CHAPTER 2: AN INTERESTING NIGHT-WALKING

4.6K 299 12
                                    

ETHAN 


Kami lalu segera pergi ke cabang restoran pilihan kami yang terdekat, berhubung aku tidak ingin membawa Sierra pulang terlalu malam (tentu saja ini juga perintah Sam). Bisa mati di tempat kalau aku berani mengabaikan perintah dan malah membawa Sierra yang kalem dan polos kelayapan ke tempat-tempat yang tidak baik dengan penerangan minim, mana tadi dia baru saja kena ledakan memori traumatis pula.

Dan lagipula, aku bukan orang seperti itu, kok.

Kami akhirnya sampai di restoran yang terlihat sepi malam ini. Seperti yang aku harapkan, aku tidak terlalu suka keadaan yang ramai, karena aku pun sudah menduganya bahwa hari-hari biasa begini orang lebih suka mendekam di rumah sambil belajar atau barang sekedar tidur-tiduran dan menonton televisi. Kami kemudian masuk ke dalam dan setelah Sierra membawa Sally duduk, aku memutuskan untuk memesankan makanan mereka bersama Javier. 

"Kamu bisa jujur sama aku, Jav. Aku nggak bakal bilang siapa-siapa, atau melakukan apa pun padamu. Tenang aja, aku serius." Aku berkata untuk melanjutkan omonganku yang sempat terputus tadi.

Javier menoleh padaku bingung. "Sori, apa?"

Giliran aku yang menoleh padanya dengan tatapan bingung. Ini anak memang lupa atau sengaja pura-pura lupa? Dengan topik sesensitif itu dia bisa lupa dalam hitungan menit? Mustahil banget, kan? 

"Kok malah nanya balik, yang tadi di mobil. Lupa?" 

Untungnya, cowok itu memang benar hanya pura-pura lupa. Atau dia mulai berhasil menutupi pikirannya? Berhadapan dengan sesama mind reader bukan perkara mudah juga.

"Than, aku sudah bilang padamu, aku nggak suka sama Sierra. Maksudku, aku nggak punya perasaan khusus padanya, jadi kamu santai saja, oke? Ada banyak hal yang lebih penting daripada cinta di hidupku saat ini," katanya sambil menyodorkan beberapa lembar uang pada mbak kasir yang bernama Mita.

"Hei, kamu manfaatin keadaan ya? Balikin uangnya, biar aku yang bayar!" kataku pada si kasir yang terlihat bingung karena sudah nyaris memasukkan uangnya kedalam mesin kasir.

"Mbak, take it, jangan dengerin bocah ini, kembaliannya ambil aja, makasih," kata Javier sambil tersenyum dan membawa nampan makanan kami, membuat sisa pegawai yang tidak sedang bertugas terpesona pada kegantengannya.

 Lalu, seakan ingin menghancurkan fantasi orang-orang di sana, cowok itu mengedipkan sebelah matanya padaku, tanda bahwa aku tidak bisa menang dalam urusan kali ini, dan membuat pegawai yang tadinya terpesona dengan Javier langsung mundur karena mengira cowok itu tidak normal atau apalah. Sesampainya di meja, Sierra tersenyum ramah padaku dan Javier, lalu segera memberi Sally makan tanpa banyak tanya. Dia bahkan tidak mementingkan dirinya sendiri, hanya fokus pada Sally, membuatku jadi rada perhatian dan ingin menyuapinya barang satu dua sendok... 

Tapi jelas dia bakal tidak suka diperlakukan demikian. Jadi lebih baik aku ngobrol saja dengan Javier. Sepanjang malam itu, kami bertiga ngobrol tenang dengan topik yang sederhana dan berbau keseharian, jadi tidak ada yang berpikir banyak karena yang benar saja deh, ini liburan, saatnya kita lepas dari otak penat dan tubuh superlelah. 

"Nah, Sally, sini, sama Javy saja, yuk? Aunty mau makan dulu tuh,"kata Javier akhirnya setelah dia selesai makan. 

Sierra terlihat berterimakasih pada Javier yang sudah main-main sendiri dengan Sally yang gawatnya makin jatuh cinta dengan Javier, lalu duduk di sebelahku untuk mulai makan.

"Sierra, kamu benar-benar berbakat dalam mengurus  anak kecil. Apa kamu pernah diajarin mama kamu?" tanyaku tenang sambil menghabiskan makananku.

Dan seakan yang kukatakan barusan adalah sebuah kesalahan, cewek itu tampak terkejut dan rada diam, membuatku benar-benar merasa bersalah karena sudah mengungkit peristiwa itu. Astaga, bagaimana bisa sih aku melupakan peristiwa yang merenggut nyawa mamanya itu? Aku tidak bermaksud membuat Sierra sedih. Cewek itu terdiam sejenak sambil mengusap mulutnya dengan tisu. Lalu dia tersenyum manis.

TFV Tetralogy [3] : Lego House (2014)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang