III

4.9K 482 56
                                    

Jimin berpikir, bekerja sebagai OB di Bighit akan menjadi pekerjaan yang membosankan selain karena ada Taehyung disana sebagai sahabat yang bisa Ia bully. Tak sepenuhnya salah memang karena sebagai agensi  kecil, Bighit hanya mempunyai beberapa artis yang tak begitu terkenal bahkan ada yang sudah bubar. Agensi itu hanya mempunyai satu-satunya grup Idol laki-laki yang dua tahun lalu debut bernama BTS. Jimin tak pernah bertemu langsung dengan mereka hanya melihat dari kejauhan atau mendengar mereka berlatih di ruang musik atau latihan menari, selebihnya tak pernah. Lagipula Jimin sudah menyerah jadi Idol, walau kadang diam-diam bermain di ruang latihan para artis bersama Taehyung saat ruangan itu kosong atau sedang membersihkan disana.

Taehyung akan bernyanyi atau melakukan Rap yang luar biasa kacau dan dirinya akan memutar musik lalu menari. Ya Jimin suka menari, tarian kontemporer, B-boy sampai balet Ia kuasai maka dari itu Ia mengikuti audisi namun memutuskan berhenti mengikuti training. Tapi minatnya di bidang tari masih sama kuat. Di hari libur Jimin akan jalan-jalan di sekitar Hongdae dimana para anak muda bebas menyalurkan bakat tari dan nyanyi, menghibur cuma-cuma para pejalan kaki dengan menyalurkan hobi. Sangat menyenangkan.

"kapan ya kita bisa melihat gadis-gadis cantik disini?"

"heh apa maksudmu?" Taehyung yang sedang membersihkan kaca di ruang rekaman mendesah kala Jimin sepenuhnya teratensi pada lelaki berambut abu. Ngomong-ngomong dirinya dan Taehyung dari Hongdae kemarin dan disana ada pesta Halloween, maka dari itu si tengil mengecat rambutnya menjadi silver dan berubah menjadi Joker. Ada-ada saja.

"kau tau Jimin, agensi ini sepertinya tak mau mempunyai grup idol perempuan, apalagi yang masih gadis. Kau sadar tidak semua staf perempuan disini sudah menikah. Artisnya juga sudah punya pasangan, mana bisa aku lirik-lirik duh!"
Jimin total spechless mendengar penjelasan tak berfaedah dari kawannya itu.

"kalau mau pacaran di luar sana masih banyak gadis jomblo, kenapa pula kau mau yang bekerja di sini?. Jimin mengeleng heran dengan Taehyung yang kadang otaknya bisa di bikin rumit. Si lelaki abu mendesah lagi.

"kau tak mengerti Jimin, kalau pacaran dengan rekan kerja enak, bisa datang dan pulang bersama, makan bersama, saling lirik-lirik di tempat kerja, lalu kalau sudah gajian bisa nonton ke bioskop bersama. Bukankah itu romantis?"
Jimin berpikir lama saat Taehyung menjabarkan 'kebersamaan' yang Ia idamkan.

"Tae-ah, bukankah itu semua sering kita lakukan berdua?" Jimin menatap kosong pada Taehyung yang menggosok kaca dengan bibir maju. Lelaki itu terdiam, kepalanya menoleh patah-patah horror menatap Jimin yang tak kalah horrornya menatap balik.

"anniya! Aku bukan homo! Apa-apaan jawabanmu itu! Merusak suasana saja  Haisshh... Jimin Pabbo!" kanebo kotor dilempar apik mendarat tepat di wajah lelaki Park. Taehyung membola matanya saat mendengar Jimin menggeram. Lelaki kurus itu lari terbirit-birit keluar dari studio karena Jimin sudah pasti akan mengamuk.

"bocah bedebah! Kembali kau pitak! Akan ku patahkan tanganmu!" Jimin meraung marah, suaranya menggema di dalam studio rekaman. Kali ini Ia benar-benar akan membuat pelajaran pada Taehyung setidaknya membuat tangan anak itu bergeser sendinya tak masalah.

Hasung yang kebetulan lewat menggeleng lelah, dua bocah itu kapan tak main-main saat kerja? Sudah capek di tegur jadi biarkan saja.
"mereka penuh energi andai di gunakan untuk hal berguna ck"
Dirinya kembali menggosok lantai saat langkah kaki mendekat, dalam hati ingin mengumpat karena lantai masih basah dan sudah ada yang berani menginjak.

"chogiyo, apa anda Ha Sungwoon?" suaranya bernada tinggi, merdu di telinga, Hasung menoleh hanya untuk terpesona dengan seorang lelaki ramping berdiri didepannya. Dia pasti artis karena pakaiannya terlihat mahal.

✅STEVIA (the Sweetness Suga)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang