PROmise -2-

71 8 3
                                    

"Kalau gitu Putra pulang dulu ya bu. Assalamualaikum bu." Ucap salam dari Putra. "Waalaikumsalam." Jawab ibu Raida singkat.

'Hanya lelaki bodoh seperti Andryan yang akan menyakiti hati wanita.'
***

Selepas berpamitan dengan ibu Raida, Putra langsung saja bergegas untuk pulang dan meninggalkan rumah Raida. Walaupun dalan hatinya sangat berat untuk meninggalkan Raida dalam kondisi sakit seperti itu, dan yang pastinya besoknya Raida tidak akan pergi sekolah.

Air hujan yang sangat deras yang turun dari langit pun membuat Putra yang sedang di perjalanan menuju pulang itu kebasahan. Mau tidak mau Putra harus berteduh dulu. Karena jika tidak berteduh pasti besoknya dia langsung sakit dan tidak bisa mengikuti ulangan harian PKN. Yap, mata pelajaran yang bisa dibilang cukup gampang ini justru menjadi pelajaran yang paling ditakuti oleh murid kelas 9A, 9B, dan 9C. Bagaimana tidak, pak Surya yang merupakan guru PKN terkiller ini justru harus mengajar Putra dan juga kawan-kawannya yang memang dari dulu susah diatur. Mau tidak mau setiap ada pelajaran itu pasti saja ada yang dijemur di tengah lapang oleh pak Surya.

"Alhamdulillah, hujan nya udah reda. Gua kudu cepet-cepet balik nih. Kalo kagak cepet-cepet nanti kagak bisa ngapalin buat besok." Ucap Putra di dalam hati. Karana hujannya sudah reda, Putra pun bergegas untuk melanjutkan perjalanannya pulang ke rumah. Putra mengendarai motornya dengan pelan, karena dia tahu pasti keadaan jalanan sangat licin akibat terkena hujan. Maka dari itu jika dia mengemudikan motornya dengan cepat, maka akan banyak resiko yang dia dapat.

"Assalamualaikum. Bundaaaaa ini Putra udah pulang, Putra tadi kehujanan bun." Teriak Putra di depan pagar rumahnya. "Waalaikumsalam, iya Putra sebentar, ini ibu mau bukain pagarnya." Sahut ibu Putra sambil membawa payung berwarna hitam miliknya. Setelah dibukakan pagar oleh ibunya, Putra pun langsung masuk ke dalam rumah untuk mengeringkan badannya yang basah kuyup terkena air hujan.

Malam hari pun tiba, Putra yang kala itu sedang menghafal materi ujian untuk besok pun tidak bisa berkonsentrasi. "Anjaiiiii gua kenapa sih kepikiran si Rai mulu, jangan-jangan Rai kenapa-napa lagi, ahhh tapi engga deh, Rai pasti baik-baik aja. Atau mungkin lagi kangen sama gua kali ya wkwk." Gumam Putra dengan percaya dirinya.
"Putraaaaa cepet turun dari kamar! Makan malem dulu Traaa!" Teriak bunda Putra yang membuat Putra terkejut. "Yaelah si bunda, bentar ngapa, ngegas mulu dah daritadi, lama-lama kena azab kan serem tuh." Kata Putra dalam hati.
"Yeuuuuu ini anak lama amat dah, Putraaaaa Nabilll Azzkiyaaaaa cepetan turun dari kamar! Disuruh makan aja susah banget ya! Apalagi disuruh kerja!" Bentak bunda Putra yang mulai geram. "I iy iya bundaaa maaf maaf, tadi Putra engga denger hehe." Ucap Putra sambil segera turun dari kamarnya untuk makan malam.

Seperti biasanya, bunda selalu memasak makanan kesukaan Putra, yaitu telur semur ekstra pedas. Yap, sedari umur kelas satu SD Putra memang sudah menyukai pedas, apalagi jika makannya ditemani oleh Rai, makan satu ember cabai pun Putra kuat. "Wihhh bun, kok telur semur nya kerasa pedes banget ya, kayak fake friend kalo lagi ngomongin wkwk." Ucap Putra sambil terus menikmati makannya. "Fake friend fake friend apaan, ini emang bunda aja sengaja nambahin cabenya. Kan waktu itu kamu yang bilang pengen lebih pedes, yaudah bunda bikin yang lebih pedes dari waktu itu." Jawab bundanya Putra.
"Ohh gitu, kirain ditambahin omongan fake friend dari belakang wkwk." Ucap Putra yang tak dihiraukan oleh bundanya.

Setelah selesai makan, Putra pun langsung kembali lagi ke dalam kamarnya untuk menghafal materi ulangan besok pagi. "Hadeuhh sesat banget dah, mana jam pertama lagi, terus gaada Rai, ahhh males bet anjirrr!" Kata Putra dengan kesal. Walau begitu, Putra tetap mencoba untuk menghafal materi ulangan, yaaa walaupun sepertinya tetap tidak bisa fokus karena terus saja memikirkan Raida yang sedang sakit. "Omong-omong Rai sekarang lagi ngapain ya, atau gua chat aja ya? Ahh tapi kan gua bukan siapa-siapanya, lagian kan udah ada si Ryan yang lebih Rai prioritasin. Yaudahlah meningan gua lanjutin aja ngafalin materi buat besok." Akhirnya Putra pun memutuskan untuk melanjutkan belajar sampai akhirnya tertidur dengan sendirinya diatas meja belajar.

"Kringggg kriiiingggg kriiingggg." Alarm milik Putra pun berbunyi, menunjukkan jam pukul 05.15. Karena bunyi alarm yang bising, Putra pun terbangun dan segera mematikan alarm nya. "Gilaaaaa gua kesiangan shalat subuh!!! Udah jam segini kok gua baru bangun sih! Ahh efek ngafalin PKN yang gurunya sesat inimah!!! Kudu cepet-cepet ambil air wudhu inimah!" Ucap Putra sambil bergegas ke kamar mandi untuk segera mengambil wudhu.

Setelah beres melaksanakan shalat subuh yang ketelatan, Putra pun segera kembali lagi ke kamar mandi untuk mandi. "Cintakuuuu tak pernah memandang siapa Raiiii, tak pernah memikirkan Rai lebih, tapi Rai emang udah lebihhhhh, selaluuu:v" Ucap Putra yang sedang mandi sambil bernyanyi lagu tentang Rai. "Putraaaa!!! Berisikkkkk! Di dalem kamar mandi jangan sambil nyanyi-nyanyi! Lagian Raida juga kan suka nya ke Andryan bukan ke kamu." Jlebbb, kata-kata bunda yang saat itu langsung membuat Putra tersadar. "Haha bener juga ya, gua kan bukan siapa-siapanya, tapi kok masih aja nunggu dia dengan sesabar ini." Ucap Putra sambil bergegas keluar dari kamar mandi. Setelah itu, Putra tak berkata apa-apa lagi pada orang tuanya. Putra hanya berpamitan dan bergegas untuk berangkat sekolah dan diantar oleh supir pribadinya.

Di dalam mobil Putra terus saja berkata di dalam hati "Kenapa sih Rai bego banget, masih aja mempertahankan Andryan yang kayak gitu. Setiap hari bikin Rai nangis, suka bikin onar, cakep juga cakepan gua. Lagian hanya lelaki bodoh seperti Andryan yang akan menyakiti hati wanita."

"Ehhh, dek Putra, ini kita sudah sampai di sekolah dek, daritadi kok sepertinya adek melamunkan sesuatu ya, ada masalah apa memangnya?" Ujar pak Syarif supir pribadi Putra yang memang bisa dibilang teman curhatnya Putra juga. "Ehhh maaf pak, Putra gatau hehe. Ahh enggga kok gaada masalah apa-apa, Putra cuman lagi ngafalin materi buat ulangan hehe. Kalo gitu Putra ke kelas ya pak, assalamualaikum." Ujar Putra pada pak Syarif yang kelihatannya sedang menyembunyikan sesuata kepada pak Syarif. "Waalaikumsalam dek." Jawab pak Syarif singkat dan langsung meninggalkan lapangan parkir sekolah Putra.

Putra yang saat itu baru datang langsung disambut oleh Andryan dan geng anak-anak nakal nya. "Ehhh si sok pahlawan baru dateng nih. Gimana? Cari perhatian ke ibu nya Raida berhasil? Haha cari muka banget sih lo!" Ucap Andryan sambil mendorong Putra ke arah meja.

PROmiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang