I'm Yours

21.2K 2.3K 211
                                    

"Kenapa mendiamiku sih? Aku kangen lho."

Masih ada sisa dua minggu sebelum libur musim panas berakhir. Pagi hari jam sepuluh lewat dua puluh lima menit, Taehyung memakan burger hasil delivery beberapa menit lalu. Ada Jungkook juga disampingnya, tetapi tidak sekalipun mengajaknya bicara. Jangankan memulai, menjawab pertanyaannya saja tidak. Pemuda Jeon seperti tidak menganggap keberadaannya.

Taehyung bingung, tentu saja. Dia baru tiba dari Paris malam tadi, seingatnya mereka masih baik-baik saja selama perjalanan pulang. Bahkan sempat berhenti ditepi jalan dan bercinta didalam mobil. Sampai dirumah Jungkookpun mereka masih baik-baik saja. Tidur diranjang yang sama, dan terbangun dipagi harinya dalam keadaan saling berpelukan.

Lalu apa?

Kenapa?

Taehyung benar-benar tidak habis pikir. Ia tau, Jungkook memang labil. Tapi tidak harus seperti ini juga. Rasanya ingin marah, tapi sadar diri, mereka baru saja bertemu setelah tiga minggu berpisah. Tidak ingin merusak suasana hanya karena alasan tidak jelas. Mungkin Jungkook merindukannya. Sama seperti dirinya yang nyaris sekarat merindukan Jungkook selama tinggal di Paris.

"Jeon,"         Lagi, Taehyung masih berusaha menarik perhatian Jungkook dengan menggerak-gerakkan bahu kanannya.            "Kenapa sih? Ada masalah?"

Disini Jungkook hanya membalas dengan lirikan sinis, sebelum akhirnya kembali fokus dengan ponsel ditangan kanan dan menggigit potongan burger ditangan kirinya. Sejak menyadari dirinya bangun tidur dalam pelukan Taehyung pagi ini, Jungkook lantas mendorong tubuh sahabat sialannya untuk kemudian bangkit menuju kamar mandi dan meninggalkan Taehyung ke ruang bersantai keluarga tanpa membangunkannya.

Mengabaikan Taehyung adalah misi utama. Sejak pagi itu pula ia tidak merespon apapun yang dilakukan sang sahabat kepadanya. Bahkan ketika Taehyung merajuk karena tidak dibangunkan seperti biasanya, Jungkook tetap tidak tertawa. Biar saja si bodoh itu tau bagaimana rasanya tidak dianggap dan diabaikan.

"Aku salah?"       Taehyung benar-benar tidak ingin menyerah sampai disini. Mulai memasang tampang melas dan berusaha menarik wajah Jungkook supaya menghadapnya. Meski berkali-kali gagal, sebab Jungkook selalu menangkis tangannya untuk memilih tetap menunduk membalas chatting dari penggemarnya.          "Jungkook ah,"

Suara Taehyung memelas, dan Jungkook merasa sedikit iba dibuatnya. Bagaimanapun ia tau, kelemahan sahabatnya adalah dirinya. Yaitu, saat Jungkook mencoba acuh dan mengabaikannya. Karenanya, ia hanya menghela napas kasar, sebelum kemudian meletakkan ponselnya ke atas meja dan menolehkan kepala kearah Taehyung yang masih memasang wajah melas.
"Kau kenapa?"       Tanya Jungkook pada akhirnya. Basa basi tentu saja, ia jelas tau benar penyebab si bocah brengsek seperti Taehyung bertingkah sok melankonis.

"Kau yang kenapa?"        Taehyung menyahut cepat.           "Aku punya salah?"

Jungkook menggeleng kecil sebagai jawaban.       "Tidak. Aku hanya tidak enak badan."        Bohong!

"Karena menjemputku semalam?"         Seketika raut wajah Taehyung berubah panik dilanda kekhawatiran. Ia mencondongkan tubuhnya menjadi lebih dekat kearah Jungkook untuk kemudian menyentuh kening dan pipi menggunakan punggung tangannya.          "Astaga, semalam udara diluar memang dingin sekali. Maaf, ya."

"Ckk, apa sih."         Sedangkan Jungkook hanya berdecak malas sembari menjauhkan tangan Taehyung dari area wajahnya. Risih sekali. Ditambah lagi mood nya yang semakin hancur mendapati reaksi Taehyung yang seperti bajingan. Dasarnya idiot, tidak peka, bahkan hanya dengan bualan murahan semacam itu saja mudah sekali dia percaya. Brengsek.

Taste ㅡ kth x jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang