First met

17 0 0
                                    

"Yeeeuuu dasar!" kencang sekali. "Berapakali sih gue musti bilangin? Hah?" lanjutnya, masih berteriak. Tampaknya perempuan yang menjadi lawan bicara disampingnya sudah menahan malu setengah mati.
'Kasar'. Ya, itu kata yang pertama ada di pikiran Aga saat ia mengangkat kepalanya ke arah kaca jendela yang meperlihatkan bayangan seorang perempuan berpenampilan nyeleneh dengan rambut diikat satu yang agak berantakan. "Please, jangan sampe gue harus repot-repot teriakin kebodohan lo dari atas meja kasir,". Ya tuhan jujur perempuan ini cantik, cantik sekali kalau Aga boleh jujur. Tapi, kelakuannya itu loh.
"Ya terus gue harus gimana dong? Please jangan teriak-teriak lagi ihhh". Beda. Suaranya lebih lembut, Lebih cewek.
"Nih ya dengerin, untuk kesekian kalinya, jangan terlalu pikirin omongan orang lain, hidup ya hidup kamu, kamu yang jalanin yaudah sihh. Boleh aja sih sebenernya kamu pikirin apa kata orang lain tapi jangan sampe kamu hidup dari apa kata orang lain. Kalau kamu ikutin apa kata orang lain, kamu tolol,". Aga masih diam dan menyimak perkataan si perempuan kasar yang duduk di belakangnya sembari menatap bayangannya di kaca jendela.
"Kamu bodoh karena gak jadi diri kamu sendiri, kamu bodoh karena hanya ingin terlihat bagus di depan orang lain, kamu bodoh karena gak cinta diri kamu sendiri. Just be yourself, dengan kamu kaya gini juga aku masih mau sahabatan sama kamu. Meskipun kamu mau curhat tengah malem tetep aku dengerin, kamu mau selemot wifi di Ruang TU sekolah juga tetep aku temenin, kamu telpon pas aku lagi nonton film juga aku angkat, meskipun kamu cuma mau bilang kalo 'aku turun 2kilo lohh'"
"Aku yang sebobrok ini pun masih punya kamu yang selalu ngingetin aku kalo aku udah kelewat batas. Mereka cuma liat kamu dari luar Ca, wajar. Mereka gak kenal kamu kaya aku kenal kamu. First immpresion gak melulu bagus terus tuh, buktinya aku aja pertama kenal sama kamu mikir 'ni anak mukanya judes amat'," Aga menoleh kebelakang dan melihat perempuan yang sedari tadi hanya dia perhatikan bayangannya melalui pantulan kaca jendela. Sadar di perhatikan, dia pun mendongak dan tersenyum ke arah Aga, "Maafin saya ya kak suara saya kekencengan, hehehe".

Sialan. That god damn 'Hehehe'.
Aga hanya mengangguk sekali dan kembali memutar kepalanya kedepan. Tanpa sadar senyumnya merekah sempurna.

Night RideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang