Hitung sudah berapa kali saya melihatmu seperti ini?
Tak terhingga.
Ingat berapa kali kamu seperti kehilangan semangatmu?
Tak tehitung.
Tanyakan, berapa kali kamu berpikir untuk berhenti?
Begitu sering.
Pikirkan apakah kamu butuh bahagia?
Pasti.
Maka bahagialah.
• • • • • •
Selesai kuliah, saya pergi untuk menemui Giantara. Dia bilang sedang tidak ada latihan, jadi ya hanya ingin bersantai.
Setelah sampai di tempat biasanya Giantara menghabiskan waktunya, saya justru tidak dapat menemukan sosoknya.
Hmmm, kemana ya dia?
"Mas, permisi. Lihat Mas Tara ga ya?"
Saya bertanya pada barista di cafe ini.
Alasan saya bertanya adalah sang barista kenal dengan Giantara."Tara? Biasanga kalo ga disini, ada di rooftop kak."
"ohh okay. Makasih ya mas"
Saya berlari menuju rooftop yang saya kira akan seperti rooftop rooftop cafe instagramable biasanya. Ternyata hanya kotak luas tanpa apa-apa. Hanya ada beton penyanggah agar orang disana bisa menyender.
"Giantara!" teriak saya sedikit kehabisan nafas.
"iya?" Giantara menoleh dan tampak sedikit terkejut.
"liat saya!"
"ada apa?"
"saya memakai baju hitam. Kesukaanmu kan?"
Giantara hanya tertawa melihat tingkah laku saya. Habis, dia selalu terlihat murung. Saya pun tidak malu melakukan ini. Asal saya bisa melihat senyuman Giantara seperti dulu.
"iya gue tau. Makasih udah pake baju dengan warna kesukaan gue."
"gapapa, tapi terasa panas ya?"
"iyalah, ini siang-siang, lo pake baju yang nyerap panas. Tau kan kalo warna hitam nyerap panas lebih banyak?" tanyanya dengan ekspresi mengejek.
"bercanda. Saya tau kok! Saya cuma bingung aja kenapa kamu suka pakai baju warna hitam padahal panas dan terasa kelam."
"iya, kenapa ya? Lo tau ga kenapa?"
"loh justru saya tadi mempertanyakan"
Giantara, suka sekali bertanya kembali ketika saya melemparkan pertanyaan terlebih dahulu.
"gue juga ga tau alesannya. Mungkin karena hidup gue dipenuhi kesedihan? Hahah ga tau lah."
Tawanya terdengar begitu perih. Saya tau banyak kesedihan yang Giantara simpan sendiri sampai dia merasa kosong karena terlalu banyaknya kesedihan.
"Giantara, saya ga tau kesedihan apa yang buat kamu sampai seperti ini. Tapi kalo kamu mau tau, saya akan selalu ada buat kamu. Saya dukung apapun yang kamu lakukan. Saya tau kamu laki-laki yang baik. Kalo kamu butuh saya, saya akan selalu ada."
Giantara hanya menatap saya.
1 menit
2 menit
3 menit
4 menit
Giantara tersenyum.
"makasih."
"untuk?"
"semuanya. Semua yang udah lo lakuin buat gue. Gue ga tau apa yang akan gue lakuin hari ini kalo lo ga tiba-tiba dateng."
"jangan pernah berpikir untuk melakukan hal yang ga seharusnya kamu lakukan, Giantara. Saya ga mau kamu menyesal."
Giantara berjalan mendekati saya.
"Gue boleh meluk lo?"
Saya mengangguk menandakan dia boleh memeluk saya.
Ga lama setelah itu, saya mendengar isakan tangis Giantara yang dibarengi dengan hujan.
Giantara, bahkan langit tau kamu lagi sedih.
Langit ga mau membiarkan kamu menangis sendiri.
Menangislah bersama langit sampai kesedihanmu hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Sisi Giantara
FanficGiantara Mahesa, tidak pernah bercerita tentang isi hatinya pada siapapun. Untuk dia yang berani datang kepada Gian, ternyata keberadaanya nyata dan selalu ada.