Kalian tau, sekolahku siswanya adalah siswa terheboh, kalau ada berita apa pasti langsung cepat menyebar, walaupun sekolahku berbasis islamic tapi siswi nya banyak yang mengidolakan kakak kelas ganteng, ingat, dan baca hanya mengidolakan dan mengagumi bukan untuk mencintai.
Seperti saat ini, aku sedang membereskan buku ku, baru saja aku tak mendengar berita terbaru, tapi pas ku buka ponselku membuat aku terkejut, foto terpampang di ponsel ku, sepertinya aku mengenalnya, aku memperdalam ingatanku,
"Kalau dilihat-lihat postur tubuhnya, bajunya, dan kendaraan yang ia gunakan seperti Abang" gumamku dalam hati
Wait-wait Ba bang, aku mengeja tulisannya, jangan-jangan itu Abang, aku langsung merapikan semua buku yang aku keluarkan, lamgsung berlari menuju parkiran.
"Mau kemana lo, buru-buru amat" teriak Adolf saat berpapasan denganku di koridor
"Keparkiran" jawabku masih berlari tak mengurangi kecepatan
Sesampainya di parkiran aku mengedarkan pandanganku ke penjuru tempat parkir, mataku tertuju pada seseorang yang sedang menyenderkan badannya di mobil miliknya.
Membelakangiku itulah yang kulihat, melihat jam tangan dan wajahnya semakin cemas, karena apa? Karena gaya gerak nya yang semakin cepat.
Aku melihatnya, mengingatkan ku tentang Abangku, postur tubuhnya, baju yang ia kenakan juga sama persis dengan baju abangku, kemeja pendekberwarna putih dan berdasi, bercelana panjang hitam, dan tak lupa topi yang pegang di tangan kanan nya.
"Woy bengong aja lo, lagi liatin sapa? " Thalitha melihat arah mataku melihat orang yang ada di depan jauh mataku
"Ohh itu, bukannya mirip kakak lo?" tanyanya, mataku langsung menatap Thalitha
"Coba aja panggil, siapa tau bener kakak lo" saran Thalitha yang aku masih dipikirkan, benar juga apa katanya, lebih baik seperti itu
"Oke, makasih yaa, gue samperin dulu, lo ati-ati pulangnya" dibalas anggukan oleh Thalitha dan berjalan meninggalkan ku
Aku berjalan semakin dekat hingga hanya berjarak beberapa meter tak lebih dari lima meter. Langkahku ssmakin pelan, rasa penasaran menjalar dalam tubuhku, pertanyaaan demi pertanyaan muncul di otakku, kalo bener itu abang, aku sangat senang, tapi kalo salah aku yang menahan malu.
Aku membalik badanku dan berjalan menjauhi seseorang itu untuk mencari Adolf, aku mengurungkan niatku melihat wajah seseorang itu.
"Ayumna" panggil seseorang itu padaku, aku mengembalikan badan ku, melihat siapa yang memanggilku dengan suara yang sangat lembut.
Apakah ini nyata, ini tidak mimpi, Babangku ada disini menjemputku. Ingin air mata ini jatuh ke bawah, tapi aku malu masa dibilang anak kecil. Aku hanya tersenyum kecil seperti menahan air mata.
"Miss me? " tanya babang ku merentangkan tangannya
Aku langsung berlari berhamburan kedalam pelukan babang, mencium aroma yang selama ini aku rindukan, aroma maskulin parfum babangku
"I really miss you" ucapku ditambah isakan tangis
"Udah, jangan nangis, babang kan udah ada disini" aku tau ucapan itu hanya untuk menenangkanku, agar isakan tangisku tak keluar lagi,
Aku mengapus air mata yang ada dipipiku, walaupun isakan masih aku dengar segugukan
"Jahat ihh, bilangnya minggu depan baru pulang, ini udah pulang palahan buat ribut sekolah" rajukku pads babang
"Kan biar surprise Na, lagian babang liat jadwal kosong selama satu minggu kedepan, kemarin babang salah liat, ehh wait wait, buat ribut sekolah? Emang kakak buat apa? "
KAMU SEDANG MEMBACA
[SBL1] NaDi?
Teen Fiction"Besok aku kerumah! " "Hah, ngapain? " "Mau izin, Kalo aku suka sama anaknya trus aku juga serius jalin hubungan dengannya dan satu lagi bahwa aku akan secepatnya milikin dia" "Siapa?" "Ya kamulahh" "What???" *** Cinta pada pandangan pertama, Cih h...