I

6.8K 550 25
                                    

Maaf ya, saya publish cerita baru ehe..

Hanya selingan, gak akan panjang kok, maybe 😎

..

..

..

..

Enjoy!

.

.

.

.

.

.



Park Jimin sedikit kesal hari ini, mungkin karena paginya di awali tanpa kafein dan pintu yang di gendor brutal saat Ia belum membuka mata. Itu pemilik kontrakan yang menagih uang sewa bulanan, padahal Jimin sudah berjanji akan melunasi tunggakannya besok setelah gajinya di ambil. Tapi Ahjumma berdandan menor itu malah ngomel-ngomel pada Jimin, kalau tidak segera di lunasi Jimin harus angkat kaki dari sana. Sialan memang, tunggu saja setelah gajian akan Jimin lemparkan Uang itu ke wajah berbedak tebalnya. Tapi jangan, Jimin orangnya menjunjung tinggi adab kesopanan, Ia lelaki 23 tahun yang santun.

Tak berakhir disitu, Jimin harus mengejar bus karena terlambat berangkat kerja, bahkan tak sempat sarapan karena harus mendengar omelan tak penting pemilik kontrakan, untung saja Jimin sabar. Jadi disinilah Ia, menggosok lantai loby sebuah gedung perusahan dengan perut kosong, rasanya lemas dan perutnya bergemuruh perih. Nasib buruk memang.

Jimin bekerja sebagai office boy, pekerjaannya bersih-bersih setiap pagi hingga petang, namun kadang kala Jimin kerja lembur jika di butuhkan. Gajinya lumayan untung memenuhi kebutuhannya sehari-hari dan membiayai sekolah adiknya yang masih tingkat atas.

Sebenarnya Jimin Ingin melanjutkan sekolah hingga tingkat sarjana mengambil jurusan arsitektur, namun apa daya, Ia yatim piatu dan mempunyai seorang adik yang masih butuh sekolah membuat Ia harus mengubur impiannya dan memulai bekerja full setelah tamat sekolah tingkat akhir.

Jimin tak menyesal, asalkan adiknya bisa sekolah. Maka Jimin akan bekerja banting tulang demi mewujudkan Impian adiknya yang bercita-cita menjadi dokter.

"Jimin-ah, kau oke? Wajahmu pucat"

"Taehyung, aku tak apa. Mungkin karena tak sarapan tadi"

"Aigoo, padahal sarapan sangat penting. Ini ambilah. Aku dari kantin tadi"
Sebungkus roti lapis Taehyung berikan pada sahabatnya yang tampak mengenaskan.

"Gomawo, aku akan memakannya nanti"

"E-hey! Makan sekarang, aku tak mau mengurusmu jika kau tiba-tiba pingsan".
Lengan Jimin Ia tarik ke kursi panjang di dekat dinding mengabaikan tongkal pel yang jatuh menghantam lantai. Sekarang mereka di koridor yang cukup sepi, jadi mencuri kesempatan untuk sarapan singkat tak jadi masalah.

"Baiklah aku akan makan, kau pemaksa seperti biasa".

"Ini karena aku peduli padamu bodoh"

"Arraseo. Gomawo~"
Senyum lebar Penuh syukur dari Jimin membuat Taehyung lega. Sahabatnya ini memang harus di paksa baru mau makan. Diperhatikannya Jimin yang melahap roti lapisnya dalam dua kali gigitan, kentara sekali lapar.

"Kenapa tak sarapan? Jihyun tak membuat makanan?"

"Bukan, ada sedikit masalah dengan pemilik kontrakan". Jimin meneguk air mineral yang di sodorkan Taehyung. Mendesah penuh syukur saat lambungnya terisi makanan.

✅STEVIA (the Sweetness Suga)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang