II

5.5K 517 81
                                    

Aniway, kenapa aku hype banget ama cerita yang ini ya?

Ehe abaikan. Selamat membaca saja 😁
..

..

..

..

Enjoy!

.

.

.

.

.

.

Ternyata, membopong seseorang tak segampang adegan dalam drama TV, walau kecil tapi lelaki berambut permen kapas di gendongannya tak mau diam jelas-jelas tak berdaya, manis sih tapi banyak gaya.

Jimin menemukan apartment Suga di lantai 5, untung saja lift tak jauh dari pintu rumah si mabuk. Jimin menekan kombinasi sandi susah payah, terima kasih pada  Suga yang tak berhenti mengganggu. Untung saja RM sudah memberi informasi lengkap pada lelaki Park.

"Yi Joung, jalang itu tak bisa memuaskanmu kan? Hik.. Sudah ku duga hikk.. Kau.."

"oh diamlah" Jimin mulai lelah mendengar ocehan Rapper ini, tanpa sungkan menjatuhkan tubuh kecil itu di atas ranjang, lenguhan singkat keluar dari bibir manis lelaki itu, Jimin hiraukan.

"demi Tuhan, kenapa aku selalu mendapat sial hari ini?" rambut yang semula tertata rapi kini sudah di acak oleh jari-jari kekarnya.

"hey Suga-ssi. Aku sudah melakukan tugasku, ini kunci mobilmu" semua barang Suga di letakan pada meja samping ranjang lelaki yang masih mengingau vulgar di atas ranjang, Jimin menghela nafas.

"sial, aku harus naik taksi kalau begini. Suga-ssi aku pamit, jangan lupa mengganti passwordmu besok".
Jimin tak mau lagi berurusan dengan orang mabuk itu, Ia harus bergegas pulang.

"brengsek! Kau mau kemana hik... Kembali kau! tidak, jangan pergi dengan jalang itu hik"

Brug!

"aduh! Yak apa yang kau lakukan!?"
Jimin tak awas saat tubuhnya di tubruk dari belakang, tentu saja itu Suga yang menerjang hingga mereka berdua jatuh bertindihan di  antara pintu kamar, kening Jimin terantuk lantai dan itu luar biasa nyeri.

"gotcha! Kau tak akan ku lepaskan lagi, heh! Mulai sekarang akan ku ikat kau hahaha". Jimin membolakan mata saat kedua tangannya sudah di kunci di belakang tubuhnya, lelaki Park bergerak cepat untuk berbalik. Tangannya Ia jauhkan dari genggaman Suga.

"kau gila? Apa yang kau lakukan heh? Aku bukan pacarmu! Sadarlah!" Jimin tak punya pilihan selain membentak galak, lelaki mabuk yang menindih perut berbentuknya itu harus di sadarkan

Plak!

"yak!" Jimin memegang pipinya yang panas berdenyut, lelaki mabuk itu menamparnya tepat di pipi dan Jimin hampir membalas jika tak melihat linangan air mata jatuh di kemeja putih miliknya.

"hikss.. Kau jahat.. Hiks... Kenapa kau bisa sejahat ini?.. Aku sangat mencintaimu tapi kenapa? Kenapa kau tak bisa hanya melihatku saja brengsek!" kepalan tangan itu jatuh menghantam dada bidang lelaki yang masih menempel di lantai, Jimin tentu merasa sakit namun kesakitan di wajah basah itu lebih parah. Jimin bungkam karena isakan Suga mengisi kesunyian kamar.

✅STEVIA (the Sweetness Suga)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang