So my friend was a bi too,

382 31 6
                                    

30 okta

Gak yakin harus publish ini atau nggak karena ini menyangkut rahasia orang. Hmmmmm.

Probably might just delete later.

-----

So yes, salah satu temen lamaku dari smp ternyata seorang biseksual juga. Tapi, kali ini bukan itu yang jadi concernku.

Mari kita mulai cerita dari tiga hari lalu. Sabtu kemarin aku mengikuti sebuah lomba yang diadakan smanda kotaku. Dan kebetulan teman lamaku ini, sebut saja Sona, juga ikut lomba. Dia cewek. Kami lumayan akrab saat smp dan waktu sma ini pun kami masih saling bertemu satu-dua kali.

Nah jadilah saat lomba selesai kami bertemu, bertanya kabar, dll. Lalu karena pengumuman pemenangnya sore dan lomba selesai siang, kami pun jalan2 keliling bazaar smanda dan makan siang berdua di salah satu koridor sekolah. Sambil makan, kami ngobrol, awalnya cuma soal hobi, kabar teman lama, etcetera. Tapi lama-lama topiknya jadi agak serius.

Jadi dia muslim, dan dia bilang kalau dia baru-baru ini murtad dari islam. Dia sekarang nggak ada agama. Aku sedikit kaget, tapi, yah... Aku juga bukan orang yang religius2 amat, jadi menurutku itu bukan hal besar sih. Oh yaudah, gitu. Waktu kutanya kenapa, dia nunjukin pergelangan tangannya yang dibalut perban.

Saat itu juga aku langsung ngeh.

"Sona..??" aku cuma bisa nanya dengan nggak percaya.

Waktu kutanya kenapa lagi, dia bilang sedang depresi dan banyak masalah. Aku cuma diem karena gak mau ngejudge apapun. Sebagai orang yang juga punya masalah dengan mental issues, aku sedikit banyak bisa bersimpati dengan perasaannya.

Cuma, yang bikin aku ikut ngerasa sesak itu, seberapa jauh coba penderitaannya sampai dia bisa nyerah kayak gitu?

Sesakit dan semuak apapun aku dengan masalahku aku nggak pernah berniat bundir, gila. Pol-polan cuma mikir 'aah, enakan kalo mati aja, gak ribet'. Tapi aku nggak pernah punya pikiran buat bener-bener bundir, wuy.

Aku masih pengen hidup. Aku masih punya harapan. Sementara dia, sempet kehilangan itu.

Ceritanya itu mendorongku buat gantian jujur ke dia soal identitasku. 

Sebenernya aku memang udah ngerencanain pengen come out ke dia dari lama. Dia juga merupakan teman dekat doiku saat smp, dan aku ingin minta pendapat darinya soal rencana confess aku. Aku tahu dia bukan tipe orang yang berpikiran sempit, dan entah kenapa aku punya firasat bahwa dia nggak akan memberiku reaksi negatif.

Maka kubilang ke dia, "Aku gay." Dan benerlah, dia cuma bilang "yaudah nggak papa."

Setelah itu aku minta saran ke dia soal perasaanku ke doi. Whether it's okay to confess my feeling to her or not, and bla bla bla. Dia pun nasehatin aku soal konsekuensi dan risikonya, apa aku siap sama apapun respons doi atau engga, dll.

Terus diantara ucapannya, dia bilang, "...soalnya aku juga sebenernya biseksual."

Nggak, kali ini aku nggak kaget. Aku sok-sokan kaget aja. Soalnya aku dari SMP emang entah gimana punya firasat aja kalo dia itu emang seenggaknya biseksual. ...Inikah yang dinamakan gaydar?

Terus, yaudah. Jadi ternyata salah satu temen lamaku dari smp rupanya juga seorang queer. Wow. Wew. Surprais. Omegay. Selama ini aku ada temen senasib tanpa kusadari, wahh.

Habis itu dia membicarakan soal masalahnya. Pokoknya... Gitulah. Katakanlah aku naif, polos, tapi bagiku ceritanya gelap banget. Aku gatau harus respon apa selain cuma dengerin dia cerita.

Teruss, yaudah, habis dia ngasih wejangan soal rencana confessionku, kami pun balik ke bazaar lagi.

***

Yang kemaren-kemaren bilang jangan come out kalo dirasa gak ada faedahnya siapa sih, penasaran dah wkwkwk 😂😂😂

Anyway, setelah mendengar cerita si Sona, aku jadi muram. Kayak, ternyata selama ini hal kayak gitu beneran ada di lingkunganku?

Aku bukannya jadi nggak suka dengan si Sona atau fakta itu, cuma, sedih aja. Sona pernah nyoba mengakhiri hidupnya, ya tuhan... Aku baru kali ini berhadapan dengan hal kayak gini. Balik dari lomba itu aku bawaannya pen nangis. Tapi gabisa nangis, jadi bikin dada sesek aja :((

Yang kupikirkan cuma gimana cara biar sebisa mungkin membantunya menghadapi masalahnya.

Yaudah sih, gitu aja :((

----------------------------------------------------

"Don't give up and continue walking.

Even if you can't laugh nor smile, even if you feel like you have nothing left anymore.

I want you to live."

-Tobimaru

Curhatan Pelajar LGBTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang