Minggu, 28 Oktober
Dari seseorang yang dapat kau ceritakan apapun, Renjun
Teruntuk sahabatku, Lee Jeno
Kau tau?
Ada beberapa hal yang lebih baik dilupakan:
Dini hari, bau alkohol dan semua omong kosong yang kau ucapkan tanpa berpikir."Renjun", gumammu dari balik bahu sempitku.
"Kurasa.. aku menyukai sahabatku sendiri"DEG!
Apa kau percaya jika kukatakan bahwa jantungmu dapat berhenti berdetak walau kau masih hidup?
"K-kau mabuk, Lee Jeno!"
"Aku memang mabuk, tapi aku sadar akan perasaanku"
Dan sekarang aku benar-benar merasa begitu hidup karena jantungku telah kembali bekerja - bahkan dengan sangat giat.
"Kau tau sahabatku ketika SMA?"
Siapa sebenarnya yang tengah kau ocehkan, pria mabuk?!
"Na Jaemin"
"Oh~ Ya, kau pernah menceritakannya beberapa kali"
"Bagaimana menurutmu?"
"Tentang apa?"
"Bagaimana jika aku menyukainya?"
----🖤----
Teruntuk kau sahabat yang tengah menceritakan perasaanmu dari balik pelukanku,
Lee Jeno..
Bukankah ada beberapa kata yang lebih baik kau simpan untuk dirimu sendiri?
Dan untukku, lelaki pengecut yang tengah berusaha setengah mati demi menahan air mata..
Dalam situasi seperti ini, bukankah ada beberapa kata yang lebih baik kuucapkan untuk mendukung sahabatku?
"Dia orang yang baik, Lee Jeno. Kurasa kau telah jatuh hati pada orang yang tepat."
Entah bagaimana, rasanya aku dapat melihat senyum bahagiamu meski kau masih memelukku.
"Terimakasih, Renjun. Kau memang sahabat terbaikku"
Grep!
Apa?
Tidak!
Mengapa kau memegangi wajahku dengan kedua tanganmu?!
Mengapa kau menatapku dengan mata tajammu?!
Tidak Lee Jeno!
Kau harus terus memelukku!
Karena aku..
Aku tidak sanggup melihat wajahmu!
Aku..
A-aku..
Kau membuatku ingin menangis, bodoh!
"Renjun.."
Tidak!
"..aku benar-benar.."
Jangan katakan apapun--
"..ingin menciummu"
--lagi..
Dengan sekuat tenaga, aku mencoba memaki lelaki bodoh yang tanpa permisi telah mendaratkan bibirnya dengan sempurna pada bibirku, "Get out from my life! I really hate you, bastard!"
Tapi bersamaan dengan niatan itu, kudengar hatiku pun ikut memaki, "Ada beberapa kata yang akan membuatmu menyesal jika kau nekat mengatakannya!"Ya, hatiku benar.
Aku menyerah.
Aku tidak berhak menyalahkan Jeno atas hancurnya harga diriku saat ini.
Karena yang harus disalahkan atas segala hal yang menimpaku adalah:
Dini hari, alkohol, juga taxi yang telah membawamu kemari.Dan kisah dini hari ini berakhir dengan aku yang membiarkan lelaki brengsek itu mencumbuiku dengan ganas.
Ya, kau benar.
Lelaki brengsek itu adalah dirimu sendiri, Lee Jeno!
Sahabatku yang baru saja mengungkapkan perasaan untuk sahabatnya ketika SMA, Na Jaemin - kepadaku, Renjun, sahabat masa kecilnya.
Sadarkah kau, Lee Jeno?
Some things are better left unsaid.
Untuk sahabatku yang selalu berterus terang, Lee Jeno
PS: kau boleh tetap bersikap seperti itu padaku karena seberapapun besarnya rasa benciku, aku tetap tidak dapat membohongi perasaanku padamu.
Aku mencintaimu, Jeno. Sangat.----🖤----
how do y'all think about this chapter? Should I change Jaemin's chara or not?
Thanks for ur appreciation ^^
WUFFU 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
unsaid words. [noren]
Poetryjust shity poems to describe my fucking hurtness about my 10 years friendzone :')