Can marah2 lihat tin. Tapi tin malah senyum lalu perlahan deketin can. Can yang sempet takut malah mundur.
"Kenapa, kamu takut ?"
"Tin..."
"Kalau kamu kangen dan ingin aku, kenapa malah mau menjauhi ku ?"
Can diem seribu bahasa.
"Kamu takut aku menderita karena berusaha mengingatmu kan ? Tapi apa kamu tahu , aku lebih menderita melihatmu menjauhi aku. Aku berusaha mati matian menahan sakit demi berusaha mengingatmu. Aku ingin cepat ingat karena aku tidak mau kehilanganmu. Aku ingin selalu bersamamu. Berharap agar kamu membantuku mengingat semuanya. Karena aku tahu , biarpun aku tidak ingat tapi aku selalu bahagia bila melihatmu. Itu membuatku yakin bahwa kamulah sumber kebahagiaanku"
Tanpa sadar airmata tin meleleh, dia tak sanggup menahan sakit di dadanya. Sakit karena takut kehilangan sesuatu yang membuatnya bahagia. Sakit karena tak mampu mengingat semuanya.
"Tin maafkan aku. Aku hanya ingin kamu tidak menderita. Tapi apa yang ku lakukan justru malah menyiksamu. Maafkan aku tin."
Can memeluk tin erat dan langsung nangis di dada tin. Tin berusaha tegar. Dia menghela napas dan memeluk can, perlahan membelai kepala can.
"Jangan tinggalkan aku, aku tak bisa hidup tanpamu" kata tin.
Can melepas pelukannya.
"Tidak tin ! Aku tidak akan meninggalkanmu. Aku akan bersamamu. Aku tidak akan memaksamu mengingat kenangan kita. Aku akan membuatkanmu kenangan baru. Kita akan mulai lagi dari awal"
"Makasih can"
Can tersenyum sambil mengusap airmata tin.
"Can .."
"Hm"
"Apakah kita pernah ke surga ?"
Sebelum sempat menjawab , tiba2 tin ingat sesuatu.
"Eh tunggu aku ingat kata2 ini"
Tin tiba2 mulai mengingatnya. Can berusaha melarang, takut tin sakit kepala. Tapi terlambat , tin sudah merasa kesakitan.
Tin terduduk sambil memegangi kepalanya yang kesakitan. Can kebingungan nggak tahu harus apa. Dia celingak celinguk cari orang tapi sepi. Sementara tin sudah histeris karena tak kuat menahan sakit.
Can lalu duduk di depan tin dengan masih keadaan panik. Dia bingung harus apa. Dengan berurai airmata dia lalu memegangi kedua kepala tin, awalnya susah tin gerak terus.
"Tin lihat aku " kata can
Susah payah tin menegakkan kepalanya, dibantu can. Perlahan lahan can mendekatkan wajahnya ke tin dan mencium bibir tin. Cukup lama dia melakukannya, tapi perlahan bisa menenangkan tin.
Tin tak lagi merasakan kesakitan, malah dia membalas ciuman can. Giliran can yang kerepotan berusaha nahan tin. Tapi akhirnya mereka lupa juga dengan sakit kepala tin. Tapi setelah sadar can mendorong tin.
"Obat bius yang ampuh," kata tin sambil senyum.
"Ah sial tin. Aku tadi kan lagi bingung mo ngapain buat nolongin "
"Kenapa bisa kepikiran yang ini"
"E itu refleks aja. Mungkin karena bingung"
Muka can merah menahan malu. Mukanya makin merah karena tin terus menggodanya.
"Benarkah ?"
"Ah sudahlah. Aku nyesel ngelakuinnya, harusnya ku telepon ambulance"
Tin lagi2 tersenyum. Dia lalu narik kerah baju can yang otomatis wajah tin jadi dekat ma can.
"Ayo lanjutkan "
Tin kembali mencium can. .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. Nun jauh di sana di atas balkon pete melihat ini, dan dia tampak kesal. Sama seperti ae yang baru tiba di lapangan. Lihat tincan emosi ae tak terbendung. Dia meremas kaleng minuman yg mau dia kasih ke can. Kaleng nya remuk airnya tumpah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di tempat lain, tampak mint sedang menata bunga di etalase toko nya. Tiba2 ada mobil mendekat, mint menghampiri.
"Apa tuan mau beli bunga ?
" iya," jawab orang di mobil yang ternyata kongbop.
"Tunggu tuan jangan turun. Biar ku ambilkan"
"Baiklah Tuan mau bunga apa ?"
Kongbop melihat mint lalu tersenyum.
"Bunga apa yang kamu suka ?"
"Hah ???!!"
Mint mlongo sambil merhatiin kongbop.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
( to be continued )
Akhirnya bisa lanjut. Padahal lagi gak mut. Nunggu suport nya, jika banyak bakal ada beberapa scene lagi. Jika sedikit next scene terakhir.