"Bukan duri yang membuatmu terluka, tapi dirimu sendiri lah yang membuat nya terluka."
By: @Tannichae_24
🍁🍁🍁🍁🍁
Teriakan para siswa-siswi menggema ke seluruh penjuru lapangan basket outdoor SMA PERMATA.
Saling mendukung dan memberi semangat pada tim basket kebanggaan mereka, yang tengah bertanding.
"Go arsen go arsen go."
"AYOK.. KAK ARSEN CETAK POINT NYA KAK."
"Tim permata pasti menang."
"Yeeee...."
Suara tepuk tangan langsung terdengar saat arsen sang kapten basket SMA PERMATA mencetak three point. Yang membuat poin SMA PERMATA unggul, dari tim lawan.
"Hebat, permainan kak arsen mulus banget kek pemain profesional, bener ga, pha?." Risky, menyikut lengan cowok yang berdiri di samping nya, yang tengah memperhatikan pertandingan yang sedang berlangsung di bawah.
Cowok yang di panggil 'pha itu mengangkat kepalanya, yang sempat menunduk.
"Hmm..." dan hanya 'hm saja yang keluar dari mulut cowot berpenampilan nerd itu.
"Issh... Gue serius." greget risky pada sahabat nya.
Alpha melirik risky lewat ekor matanya, lalu ia menghela nafas nya kasar sambil membenarkan letak kacamata bulat nya "mending kita ke kelas, daripada di sini berisik." ujar alpha
risky menatap orang-orang yang sedang memberi dukungan di sepanjang koridor lantai dua, tempat dimana dia dan sahabat nya sedang berdiri.
"Berisik dari mana nya sih 'pha? Itu tuh ungkapan memberi dukungan, kudet banget lu mah. Suporter sepakbola timnas aja kayak gitu 'kok. Waktu ngedukung timnas"
Alpha memutar bola mata nya malas "mereka beda, suporter Timnas setidak nya waktu pertandingan masih tau aturan. Lo gak liat mereka beri dukungan sambil main jambak-jambakan, kan gila. Apalagi suara mereka yang cempreng nya naudzubillah bikin kuping pengang tau ngga."
Risky terkekeh mendengar ucapan panjang lebar alpha, ia juga tak habis pikir pada orang yang dimaksud sahabat nya itu.
Segorombolan siswi yang berdiri tak jauh dari nya, yang sesekali meneriaki nama 'sang kapten basket sekolah, dan di lanjut dengan menjambak rambut teman yang di samping nya. Ada-ada saja 'kan. Mendukung
Sih boleh, tapi jangan sampe menyakiti orang lain, ngerugiin diri sendiri dan orang lain itu nama nya."Iya deh iya, gue mah kalah sama fans fanatik nya timnas." kekeh risky, merangkul pundak sahabat nya. Perlu di garis bawahi bahwa sahabat nya itu sangat-sangat mengidolakan sepakbola bola nasional a.k.a timnas, mau itu timnas U-16, U-19 maupun U-23/senior.
"Udah ah, cabut." alpha melepas rangkulan risky, kemudian berlalu begitu saja meninggalkan risky.
"Ihh.. Alpha tungguin gue napa? Main nyelonong gitu aja." ucap risky sambil mencak-mencak. Kemudian ia pun berlari mengejar punggung sahabat nya yang akan menghilang di tikungan koridor.
🍁🍁🍁🍁🍁
"Hebat arsen, kamu lagi-lagi membanggakan sekolah kita." ucap pak tio 'pelatih basket SMA PERMATA, di iringin dengan decakan kekaguman nya.
arsen tak menyahut, ia sibuk membersihkan keringat yang mengucur di wajah nya.
"Jelas pak, arsen kan andalan sekolah kita." sahut gerry, sambil merangkul pundak arsen.
Membuat si empu nya pundak mendengus, kemudian menyingkirkan tangan gerry dari pundak nya dengan sekali sentakan.
Gerry terkekeh ia tidak marah, mendapat perlakuan 'sedikit' kasar dari sahabat nya itu. Lagian, salah dia sendiri yang asal merangkul pundak orang, yang mungkin akan merasa risih.
Pak tio tersenyum, ia berjalan menghampiri arsen kemudian duduk di sebelah anak itu, yang masih kosong.
"Bapak sangat berterima kasih pada mu arsen, karena kamu telah berkali-kali membangga kan nama sekolah." tutur pak tio tulus, tak ada respon dari arsen anak itu masih sibuk menyeka keringat nya.
Pak tio menghela nafasnya, ia tau remaja di samping nya itu memiliki watak dingin dan jarang bicara apalagi tersenyum. Jadi ia memakluminya.
Sebelum beranjak pergi pak tio menepuk pundak arsen dua kali, dan berpesan pada anak-anak basket lainnya "kalian boleh istirahat, bapak pesan kalian jangan dulu meminum minuman yang dingin, oke."
Semuanya mengangguk mengiyakan ucapan pak tio, mungkin terkecuali arsen.
Selepas pak tio pergi barulah anak-anak lain menyuarakan kegembiraan mereka, karena telah berhasil meraih kemenangan dan mengharum kan nama sekolah.
"Gila, gue berasa mimpi, bisa menang kek gini." ucap arman.
"Iya gue juga." timpal hendra "ini semua berkat lo sen."
anggota lain mengangguk serempak mengiyakan ucapan hendra.
"Yupps.. Bener. Berkat lo yang berkali-kali nyetak three point dengan mulus." sahut mario.
Arsen mendengus, mendengar ocehan para sahabat nya yang terus memuji dirinya. Bukan nya dia tidak suka hanya saja dia merasa risih.
Tanpa mengatakan sepatah kata pun arsen pergi meninggalkan anggota lainnya.
"sen, kenapa kita di tinggal." seru gerry, kemudian berlari mengejar sahabat nya. Di ikuti hendra dan arman.
Dan tersisa lah mario bersama lima anggota lain yang notabene nya adik kelas, yang ikut andil dalam pertandingan.
"Oke, guys. Gue mau ngucapin makasih buat kalian, karena telah kerja keras demi mengharumkan nama sekolah." ucap mario pada ke lima adik kelas nya.
"Iya kak, sama-sama." sahut salah satu diantara mereka.
Mario mengangguk lalu berkata "Kalian sekarang boleh istirahat dan ganti baju, gue duluan." setelah nya, mario pun pergi mengejar ke empat sahabat nya.
🍁🍁🍁🍁🍁
Gimana? Gimana?
Suka nggak? Suka nggak? Suka nggak?
Kalo ngga suka di suka in aja, muehehe...
Ini baru permulaan..
So ikuti kisah mereka, biar tambah greget 😊😊
By: @Chiechan_ and @Tannichae_24

KAMU SEDANG MEMBACA
H.O.P.E
Narrativa generaleCollaboration story by: @Chiechan_ and @Tannichae_24 ********** Ini hanyalah serangkaian kisah mereka. Bermula dari yang paling bahagia sampai yang paling menderita. Disaat semua orang bersuka cita akan keluarga bahagia mereka malah berduka karena k...