3

51 8 5
                                    

Hari ini aku sungguh senang sekali, beasiswaku diterima. Namun, aku harus meninggalkan Bapak dan Ibu di desa ini. Tapi aku berjanji akan belajar dengan sunguh-sunguh supaya bisa membanggakan kedua orang tuaku.

Sebelum aku berangkat, Bapak dan Ibu menitipkan banyak sekali nasihat saat aku berada di Pontianak.

Hari-hari terus berlalu.Kehidupan sebagai mahasiswa kulakukan dengan baik. Segala tugas, ku selesaikan dengan tepat waktu. Dan akhirnya, kini aku menjadi seorang sarjana pertanian, cita-cita yang ingin kucapai.

Tapi sayangnya, Bapak dan Ibu tak bisa datang karena masalah biaya. Aku sangat bersyukur, karena bisa menjadi sarjana. Dan sekarang semua rindu yang tertahan akhirnya tumpah. Aku akhirnya pulang ke desa asalku.

Aku memasuki perkampungan, terlihat agak berbeda. Segala bangunan terlihat agak rapi. Aku sampai di depan rumah. Kulihat tidak ada sedikitpun yang berubah. Kuketuk pintu rumah.

Bu... Pak...” Panggilku memastikan apakah ada orang di rumah.

Sretttt. Ternyata pintu rumah tidak dikunci. Aku masuk kedalam rumah. Tidak ada orang dirumah. Kuletakkan bingkisan makanan yang kubeli sebagai oleh-oleh, di atas meja.

Mungkin Bapak dan Ibu masih di ladang,' pikirku.

Aku langsung mengistirahatkan tubuhku di kasur kamarku, dan langsung terlelap. Aku terbangun kembali saat kudengar pintu terbuka.

Aku keluar dari kamarku untuk melihat siapa yang datang. Ternyata itu adalah Ibuku, kulihat dia terlihat sangat lelah.

Dia agak terkejut melihatku. Aku langsung menghampirinya dan memeluknya. Kerinduan yang selama ini akhirnya lepas juga.

“Mana Bapak Bu?” Tanya ku.

“Ba... pa... ak” Ibu terlihat terbata-bata.

Dan terlihat ingin mengeluarkan air mata. Aku memegang pundak Ibu dan terus bertanya ‘kenapa Ibu menangis, dan kemana Bapa’ Ibu akhirnya angkat bicara.

Bapak sudah lama meninggal nak. Lebih tepatnya 1 tahun yang lalu. Ia meninggal karena penyakit leukimianya. Sebenarnya... Bapakmu lah yang mengongkos biaya kuliahmu selama ini. Bapakmu bersikeras untuk menyekolahkanmu, dan saat wanita itu datang membawa hasil beasiswanya, ternyata kau tidak lulus. Bapakmu berusaha untuk bernegosiasi kepada wanita itu untuk tetap menyekolahkanmu di Universitas Pontianak, akhirnya wanita itu menyetujuinya namun pihak kampus tak mau membiayaimu. Maka Bapakmu lah yang bekerja mati-matian untuk membiayai sekolahmu, sampai iapun menemui ajalnya. Bapak sengaja menyuruh semua orang akan hal ini.

Jantungku terasa memopa lebih cepat, rasanya aku ingin mati saja. Mengapa Bapak melakukan hal itu demi aku. Mengapa Bapak begitu bersikeras untuk menyekolahkanku. Air mataku turun, seperti tak terkontrol. Kulihat ibu juga menangis tersedu-sedu, tak mampu menahan rasa sakit.

“Maafkan Bas bu....”

“Tak apa nak, mungkin ini sudah jalan yang terbaik yang Tuhan berikan.Bapakmu pasti senang diatas sana.”

Pengorbanan Bapak tidak sia-sia, ia berhasil menyekolahkanku.Kini ia hanya tinggal kenangan, menyisakan rindu yang begitu berat bagi aku dan Ibu. Bapak, maka tumpaslah cita-citanya untuk menyekolahkanku.

TAMAT

makasih udah baca,

Me mohon maaf juga kalau ada kesalahan, me hanya manusia biasa. Lagian me juga penulis baru di wattpad.

klo ada typo atau ada sesuatu yang menganjal tolong berikan kritik, saran, atau pujian juga ngak apa. :)

Ohh ya mohon votenya ya karna me mau publish cerpen lagi judulnya JAYAU, tapi mau liat semangat para readers ni.

Tapi gapapa lah, me tetap sabar. ni me kasih sinopsisnya.

JAYAU

Rico,  seorang pelajar sma. Harus putus dengan pacarnya karena banyak kejanggalan yang terjadi pada pacarnya belakangan ini.

Ara mengalami kejadian yang di luar nalar manusia. Tempo lalu, saat keduanya ingin menonton film bersama di bioskop, ia melihat sesosok wanita berwajah seram mengikuti keduanya. Bahkan saat bertemu dengan Rico di sekolah, dirinya melihat kembali sosok wanita itu lagi.

Rico yang tak tahu merasa aneh dengan pacarnya. Namun,  karena tak tahan dengan penampakkan wanita itu, Ara meminta putus kepada Rico.

Rico yang sangat cinta pada Ara tak terima dengan semua itu dan mulai melakukan sesuatu untuk dapat kembali dengan Ara.

TUMPASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang