Ree

5 0 0
                                    

Saat kuliah, aku mulai berkenalan dengan teman-teman baru. Salah satunya aku bertemu dengan 4 orang lain yang mirip sepertiku -- Jai, Gum, Ao, Azzi. Kami banyak melakukan hal-hal aneh seperti meramal, membaca aura seseorang, melakukan semacam exorcism, juga pernah saat setelah melakukan exorcism, Jai terkena dampaknya. Kami berusaha menyembuhkan Jai di sebuah ruangan di lantai 3 yang jendelanya menghadap pohon yang luar biasa besar berusia lebih dari 100 tahun. Dan untuk pertama kalinya aku bisa merasakan dan melihat lagi betapa banyak 'makhluk' yang memperhatikan dan tertarik pada apa yang sedang kami lakukan. Mereka banyak, tak berwujud kasar seperti manusia, namun memiliki presence seperti manusia.
Namun kebersamaan kami berakhir saat pengkaderan himpunan mahasiswa selesai.
Aku tak akan menceritakan dengan detail seperti apa Gum dan Ao. Tapi Azzi masih bersahabat denganku sampai saat ini dan dia bukan manusia biasa. Dia seorang vampire.
Pertama kali aku bertemu Azzi di ruang kuliah, ia seperti putri dari dunia dongeng. Kulitnya putih mulus dengan pipi bersemu pink, rambutnya ikal hitam panjang, matanya sipit dan sayu dengan bola mata hitam besar dan bulu mata yang turun serta bibir yang bersemu merah.
Sebagai seorang vampire, ia cukup baik dan hidup sebagai seorang manusia. Dia tidak meminum atau menghisap darah dari leher manusia (walau tetap saja dia senang melihat darah. Apalagi aku punya kebiasaan memakan kulitku sendiri sampai berdarah, dia suka mengisap jariku yang berdarah). Namun dia menghisap energi. Apapun itu, energi darimanapun itu. Energi manusia, energi binatang, benda mati, bahkan energi natural dari alam seperti pepohonan, angin, air dan lainnya. Dia juga pernah bilang kalau energiku enak baginya. Mungkin krn base energy-ku warna hitam dan vampire masuk golongan pengguna energi hitam, maka dia suka.
Aku bahagia dengan Azzi. Banyak hal yang telah dilakukan oleh Azzi untukku, salah satunya yaitu aku memiliki penyakit darah rendah. Darah rendahku cukup mempengaruhi ritme jantungku dan seringkali menyulitkan aku saat naik tangga. Azzi yang khawatir denganku menempatkan jari tangan kanannya ke nadi pergelangan tanganku dan tangannya di dadaku. Dia menarik nafas dan mendadak ritme jantungku berangsur-angsur normal. "Kamu tiap hari segini ritme jantungnya? Gila." Itulah kalimat yang diucapkannya setelah melakukan itu. Ternyata dia menyamakan ritme jantungnya dengan jantungku, dengan cara 'menarik' jantungku agar memiliki ritme yang normal dan sama dengannya. Sampai saat ini ritme jantung kami masih sama, karena itu walau kami terpisah jauh, saat salah satu diantara kami sedang sakit atau emosi apapun yang dirasakan, aku dan dia bisa merasakannya. Jika aku tiba2 menangis, maka aku akan menghubunginya dan menanyakan keadaannya. Begitu pula dia.
Tapi mungkin hubungan jantung kami agak sedikit merenggang karena kami memiliki 'ritme jantung' yang baru. Hehe. Nanti kuceritakan.
Ada juga beberapa cerita lucu. Misalnya saat Azzi kehabisan energi, maka dia akan menghisap energi milikku atau energi siapapun yang menurutnya enak. Caranya? Sentuh target yang diinginkan dan tarik chakranya. Mudah, nikmat, tapi bisa jadi mematikan untuk si target. Karena kalau target memiliki span energi yang kecil, dia bisa saja lemas. Dan energi pun ada berbagai macam rasa, ada yang enak, ada juga yang tidak enak.
Atau pernah dia juga kehabisan energi dan aku tak bisa memberinya tambahan energi karena energiku juga sudah mencapai limit. Dia memegang motorku dan mendadak motorku tidak bisa dinyalakan! Padahal baru saja di servis dan bensinnya pun penuh. Saat kulihat Azzi, dia nyengir kuda dengan wajah polos tak bersalah. Ternyata dia menyedot energi dari motorku. Sialan.

Saat Azzi mulai berpacaran dengan Adam, Azzi memutuskan untuk berhenti dari hal-hal seperti ini karena Adam tidak suka. Aku juga tidak masalah dengan hal itu, toh hal seperti ini cukup personal dan semua orang memiliki pilihan untuk dibuka mata batinnya atau ditutup seluruhnya. Dari situlah ritme jantung kami mulai berbeda. Ritme jantungnya menyamai ritme jantung Adam, dan ritme jantungku mengikuti ritme Tama.

Itu cerita tentang Azzi. Banyak hal yang bisa kuceritakan tentang Azzi, namun sayangnya dia tidak termasuk dalam penghuni kamar ini. Jadi cerita selanjutnya adalah tentang Jai.

Hidden RoomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang