Don't Care

12.2K 1.5K 505
                                    

Beberapa hari sejak kehadiran Jennifer disekolah, hari-hari yang Jungkook lalui menjadi sedikit berubah. Dibanding saat masih bersahabat hingga pacaran dengan Taehyung, kini ia lebih suka berbaur dengan banyak siswa. Hangout bersama, makan dikantin pun lebih suka bergerombol ramai-ramai yang menjadikan suasana hatinya lebih hidup. Setidaknya ia tidak terpuruk lebih dalam lagi. Meski terkadang ada Taehyung disana dan mereka masih berinteraksi layaknya sahabat lama, akan tetapi tidak membuat hati Jungkook goyah seketika. Sebab ia sudah berjanji pada dirinya untuk tidak lagi terluka melihat Taehyung bahagia tanpa dirinya. Sekali lagi, tidak mudah dilakukan, namun seiring waktu berjalan segalanya menjadi tak terasa. Bahkan kehadiran Taehyung disisinya terasa biasa saja. Cinta masih ada, namun hasrat bersama sudah sirna.

Lalu Jennifer, Jungkook juga beberapa kali berbincang dengannya. Kedekatan Jennie dengan Taehyung menjadikannya mau tak mau juga harus saling menyapa ketika bertemu. Jennie sangat ramah padanya, sayangnya ia tidak tertarik untuk berteman terlalu dekat. Jungkook fikir, ia terlalu angkuh. Sinis dan pilih-pilih dalam berteman. Bahkan dibeberapa waktu, Jungkook melihat gadis itu tidak pernah sungkan menunjukkan ekpresi tidak suka pada siswa maupun siswi yang mencoba bicara baik-baik dengannya.


"Jungkook ah,"
Yang punya nama menghentikan langkah, lalu memutar tubuh kebelakang sekedar untuk menemukan pemilik suara melangkah mendekatinya. Rupanya Taehyung, dengan Jennifer melangkah beriringan disisinya.        "Nanti malam kumpul dirumah Jimin, biasa pesta kecil-kecilan."

Mengendik bahu seraya menaikkan sebelah alis tak tertarik, Jungkook mengusak surai basahnya asal-asalan. Ia baru saja memenangkan tantangan basket dengan Yugyeom dilapangan sekolah. Wajar saja, Jungkook lebih suka menghabiskan waktu dengan bermain diluar kelas saat jam kosong dibanding melakukan kegiatan tidak berguna seperti bermesraan dengan pacar didalam kelas.
"Iya, aku sudah tau."

"Oh, Jimin memberitahumu?"

Jungkook menggeleng kecil sebagai jawaban.
"No, Yugyeom yang barusan memberitahuku."


Disana Taehyung balas mengangguk mengerti.
"Sip, ku jemput, kita berangkat bersama."         Ucapnya dengan ceria seperti biasa, yang mana segera dibalas dengan kekehan Jungkook dari posisinya.


"Tidak, tidak, aku akan berangkat bersama Yugyeom. Dia bilang motornya masih dibengkel, jadi aku harus menjemput kerumahnya."                Jungkook menjawab dengan nada suara tak kalah ceria. Dari tempatnya, ia dapat dengan jelas melihat raut wajah Taehyung seketika berubah. Dan ia terlalu hafal dengan mimik muka sahabat sekaligus mantan pacarnya ketika sedang cemburu.

"Okay, Jeon, see you nanti malam."
Jennie turut menimpali. Senyumnya manis ketika menjawab, kemudian menarik lengan Taehyung menjauh sesaat setelah mendapat anggukan kepala dari Jungkook.

Dan Jungkook sendiri, tentu saja melanjutkan langkah menuju ruang ganti sekedar melepas shirt penuh keringat dan memakai kembali seragamnya. Tidak sedikitpun ambil pusing dengan sikap dua sejoli barusan.











.

.

.





"Jeon."

Setibanya diruang ganti, Jungkook agak terkejut menemukan Taehyung berdiri dengan kedua tangan bersidekap didepan dada serta punggung bersandar pada pintu loker. Kepalanya menoleh kesegala arah, mencari keberadaan Jennifer disana. Dan tidak ada.
"Mana Jennifer?"

"Kenapa mencari dia?"          Taehyung menjawab dengan kernyitan alis yang kentara tanda tidak suka.            "Menyukainya?"

"Aku?"
Jungkook tertawa kecil dengan kelima jari yang menunjuk kearah dadanya sendiri.
"Menyukai Jennie? Astaga."          Lanjutnya masih setengah tertawa.



Taste ㅡ kth x jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang