Sejernih Air

2.5K 98 9
                                    

 " Karena para istri adalah makhluk Allah yang lemah dari sepantasnya menjadi tempat curahan kasih sayang". (Tuhfatul Ahwadzi ).

***

~=Fahri's POV=~

Melihat senyum terpancar di wajar yang amat cantik mbuat ku merasa bahagia. Sungguh aku ingin ia hanya merasakan rasa bahagia dan tak pernah merasakan rasa sedih

Aku rela menghabiskan seluruh harta ku asal senyum diwajahnya tak akan pernah pudar. Kami menghabiskan waktu mengelilingi Raja Ampat mulai dari Air Terjun Batanta, star lagoon, desa arborek, pasir timbul dan masih banyak tempat yang kami kunjungi selama 7 hari di pulau yang penuh akan keindahan alam

Sungguh aku tak dapat memalingkan tubuh dan raga ini darinya apa lagi setelah ia mulai menunjukkan rasa cemburunya meski masih malu-mali, aku masih ingat saat kami makan  disalah satu kedai seorang pelayan menghampiri kami dengan gaya yang agak centil

Flashback on

"Mas matamu itu loh"

"Mata Mas ngapa yang?"

"Biasa aja ngapa"

"Memang Mas nggak biasa, perasaan Mas biasa aja"

"Lihat cewek tadi nggak usah seakan-akan kamu mau makan dia ngapa"

"loh, ngapain Mas makan dia wong Mas aja punya yang enak tu dimakan"

"Awas aja kalo ada yang"

Flashback off

Aku tak dapat menahan senyumku saat mengingat kejadian itu, itu pertama kalinya Keyra cemburu padaku. Aku suka melihat wajah kesalnya ia tampak sangat menggemaskan saat sedang kesal. Sampai....

"Mas"

"Mass Fahri"

"He.. Apa yang"

"Kamu denger nggak apa yang aku bilang?" tanya Keyra sambil memasukkan baju kami satu persatu kedalam koper yang akan kami bawak pulang

"Memang kamu ngomong apa yang"

"Kamu dari tadi ngapain sih Mas? Melamun apa sampai aku ngomong nggak didengerin" omel Keyra

"Maaf yang"

"Haa... Ya udah kamu bantuin aku masukin barang-barang kedalam koper biar cepat selesai"

"Siap Yang"

🍁🍁☘🍁🍁

~=Keyra's POV=~

Seminggu kami habiskan waktu untuk honeymoon di Raja Ampat hari ini adalah hari terakhir kami disini, malam ini kami akan kembali kerumah dan memulai semua perjalanan rumah tangga kami

Saat aku sedang memasukkan barang-barang ke dalam koper aku melihat Mas Fahri duduk di sofa disudut kamar ini, ia memandangi aku dari tadi sehingga membuat ku merasa tak nyaman

Namun saat aku memanggilnya ia tak menyauti panggilan ku sampai panggilan ke 3 baru ia menjawab panggilan ku itu. Rupanya ia dari tadi melamun namun aku tak tau apa yang ia lamunkan

Setelah mengomeli Mas Fahri karena ketauan melamun, aku meninggalkannya ke kamar mandi untuk ganti baju. Setelah semua selesai kami pun pergi menuju bandara untuk kembali kerumah kami dan memulai perjalan rumah tangga kami

Ku Jemput Engkau di Sepertiga Malam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang