CHAPTER 1 - DEBATE

273 36 34
                                    

Suara langkah kaki terdengar menggema di lorong kantor polisi dimana tempat Mark dan Jaebum bekerja saat ini. Beberapa dari anggota team dari divisi yang menangani kenakalan remaja terlihat membawa beberapa pelajar SMA dengan raut kesal di wajah mereka.

Si pria tampan berkebangsaan LA yang kebetulan baru saja selesai membuat kopi menengokkan kepalanya dibalik tembok. Kemudian menghela nafasnya setelah mengetahui siapa saja yang datang membuat kebisingan di kantor polisi di jam yang terbilang masih pagi.

Tepat pukul setengah Sembilan pagi, Mark mendudukkan dirinya di kursi kebangaannya dengan kaki kanan dilipat dan menumpang di atas kaki kirinya. Lalu menyeruput kopi yang tadi dibuatnya sebelum mengeluarkan suaranya.

Sementara di sebrang meja nya terdapat dua anak remaja yang sudah sering dilihatnya tengah menatapnya lelah. Pasalnya polisi tampan, yang memang benar tampan itu sengaja mengulur waktu agar membuat keduanya berlama-lama berada di ruangan tersebut. Di posisi lain ada teman seperjuangannya sepuluh tahun lalu tengah menuliskan sesuatu pada buku catatan kecil yang beberapa saat lalu diambil dari atas mejanya.

"Kali ini apa lagi yang sudah kau perbuat, bocah?" Tanya si Pria Tampan setelah selesai dengan acara meminum kopinya. Kedua tangannya terlihat saling terpaut diatas meja dan menjadi tumpuan dagunya dengan tatapan serius.

Si anak yang terlihat lebih tua mengalihkan pandangannya. Bibirnya terlihat mencibir apa yang tadi diucapkan oleh Mark. Sementara anak satunya yang terlihat lebih muda menghela nafasnya dan membalas tatapan yang diberikan oleh sang Pak Polisi yang baru saja mulai mengintrogasi keduanya.

"Kami bukan bocah. Dan asal kau tahu aku baru saja lulus SMA!" sahut si anak yang lebih muda sambil melipat kedua tangannya di depan dada tanda protes.

"Halah, Lulus karna hasil mencontek saja kau bangga!" sahut anak yang lebih tua dengan wajah mengejeknya.

"Daripada kau lulus karena hasil bocoran soal ujian!" balasnya tak mau kalah.

"Bukankah itu sama saja? kalian para bocah kenapa bodoh sekali?" Yugyeom, yang membawa keduanya memutar bola matanya malas. "Mereka berkelahi di stasiun sampai hampir membuat seorang pengunjung terkena pukulan stick baseball yang digunakan untuk berkelahi. Selain itu keduanya juga merusak fasilitas umum." Lanjutnya memberi laporan pada Mark.

Mark kembali mengarahkan pandangannya pada dua bocah kurang kerjaan di hadapannya. " Siapa namamu?" tanyanya pada anak berwajah blasteran.

"Bangchan," jawabnya singkat.

"Hubungi orang tuamu dan suruh mereka kemari!" perintah Mark. Lalu mengalihkan pandangannya pada bocah disebelahnya. "Dan Kau Hyunjin, kau mau aku menghubungi nickhun-ssi atau Bambam?"

"Tidak bisakah kau memberiku pilihan lain selain mereka?" Tanya Hyunjin, si anak yang beberapa kali membuat kasus dan bertemu dengan Mark di ruangan dan meja yang sama.

"Sayangnya keduanya adalah pilihan terbaik. Atau kau mau aku yang memutuskan sendiri?" Tanya Mark lagi.

"Cih, paling-paling keputusanmu tidak berfaedah sama sekali. Otak paman yang sudah banyak membunuh manusia tak bersalah tidak sebanding dengan yang kami lalukan,"

"Ku tanya. Memang apa yang kalian lakukan berfaedah? Apa menguntungkan untuk orang lain?" Mark memberikan tatapan menusuk dengan aura yang tiba-tiba berubah. Ia memang manusia berdosa. Pernah membunuh nyawa tak bersalah. Tapi disini ia sedang berusaha memperbaiki dirinya.

"Tidak ada yang baik dan menguntungkan dari yang sudah kami perbuat. Tapi aku tidak akan membuat perkelahian dengannya jika ia tidak menyinggung tentang status keluargaku," Bangchan mengeluarkan suaranya dan berhasil membuat Mark dan Yugyeom yang masih berada diruangan tersebut menolehkan wajah kearahnya.

RETALIATION 2 [MARKJIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang