PROmise -1-

165 16 13
                                    

Siang ini matahari terlihat sangat cerah, tidak ada awan mendung sedikitpun, langit biru muda yang indah pun menjadi penambahnya.

Seperti biasa, siang itu Raida yang akrab dipanggil Rai sedang menjaga gerbang di depan sekolah. Rai kebagian jaga gerbang setiap hari Sabtu, ya wajar saja sih kalau hari Sabtu memang menjadi hari yang paling membosankan buat anak-anak OSIS yang jaga gerbang, bagaimana tidak, setiap hari Sabtu pasti saja selalu ada kegiatan pengajian rutin di SMP. Ditambah lagi kalau ada yang gebrak-gebrak gerbang, wah kepala sekolah juga sampai kewalahan deh.
Tapi walau begitu, Raida nampaknya tak pernah merasa kelelahan, ya maklum lah di sekolah kan ada moodboster nya. Yap, Andryan, itulah nama pacarnya Raida. Walaupun Raida dan Andryan bisa dibilang kurang cocok, tapi mereka berdua tetap saja menjalani hubungannya itu. Bagaimana tidak, Andryan yang bisa dibilang cowok nakal dan suka bikin onar bisa mendapatkan Raida yang terkenal sebagai OSIS tercantik dan selalu mendapat juara umum di sekolah. Tapi yaaa namanya juga anak SMP lah ya, yang penting bisa bikin seneng aja udah cukup.

"Rai, tumben jaga gerbang kagak ditemenin sama doi. Si Andryan kemana emangnya? Kok kayaknya daritadi gua kagak liat." Tanya Putra yang kebetulan memang teman dekat Raida sedari kecil. "Hah? Si Ryan? Ahhh hehe ta ta tadi sih kata temen-temennya dia kagak sekolah, emangnya apaan sih, kepo amat lu ah." Jawab Raida dengan terbata-bata karena sedang melamunkan Andryan. "Ohh, ya kagak apa-apa sih, cuman nanya doang emang kagak boleh?" Balas Putra yang langsung menghampiri Raida yang sedang duduk di depan gerbang sekolah. "Rai, gua tau lo gapernah nganggap gua lebih, tapi lo juga harus tau kalo perasaan gua ke lo tetep sama kayak dulu, gua masih tetep nungguin lo disini, dengan janji yang sama." Ucap Putra yang sepertinya masih menyimpan harapan pada Raida. "Ehhh apaan sih lo! Ngawur aja kalo ngomong. Udah ah jangan bahas itu, lagian lo tau kan kalo gua udah punya Andryan?" Sahut Raida yang mukanya mulai pucat. "Ehhhh daki onta! Muka lo kenape kok pucet gitu sih? Lo mau pingsan woy?! Jangan pingsan kampret gua jadi tegang gini, lo belom makan emangnya?" Tanya Putra yang kelihatannya panik melihat Raida yang seakan-akan mau pingsan. "Ehhh eng engga apa-apa kok Tra! Inimah cuman mag gua aja lagi kambuh, pucet mah udah biasa lah hehe." Ujar Raida yang tak ingin melihat sahabatnya khawatir.
"Yaudah kalo gitu cepetan gua anter pulang aja ya, lagian kan yang jaga gerbang bukan lo doang. Ayo cepet naek ke motor gua." Ajak Putra sambil memasang muka membujuk. "Yaudah ayo." Sahut Raida singkat.

Teriknya matahari semakin membuat wajah Raida kelihatan semakin pucat. Di sepanjang jalan menuju rumahnya, Raida tetap masih memegang erat pada Putra, badan Raida yang sudah lemas dan tak berdaya pun seakan-akan mau jatuh di tengah jalan. "Rai! Lo masih kuat kan? Kalo engga kuat kita minggir dulu aja deh, daripada lo kenapa2." Tanya Putra yang sambil terus mengendarai motor. "Ahh gua masih kuat kok Tra!" Jawab Raida dengan lemas. Karena melihat keadaan Raida yang semakin mengkhawatirkan, akhirnya Putra memutuskan untuk mengendarai motornya dengan kecepatan yang lebih tinggi, tujuannya sih supaya cepat sampai. Kurang dari satu jam mereka sudah sampai di depan rumah Raida. Mengingat rumah Raida yang letaknya cukup jauh dari sekolah, dengan waktu kurang dari 1 jam ya bisa dibilang cepat lah.

Sesampainya mereka di rumah Raida, Putra langsung meletakkan Raida diatas kasur di dalam kamarnya. Raida yang terlihat sangat kelelahan pun langsung tertidur dengan nyenyak. Karena telah merasa lebih tenang akhirnya Putra pun meninggalkan Rai sendiri di kamarnya. Putra pun bergegas untuk pulang dan akan berpamitan pada ibu Raida, tapi ibu Raida mengajak Putra untuk berbincang-bincang dulu di ruang tamu. "Putra, ibu percayain semua tentang Raida sama kamu. Ibu percaya kalau kamu itu anak baik nak, ibu mohon jagain Raida di sekolah ya, jangan sampai Raida salah memilih teman." Ucap ibu Raida yang memang sudah dekat dengan Putra, bahkan dengan keluarganya Putra juga. "Insyaallah Putra bakal ngejaga Rai dengan sekuat tenaga Putra bu. Putra juga sayang ke Rai, Putra gamau liat Rai sakit, apalagi liat Rai disakiti oleh cowok lain." Sahut Putra meyakinkan ibu nya Raida. "Ibu percaya sama kamu, jadi tolong jaga kepercayaan ibu ini ya nak. Oh iya kayaknya kamu buru-buru mau pulang ya? Yasudah kalau begitu." Ujar ibunya Raida lagi. "Kalau gitu Putra pulang dulu ya bu. Assalamualaikum bu." Ucap salam dari Putra. "Waalaikumsalam." Jawab ibu Raida singkat.

PROmiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang