avan hanya diam dan sibuk mengotak-atik ponsel miliknya.
Tiba-tiba Rey -sahabat Avan- datang menghampiri dan Merangkul bahu Dona.

"Eh ada Queen Dona! Sini sama bang Rey aja. Siavan mah Emang gitu, suka mubazirin Cewek cantik!"

Dona melepaskan Rangkulan Rey dengan jijik dan berceletuk pedas.

"Jangan Sentuh gue! Gue cuma milik Avan!"

Rey sudah tak heran lagi melihat Dona yang sering menggelendot dilengan sahabatnya, dan mengikuti kemanapun Avan pergi. Entah apa yang membuatnya sangat terobsesi pada Avan, Rey akui Avan memang mempuyai pesona tersendiri untuk kaum Hawa. Tapi, apakah sampai begitu Nekatnya?

Dona Melenggang pergi dari hadapan mereka entah Kemana.
Dan tanpa disadari Avan bernafas lega, karena pengganggunya telah pergi, walau cuma sebentar.

"Eh Van! Kemaren Nganter siapa Lo?" celetuk Malven yang baru saja datang dan langsung mendaratkan bokongnya dikursi sebelah Avan.

"Bukan siapa-siapa"

"Gosipnya udah Nyebar kali Van!"

"Saya mencium bau-bau PDKT disini" celetuk Rey mengendus - endus tubuh Avan.

FlavanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang