Usapan lembut Baekhyun membuat Yoohee berdebar, dan kebingungan. Ia hanya membeku menatap Baekhyun pergi meninggalakannya. "Tidak mungkin kan aku tertarik dengan saem ?" Batinya.
Selesai mengunci dan membersihkan ruangan, ia kemudian berjalan menuju ruang guru untuk menaruh kunci. Ketika masuk ke dalam ruang guru, terlihat Baekhyun sedang menopang dagunya termenung memikirkan sesuatu. "Saem belum pulang ?". Tanya Yoohee dengan suara normal meski sedikit merasa aneh karena tadi. Spontan Baekhyun berhenti menopang dagunya dan memutar kursinya menghadap Yoohee. "Oh ? Kau juga belum pulang".
Yoohee mengembalikan kunci di lemari kaca, lalu membalikan badan berhadapan dengan Baekhyun. "Aku biasanya pulang terlambat karena mengembalikan kunci. Eumm kenapa saem juga belum pulang ?".
"Ah....begitu, aku hanya ada beberapa pekerjaan. Kau selalu pulang selarut ini ? Itu berbahaya untuk yeoja seumuranmu. Aku bisa mengantarmu pulang...jika terjadi apa-apa padamu, aku akan merasa sangat bersalah". Ucap Baekhyun mengambil jaket dan tasnya. "jangan tolak penawaranku eoh ?". Ucapnya menaikan alisnya.
Yoohee membenarkan ucapan Baekhyun tetapi jika dia tidak pulang selarut ini, dia tidak bisa bertemu dengan Kyungsoo seperti tadi. Alasan itu ia sembunyikan dari Baekhyun. Ajakan Baekhyun membuatnya sedikit bingung antara mau jawab iya atau tidak. "A-apa Saem serius ? " tanyanya meyakinkan sambil menggaruk-garuk lehernya yang tidak gatal, itu mendakan dia tidak enak pada Baekhyun.
"Ne gwaenchanha, kajjaa.." ajak Baekhyun sembari berjalan disampingnya dengan memegang bahu sebelah kiri Yoohee.
"Lumayan lah dapat tebengan" batinya dan terkekeh dalam hati. "
saem nanti bisa berhenti di pertigaan jalan x ? Sebentar saja". Permintaan Yoohee. Tanpa berfikr lama, Baekhyum langsung mengiyakannya.Sesampainya disana, Yoohee turun dari sepeda motor dan membeli dua ubi hangat. Lalu ia memberikannya satu kepada Baekhyun. "Saem suka ubi kan ? Umm makan ini sangat cocok saat udara dingin dan juga aku sering membelinya saat pulang setelah club". Ucapnya meniup ubi miliknya.
Setelah Baekhyun menerima ubinya, ia segera melepas kaca matanya dan mulai ikut makan. "Mashisseo.." ucapnya menatap Yoohee tersenyum. " Kau hanya makan ubi saja malam-malam begini ? Memang apa kenyang?" Tanya Baekhyun. Yoohee menjawab tentu saja tidak mengeyangkan, ia memakan ubi hanya sebatas menggajal perutnya ketika pulang ke rumah. Selain itu dia merekomendasi kedai mie favoritnya karena menurutnya rasanya sangat enak, namun ia makan disaana saat ada promo saja. Kemudian ia menunjukan letak kedai mienya dengan berbalik badan dan sedikit mundur mendekat baek.
Karena Jarak yang menjadi lebih dekat dengan Yoohee, membut fokus Baekhyun teralihkan dengan jarak mereka. " Bagaimana kalau kau tunjukkan padaku tempat pasnya dimana dan sebagai bayarannya aku akan traktir makan mie". Ucap Baekhyun yang kurang yakin dengan tempat yang ditunjuk oleh Yoohee.
" Saem yakin ?" Tanya Yoohee langsung menoleh ke arah baek, seketika kedua matanya sedikit terbelak, secara otomatis ia langsung mundur kebelakang agar jarak mereka tidak terlalu dekat. "Babo sepertinya aku tadi mundurnya terlalu dekat". Batinya. "Tapi Saem, hari ini lagi tidak promo". Ucapnya sambil minum dari botol yang ia bawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Want a Perfect Time
FanficWaktu... Semua orang terkadang memang menyalahkan waktu, waktu yang tidak tepat membuat sesorang kehilangan sesuatu yang berharga. Ketika hati Yoohee membenarkan siapa namja yang dia cinta, namja itu pergi tanpa memberikan kabar sedikit pun. Yoohee...