Dia

31 3 0
                                    

"Jangan datang jika hanya ingin melukai dengan meninggalkan rindu yang membekas." -Vanesha Adeline Laura

Aku hanya berjalan mengikutinya dari belakang. Sungguh, dia sosok yang tinggi dan terlihat seperti berandalan yang berada di sekolahan. Lamunan ku terbuyarkan ketika kepalaku menabrak punggung lelaki itu yang rupanya telah berhenti tiba-tiba tepat di depan kelas ku.

"ini kelas lo, kelas 10 ipa 1." ucap lelaki itu.

"ohiya makasih" balasku, tanpa menghiraukan ucapan ku dia telah pergi setelah mengantarkan ku.

Aku pun akhirnya masuk ke kelas ku, kelas yang dibilang cukup besar dan bising nya terdengar hingga luar. Saat masuk ke dalam kelas, aku langsung diserbu oleh tatapan siswa-siswi yang ada di dalam dengan tatapan berbagai makna didalamnya. Tanpa memperdulikan mereka, aku pun langsung duduk di bangku kosong yang berada di paling belakang.

"lo anak baru ya?" sapa dari seorang yang duduk di sampingku.

"iya" balas ku sambil tersenyum.

"oiya nama gua salsa. Nama lo siapa?" tanya salsa kepada ku.

"Nama gua Vanesha, lo bisa manggil gua Caca." ucapku.

"oh oke caca, jangan sungkan ya kalo lo butuh apa-apa." balasnya sambil memberikan ku kertas yang berisikan nomor handphonenya. Memang baru pertama kenal dengan salsa saja, dia sudah terlihat sangat lucu bagi ku.

Bel pun berbunyi menandakan bahwa waktu istirahat telah tiba. Aku dan salsa memutuskan untuk pergi ke kantin karna memang aku lapar sekali, bagaimana tidak pelajaran fisika tadi sangatlah susah membuatku lapar tidak karuan. Sesampainya dikantin, aku mengedarkan pandangan ke penjuru kantin dan tatapan ku terhenti pada satu titik dimana terdapat sekelompok siswa yang paling berisik dan terlihat bahwa sepertinya mereka adalah komplotan orang yang ditakuti oleh para siswa lainnya, karna terlihat dari penampilannya yang berantakan yang jauh dari kata rapih dan aku pun melihat dia, dia yang telah mengantarkan ku ke kelas ku tadi pagi berada diantara sekelompok siswa itu. Namun sialnya, Dia yang sedari tadi aku perhatikan melihat kearahku dengan memasang wajah yang dingin dan sulit untuk diartikan.

"ngeliatin siapa sih lo?udah buruan gua laper" ucap salsa sambil menarik tangan ku untuk duduk dan dia yang memesankan makanan untuk kami. Ya salsa berperilaku sangat baik terhadap ku, dan aku bersyukur hari pertama ku sudah mendapatkan teman sebaik salsa. Saat makanan telah datang, aku dan salsa pun menyantap makanan dengan lahapnya karna sedari tadi kami sangat lapar.

Dan tanpa ku sadari, seseorang menghampiriku.

"Nanti pulang bareng gua" pinta nya yang membuat ku menoleh ke arahnya. Dan betapa mengagetkan nya ternyata orang itu adalah Dia .  Tanpa mendengarkan balasku ternyata dia sudah kembali ke tempat semulanya. Dia menghampiri ku hanya meminta ku untuk pulang bersamanya.

"gila lo ca, ko lo bisa kenal sama ka Andrew?" tanya salsa kepada ku, terlihat jelas bahwa salsa sangat bingung kenapa anak baru seperti ku dapat mengenal dia.

"Oh jadi dia namanya Andrew. Dia yang tadi pagi nunjukin kelas gua dimana." jelasku kepada salsa.

"trus kenapa ka Andrew bisa minta lo balik bareng sama dia ca?" tanya nya lagi.

"mana gua tau sa." ucapku. Obrolan ku pun terhenti dikarenakan bel masuk sudah berbunyi menandakan mereka yang sudah harus memasuki kelas kembali.

Penantian setiap murid pun tiba, yaitu bel pulang. Bel yang sangat ditunggu oleh ku sedari tadi. Salsa telah pulang lebih dulu dari ku. Saat ku menuju depan sekolah betapa mengagetkan nya mendapati ka Andrew seperti sedang menunggu seseorang tepat di pintu keluar sekolah, ya tentunya bersama dengan teman-temannya yang belum ku ketahui namanya.

Tanpa memperdulikan mereka, aku pun jalan seperti biasa saja. Tiba-tiba tangan seseorang menahan ku.

"ayo balik sama gua, gua gak nerima penolakan." pinta nya ke padaku yang cenderung memaksa. Jujur saja saat ini jantungku sudah tidak bisa terkontrol lagi.

"gak, gua gak mau." jawab ku dengan cepat sambil melepaskan genggamannya.

"udah lah dek mau aja, lagian Andrew juga jinak ko ga gigit." canda dari salah satu temannya yang diikuti dengan tatapan tajam dari Andrew.

Tidak lama setelah itu aku pun mendapatkan sebuah telfon dari pak rahmat, supirku.

"halo pak, bapak dimana?" tanya ku.

"maaf neng, bapak gak bisa jemput. Ibu minta bapak buat nganterin ibu arisan neng. Neng bisa kan pulang sendiri?" ucapnya.

"yah pak, ko ga bilang dari pagi sih. Yaudah pak gapapa" balas ku.

Akhirnya panggilan itu pun berakhir dan jujur saja aku sedang kesal seperti nya keberuntungan sedang tidak berpihak kepada ku.

"yaudah ka, gua mau balik sama lo" kata ku kepada ka Andrew.

"nah gitu kek daritadi." ucapnya dan langsung mengambil motornya yang terpakir di depan sekolah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang