Aku mencintaimu dalam doa, dengan syarat yang tak kan pernah tertangkap oleh indera, aku tahu ini adalah sebuah kesalahan. Namun aku dibuat tak berdaya oleh rasa ini. Berdoa, menjadi caraku untuk mencintaimu. Diamku cara aku paling mencintaimu.
Cintaku pada orang yang aku cinta dan sayangi, aku titipkan pada Allah Ta'alaa. Sebab hanyalah Allah yang maha menjaga, dikala kita saling berjauhan, dikala aku memendam rindu ingin bertemu, Allah menjaga dengan menenangkan hatiku, melalui doa aku meminta Allah menjagamu.
Cintaku kepada orang yang sungguh-sungguh aku sayangi adalah miliknya. Jangan sampai cintaku kepadamu melebihi cintaku kepada Pencipta-Mu. Aku rela jika kau tak mengenalku, tapi aku mau kau mengenal hatiku. Sebab bisa mengenalmu, bagiku sudah bersyukur. Dan memilikimu adalah harta yang paling berharga dalam hidupku.
Saat ini, cinta diam sama dengan cinta dalam hati. Cinta dalam hati sama dengan cinta tak harus memiliki. Aku tidak bisa memiliki fisik, aku cuma bisa menjaga jasadmu melali doa. Aku selalu berdoa, semoga Allah selalu menjaga cinta ini. Walaupun aku tak bisa beri apa-apa yang kau doakan, yang aku bisa lakukan hanya mengaminkan apa yang kau doakan itu.
Aku hanya diam dari kejauhan, karena dalam diamku tersimpan kekuatan, kekuatan harapan. Hingga mungkin saja Allah akan membuat harapan itu menjadi nyata hingga cinta ini yang diam itu, dapat berbicara dalam kehidupan nyata.
-Penantian Halal-
Tegal,03 November 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
[RSS] Penantian Halal
SpiritualCerita ini berawal tentang seorang ustadz yang mencintai secara diam-diam seorang santriwati-Nya, Nafisah Ayunadira, sekaligus anak pemilik pondok pesantren Nurul Qur'an. Arkana Putra Alkharis, namanya. Namun, cintanya harus terkubur sedalam-dalamny...