Part 4

504 16 2
                                    

Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat, sudah 1 minggu swara di rumah sanskar sejak sanskar menculik dirinya. Swara merasakan suka dan duka dalam menghadapi sikap veer dan varun, namun sikap varun dan veer semakin lama semakin berubah, apalagi sikap veer yang biasanya dingin dan aroga kini tersenyum walaupun hanya tersenyum tipis. Sanskar pun satu persatu melepaskan papan yang ada di jendela rumahnya, sudah sekian lama rumah sanskar tidak mendapatkan cahaya matahari dan juga udara segar. Kini mereka bisa menghirup udara segar, swara melihat sanskar yang begitu menikmati udara yang ada. Swara tersenyum melihat sanskar begitu juga sanskar yang tersenyum. Akhirnya swara bisa melihat sikap sanskar yang menurutnya ramah dan baik, sikapnya apa adanya tidak bersikap dingin ataupun seperti anak kecil.
" hey, sanskar. "
"Hey, shona. " balas sanskar sambil tersenyum.
"Akhirnya aku melihat mu, melihat sikap sanskar orang yang pernah menculik ku dan juga orang yang tidak bisa melihat seorang wanita menangis di depannya. " Sanskar tersenyum, mendengar perkataan swara. Kemudian sanskar langsung memeluk swara, swara sempat terkejut ketika sanskar begitu saja memeluknya. Namun swara membalas pelukan sanskar dengan erat.
" terima kasih swara, karena kamu telah datang dalam kehidupan ku. Aku tidak tahu kenapa aku bisa menculik mu. " tangis sanskar.
" mungkin ini takdir sanskar, takdir yang mempertemukan ku dengan dirimu. "
" tapi kenapa takdir tidak bisa adil dalam kehidupan ku yang dulu. "
" kita tidak bisa mengetahui apa yang direncankan oleh takdir. Kita hanya bisa menjalankannya. Apa kamu tahu, i love you sanskar. " kata swara, sanskar terkejut ketika swara mengatakan i love you. Sanskar pun melepaskan pelukan mereka dan menatap diam swara. Sanskar mencoba mencari kebohongan dimata swara jika swara mencintai dirinya, namun itu semua sia-sia saja. Sanskar tidak menemukannya, tetapi menemukan kejujuran dimata swara.
" swara, apa kamu serius mencintai diriku? . Orang yang telah menculik mu dan juga merupakan seorang pesikopat yang memiliki kepribadian ganda. Apa kamu bercanda swara, mencintai seorang seperti ku. " kata sanskar.
" aku tidak bercanda, aku serius mencintai mu sanskar. " kata swara dengan penuh keyakinan. Lalu sanskar pun menangis mendengar perkataan swara yang begitu serius mencintai dirinya, sanskar pun langsung memeluk swara kembali. Ternyata juga mencintai swara selama ini, tapi sanskar takut jika swara tidak mencintai dirinya. Menunjukkan perasaan cinta terhadap sanskar melalui sikap varun yang selalu membuat swara tersenyum bahagia.
" i love you too swara, tapi aku takut jika kamu akan merasa jijik dan membenci ku. Karena aku seorang pesikopat, aku tidak mau kehilangan dirimu. Kamu adalah hidup ku swara. aku takut menyakitin mu dengan cinta ku. "
"sanskar,... Jangan berkata seperti itu. Aku tidak merasa jijik ataupun membenci mu sanskar. Jika kamu mencintai ku, karena ku percaya kamu bisa berubah. " Lalu mereka pun melepaskan pelukannya. Sanskar menyetuh pipi swara, swara menutup matanya dan merasa sentuhan lembut sanskar.
" bagaimana kamu bisa yakin? "Tanya sanskar.
" karena semua orang bisa berubah. aku percaya kamu bisa berubah, sanskar." jawab swara. " terima kasih. " sanskar pun tersenyum dan menatap swara dengan intes, lalu wajah sanskar semakin dekat dengan swara. Swara pun memutup mata nya, swara bisa merasakan napas sanskar.

Cup... 💋💋
Cup... 💋💋

Sanskar pun mencium bibir swara, sanskar mencium swara dengan lembut. Swara sempat kaget dengan ciuman sanskar yang tiba-tiba, namun akhirnya swara pun membalas ciuman sanskar.

Skip

Kini sikap sanskar berubah ke sifat veer. Veer tersenyum melihat swara bermain piaono, swara memaikan piaono tua yang dimiliki sanskar. Sudah lama rumah sanskar tidak mendengar suara musik, veer pun ikut bergabung dengan swara. Mereka bermain piaono bersama, mereka memaikan lagu.

Tum hi ho instrumental on

Side of darkness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang