PROLOGUE

168 41 74
                                    

.
.
.

Aku dimana? Kenapa aku di sini? Tempat apa ini? Dan.... kenapa aku hanya sendiri?

Aku terus bertanya-tanya tapi tak ada jawaban dari pertanyaanku itu..

Tanpa aku sadari, air mataku jatuh bersamaan dengan kaki ku yang tak mampu lagi berdiri tegak.

Semua berubah menjadi sangat menyedihkan.

Hiks hiks hiks..

Air mataku mulai terjatuh, dengan sedikit isakan yang membuat hatiku tersayat kepedihan.

Lagi dan lagi, yang bisa aku lakukan saat ini hanyalah menangis dan terus menangis. Tanpa aku ketahui apa alasan yang pasti mengapa aku menangis.

Hingga seorang pria datang menghampiriku.

Pria itu duduk dihadapanku dan memelukku dengan tubuhnya yang kekar. Entah kenapa aku membalas pelukannya. Seolah-olah aku sudah mengenalnya sangat dekat.

Di dalam pelukannya aku masih saja menangis bahkan lebih keras dari sebelumnya. Dia mengusap pelan rambutku yang panjang, seolah ingin menenangkanku.

Masih di dalam pelukannya, mataku tertuju ke lehernya yang jenjang, ada sebuah tanda di leher kirinya.

Tidak begitu lama, sesaat setelah aku sudah sedikit lebih tenang aku melepaskan pelukannya yang nyaman. lalu aku mencoba menegakkan kepalaku untuk melihat wajahnya.

Tapi

Aku sama sekali tidak bisa melihat wajahnya. Wajahnya seolah pias karena baju yang ia gunakan berwarna putih.

Pancaran sinar dari balik tubuhnya membuatku tidak dapat melihat dengan jelas siapa orang yang kini berada tepat di dapanku.

Rambutnya yang hitam pekat sangat terlihat begitu jelas tapi tetap tidak dengan wajahnya.

Lalu pria ini menggenggam erat tanganku. Dan membawaku menyusuri jalanan tanpa alas kaki.

Dia mengajakku semakin masuk kedalam hutan.

Terus berjalan tanpa ada pembicaraan di antara aku dan dia.

GELAP??

TIDAK..!

Hutan ini tidak gelap sama sekali. Semua tampak begitu jelas.

Pepohonan yang hijau bahkan daun yang jatuh pun aku mampu melihat dan mendengarnya dengan sangat jelas.

Ribuan burung berkicau disini. Mengiringi langkah gontai kami. Banyaknya kupu-kupu yang terbang disekeliling kami memberikan suasana tersendiri di hutan ini.

Sekali lagi aku melihat pria yang ada di sampingku ini, dan aku baru menyadari bahwa busana yang kami gunakan sama-sama memiliki satu warna, yaitu putih.

CAHAYA

DAN

CAHAYA

Benar. Di sini penuh dengan cahaya dan kedamaian bahkan aku hampir saja lupa mengedipkan mataku. Aku tak bisa berhenti mengaggumi tempat ini, apakah ini syurga..??

Pria yang tak menyebutkan namanya ini mampu dengan mudah membuatku nyaman.

Menghilangkan semua kesedihanku dalam sekejap walaupun sebenarnya dia tak mengucapkan satu kata pun dari bibirnya..

__________________________________

Anyeonghaseyo....😊

Salam kenal dari aku si penulis abal-abal.🙈

Ini cerita pertamaku🙈
aku udah lama gabung ke wattpad tapi aku gak yakin buat bikin cerita sendiri. Karena aku rasa ceritanya gak bakalan sebagus yang lain.😔

Dan mohon apresiasinya🎉
karena aku masih amatiran. Dukung aku.😘
Kalo ada yang salah mohon di maafkan🙈

Semoga Prolog ini bisa buat kalian mau lanjut baca part selanjutnya🙈

Jangan lupa vote & comment
gomawoyo🤗

D&P 💌

DREAMS & PROMISE [Proses REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang