"JIYEON LAKNAT BALIKIN DALEMAN GUEEE!!"
Jiyeon cekikikan saat kakaknya menuruni anak tangga dengan menggunakan bathrobe saja. Rutinitas Jiyeon ketika hari libur, mengerjai kakaknya.
"Mau ini?" Jiyeon menunjukkan daleman kakaknya sambil memutar-mutarkannya di udara."Beliin coklat sama ice cream yang banyak, deal?"
Sang kakak hanya mendumel kesal melihat sang adik masih tidak ingin memberikan barangnya. Sampai ia mengutak-ngatik handphonenya yang sudah diyakini oleh Jiyeon bahwa laki-laki itu sedang menghubungi pacarnya.
"Masa gue kerjain gini doang langsung ngadu ke pacar. Sungguh bukan seperti cowo yabg manly." Ucapnya sambil menggelengkan kepala.
"DASAR ADEK DURHAKA LO YA, AWAS LO GAK GUE BELIIN COKLAT LAGI!"
"YAUDAH, DALEMAN LO GAK GUE BALIKIN SAMPE DAPET UANG BULANAN DARI MAMI."
"JIYEON BALIKIN DONG, LO BIKIN ACARA GUE SAMA NAYEON GAGAL!"
Kali ini sang kakak benar-benar frustasi melihat tingkah adiknya. Dengan langkah cepat, Jinyoung menghampiri Jiyeon. Seakan tau Jinyoung akan menghajarnya kalau saja dia tertangkap, Jiyeon langsung berlari ke arah dapur.
"JIY-"
Ting tong!
Jinyoung menatap ke arah pintu, setelahnya dia menatap Jiyeon lagi dengan tatapan membunuh dan dengan kesal dia pergi menuju pintu untuk melihat siapa yang datang.
"Pagi sayang, gimana kabar kalian?" ucap wanita paruh baya yang sedang memegang koper yang berasa di sebelahnya.
"Mami? Kok cepat banget pulangnya?"
Mendengar kakaknya mengucapkan kata Mami, iyeon langsung berlari ke arah pintu.
"MAMIII JIYEON KANGENN." Dengan sifat yang masih kekanak-kanakan Jiyeon memeluk wanita yang merupakan Maminya dengan sangat erat. Begitu juga dengan Maminya yang membalas pelukan putri bungsunya itu.
Maklum saja, orang tua mereka sering bepergian keluar kota bahkan keluar negeri untuk mengurus bisnis mereka yang mulai meningkat.
"Hilih lebay." Cibir Jinyoung.
"Dih apaan sih, makan noh daleman!" Jiyeon melempar dalaman kakaknya kearah taman rumahnya. Dan tanpa disangka...
"JOAN?!"
Jinyoung langsung meringis mendengar jeritan adiknya itu.
"Hai hehe." Sapa laki-laki yang dipanggian Joan oleh Jiyeon.
"IH MAMI KOK GAK BILANG SIH JOAN BAKAL IKUTAN KESINI?! JOAN SINI DONG PELUK, KAKAK KANGEN TAU!"
Joan melangkah kearah Jiyeon dan memeluknya.
"Adik kakak uda gede ya, tingginya juga uda sama kayak kakak!" Jiyeon mengacak pelan rambut Joan.
Sudah lama dia tidak melihat keponakannya ini. Mereka terakhir bertemu mungkin 8 tahun yang lalu saat Joan merayakan ulang tahunnya yang ke-7 di USA.
"Iya dong, Joan kan uda SMA. Masa Joan kecil mulu sih kak." jawabnya yang membuat Jiyeon semakin gemas.
"Trus kamu kok ikut Mami? Emang ga sekolah? Atau mau pindah ke sini?" Tanya Jiyeon bertubi-tubi.
"Libur kak, kan lagi Summer di USA." Jiyeon hanya menganggu-anggukan kepalanya dan mengacak rambut Joan lagi.
"Udah yuk, ntar lanjut ngobrol di dalem aja. Kasian Joannya belum istirahat, di pesawat juga dia gak tidur." ucap Mami mereka.
"Astaga, ayo masuk abis itu kamu mandi terus langsung tidur aja. Kak bawain tuh tasnya Joan!" Titahnya kepada Jinyoung yang dari tadi diam di depan pintu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta & Rindu
Ficțiune adolescențiSebuah rasa itu akan datang seiring berjalannya waktu. Jika awal dari semua karena keterpaksaan, maka jangan biarkan sebuah keterpaksaan itu kamu jadikan alasan untuk tidak memberinya kesempatan. Karena dia sudah cinta... "Jaehyun, aku cinta sama ka...