14 Januari 2018 (1)

1.5K 165 0
                                    

Bian meraih ponselnya yang ada di nakas. Ia kesal karena ada yang menelfonnya di pagi - pagi buta.

"Halo, ini siapa?"

"Kak, ini papa,"

"Iya. Ada apa pa?"

"Kakak, sekarang packing baju papa sama sama mama, anter kebandara ya, papa flight  lagi,"

Bian mengecek jam nya. "Berangkat jam berapa? mendadak banget?" Sebenarnya orangtuanya sering menyuruhnya mengantar baju ke bandara. Mereka sering berada di Indonesia namun hanya beberapa jam lalu berangkat lagi.

"Kak?"

"Iya pa," Bian berusaha mengumpulkan nyawanya, "Bian prepare dulu,"

Telepon dimatikan. Bian terduduk dikasurnya, ia memikirkan orangtuanya yang sudah beberapa bulan tidak berada dirumah. Mereka hanya bertemu di bandara atau Bian bolos sekolah lalu menemui orang tuanya dikantor yang kebetulan mengurus sesuatu. Iya, orang tua Bian gila kerja.

Bian menyambar kunci mobil, memasukkan koper besar berisi pakaian ke bagasi mobil lalu menancap gas menuju bandara yang biasanya memakan waktu setengah jam jika tidak macet.

Jalanan lumayan sepi, mengingat ini masih pukul 4 pagi kurang beberapa menit. Ia ingat, hari ini tidak ada surat balasan, karena hari libur.

"Papa?" Bian memanggil seseorang yang dari belakang seperti papahnya

Pria itu menoleh, "halo sweetie!" pria itu memeluk Bian, "sehat kan anak papa?"

Bian mengangguk antusias, ia menatap wajah papahnya yang kelelahan, "mana mama?"

Papanya terdiam sebentar, "mama kamu udah di Berlin, papa suruh duluan biar bisa istirahat disana,"

Bian mati - matian menahan tangis saat papanya tersenyum lebar. "Pa, i miss you," ucap Bian sambil menunduk

"I miss you too," ia menelangkup papa Bian, "Bian udah gede kan, papa minta pengertiannya, okey?"

Bian mengangguk. Air matanya mengalir deras. "Bian selalu ngerti papa, tapi,"

"Maaf kak, papa sayang banget sama Bian," mereka berpelukan cukup lama diiringi isak tangis Bian. "Papa harus berangkat, papa janji bakal bawa banyak oleh - oleh,"

Bian mengangguk sambil mengusap tangisnya.

"Take care pa,"

"You too sweetie,"

Mereka saling melambaikan tangan. Bian masih diam ditempatnya beberapa saat hingga matahari terbit. Ia memutuskan pulang saat perutnya berbunyi.

••••••

Line

Bian mengambil ponselnya saat notifikasi Line nya berbunyi.

🌊
Halo. | 06.45
Anak tuhan. | 06.45

"Siapa nih,"

Bian berpikir sejenak. "Oh God"

icryfortop
06.46 |  Hi

06. 46  |  Thankyou buat namanya

06.46  |  Daripada kakak anak setan
06.46  |  Hehe
06.46  |  Bercanda gapapa kan ya

"Dih diread doang,"

Bian menaruh ponselnya lagi dikursi samping. Fokus dengan jalanan yang mulai padat.

Oh, My || Bobby iKON [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang