02 Maharendra Putra Wijaya

82 5 1
                                    

Rendra Pov

MAHARENDRA PUTRA WIJAYA adalah seorang pengusaha muda yang sukses, tapi siapa yang tau kalau rendra itu seorang duda ditinggal meninggal oleh istrinya ketika melahirkan putri mereka.


Disini aku di depan restoran sedang menerima telfon dari asisten yang aku tugaskan untuk menyelesaikan masalah dicabang singapura, karena telfon ini sangat penting jadi aku meninggalkan putriku sendirian di dalam restoran sendirian, ketika aku kembali ke dalam restoran aku melihat putriku tidak ada di tempatnya, ketika aku mencari putriku aku melihat putriku tengah duduk bersama tiga orang wanita muda, dan putriku sedang duduk di pangkuan wanita yang aku tidak tau dia siapa karena aku tidak bisa melihat wajah dia yang tertutupi kain itu.

Aku melihat wajah putriku yang memerah dan sembab seperti habis menangis, apa putriku menangis? Tapi aku melihat lagi putriku begitu nyaman berada di pangkuan wanita itu, seperti sudah saling mengenal lama, dan putriku begitu ceria ketika bersama wanita itu. Padahal setauku putriku ini paling susah nerima orang baru terutama wanita, tapi kenapa sama wanita itu putriku seperti nyaman bersama dia.

Akhirnya aku memutuskan untuk menghampiri mereka, ketika aku sedang berjalan menghampiri mereka, aku melihat mereka tengah makan dalam keadaan dian, dan putriku pun sama, padahal biasanya saat dia makan pasti ada saja celotehan celotehan aneh nya itu, dan aku pun langsung menghampiri mereka.

"princess, kamu disini sama siapa sayang? "

"ayah... Bina adi di ajatin cama tata cahla tecini, coalnya adi bina angis ungguin ayah ama.."

"sayang maafin ayah nak, tadi ayah ada telfon penting.. "

Aku melihat ke arah wanita itu, wanita yang memakai kain penutup wajah itu, dan anehnya dia tidak mau menatapku malah menunduk

"saya Rendra ayahnya sabrina, saya ucapkan terimakasih karena kamu sudah mau menjaga anak saya"

"saya Zahra pak, sama sama lagian saya senang kok sabrina juga anak yang baik dan lucu, lain kali pak anda jangan sampai teledor begitu meninggalkan anak anda sendirian, apalagi ini ditempat umum.. "

"iya, sekali lagi saya ucapkan terimakasih dan sebagai ucapan terimakasih saya makanan yang kalian pesan biar saya saja yang bayar "

"itu tidak perlu pak saya senang karena bisa menjaga sabrina"

"tidak ada penolakan "

"baiklah pak, kami ucapkan terimakasih banyak karena bapak mau membayarkan makanan kami. "

"lain kali kalau berbicara itu tatap lawan bicaranya jangan malah menunduk, kalau begitu saya sama sabrina pamit Permisi"

"maaf pak silahkan, Wa'alaikumsalam"

"tata, bina amit ulang ulu ya tata anti tita tetemu agi ya tata acalamualaitum"

"iya sayang, semoga Allah mempertemukan kita lagi ya nak. Wa'alaikumsalam."

Aku dan putriku memutuskan untuk pergi dari tempat itu, dan di dalam perjalanan putriku tidak habisnya bercerita tentang wanita yang baru ditemuinya tadi itu dengan suara cadelnya itu.

"ayah, tata cahla tantik tan ayah?? "

"ayah, tidak tau princess, ayah kan tidak bisa melihat wajahnya tante zahra sayang"

"Iya yah, ayah tan enda bica iat, tata cahla hihi, api ayah adi bina tanya tata na tata tatat na cuman cuami na aja yang bica liat wajah na tata cahla ayah, bina juga ndak bica liat wajah na tata cahla ya ayah"

"ya sudah nanti kalau ketemu lagi bina minta aja buat liat wajahnya kak zahra"

Ujarku sambil menghibur putriku. Akhirnya kami sampai di rumah kami, tapi ketika aku sampai di halaman rumahku aku melihat ada mobil orang tuaku, ada apa yah mereka kesini. aku langsung menyuruh sabrina untuk turun dan menemui kakek nenek nya.

"sayang ayo turun, lihat itu ada kakek sama nenek sayang. "

"holeee ada tate nene, ayo ayah tita tulun"

Ujar putriku dengan senang dan ceria

Akhirnya kami memasuki rumah dan aku langsung disambut oleh ibuku, dan ibuku menyuruh aku untuk duduk katanya ada yang ingin disampaikan dan ibuku menyuruh sabrina untuk memasuki kamarnya.

"rendra, kamu kesini duduk sebentar ada yang ingin, mamah dan papah bicarakan."

"iya ma.."

"sabrina, kamu masuk dulu ke kamar ya sayang, ada yang ingin nenek sama kakek bicarakan sama ayah kamu ya sayang."

"iya nek"

Ujar putriku sambil tersenyum manis ke arah kami, akhirnya setelah putriku masuk ke dalam kamarnya aku langsung duduk di hadapan papah dan mamah, tapi sepertinya mereka akan membahas perjodohan lagi.

"papah harap, kamu besok lusa bisa ikut mamah dan papah untuk menemui teman mamah dan papah untuk makan malam, sekalian ajak sabrina karena kita akan membahas perjodohan kalian."

"kok, mendadak sih pah, rendra kan masih belum bisa melupakan, almarhumah syakira pah."

"rendra, setidaknya kamu fikirkan Sabrina, dia itu masih membutuhkan kasih sayang seorang ibu, lagian papah yakin kalo perempuan Yang papah jodohkan dengan kamu itu perempuan baik baik Dan penyayang. Jadi papah harap kamu mau menerima perjodohan ini. "

"baiklah pah, akan rendra coba. "

"bagus, ya sudah kalo begitu papah dan mamah pamit pulang. Assalamu'alaikum"

"iya pah, hati hati di jalan, Wa'alaikumsalam".

Sebenarnya aku terpaksa untuk menerima perjodohan ini, tapi karena papah bilang sabrina masih mebutuhkan kasih sayang seorang ibu aku akui itu makanya aku menerima perjodohan ini. Semoga wanita yang dijodohkan orang tua ku jodohkan dengan aku sebaik wanita tadi. Kenapa aku jadi memikirkan wanita tadi?? Tidak ini gila.

.
.
.
.

Alhamdulillah untuk part ke 2 dapat uni selesaikan dengan baik 😊 uni harap kalian masih tetap setia yah menunggu cerita dari uni selanjutnya😇 uni mohon maaf kalo banyak kata kata yang tidak nyambung dan agak gmna gitu 🙏🙏🙏 karena uni juga masih belajar, dan ini adalah cerita pertama uni.

Sampai jumpa di part selanjutnya yah 😊😘

Setulus Cinta Az-ZahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang